Panca Usaha Tani

Panca Usaha Tani

Intensifikasi pertanian ialah salah satu usaha buat meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan huma perhatian nan sudah ada. Intensifikasi pertanian memang sangat dianjurkan buat diterapkan agar produk atau hasil pertanian dapat lebih banyak dengan kualitas nan lebih baik pula.

Hasil nan baik pastilah sangat diinginkan oleh semua petani. Apalagi dengan kuantitas nan banyak. Namun terkadang tetap saja masih ada kendala.

Petani di Indonesia termasuk petani nan mengungkan. Betapa tidak, sebelum masa panen para petani harus berkeluh-keringat buat menggarap huma pertanian supaya baik hasilnya. Namun ketika masa panen tiba, semua harga hasil tani merosot tajam. Ibarat sebuah pepatah, sudah jatuh ditimpa tangga pula. Itulah nasib petani nan ada di negeri ini.

Mengoptimalkan huma pertanian nan sudah ada, dapat dilakukan dengan beberapa cara. Apakah Anda pernah mendengar istilah panca usaha tani? Ini ialah cara nan dipakai dalam intensifikasi pertanian.



Panca Usaha Tani

Panca usaha tani ialah salah satu upaya atau program nan bertujuan buat meningkatkan hasil pertanian. Dalam panca tani ada lima usaha nan harus dilakukan oleh petani buat menggarap huma pertaniannya agar mendapatkan hasil panen nan maksimal.

Dinamakan dengan sebutan panca usaha tani sebab kata panca berarti lima. Jadi dalam usaha tani tersebut ada lima proses nan harus dilalui agar hasil jadi maksimal.

Apa saja panca atau lima usaha tani nan menjadi dasar dalam intensifikasi pertanian? Berikut ini klarifikasi dari panca usaha tani tersebut.



1. Pemilihan dan Penggunaan Bibit Unggul

Sebelum mulai memanfaatkan huma pertanian, Anda harus pintar-pintar memilih bibit unggul, sebab bibit nan unggul tentu akan menghasilkan produk pertanian nan berkualitas.

Jenis bibit unggul nan baik ialah bibit nan nan hampir tak memiliki kekurangan. Mulai dari ukuran dan kuantitas produk nan akan dihasilkan nanti, sampai pada ketahanan bibit tersebut terhadap agresi hama. Contoh bibit unggul ialah IR 64, PB 5, atau Rajalele (untuk bibit padi).

Pemilihan bibit unggul bukanlah perkara mudah. Ada beberapa faktor nan menyebabkan tak tersedianya atau tak dipilihnya bibit unggul olhe petani. Faktor tersebut ialah mahalnya harga bibit unggul dibandingkan bibit nan biasa. Faktor harga juga mempengaruhi kemampuan petani dalam menghasilkan varietas unggulan.

Seperti nan diketahui bahwa mayoritas petani di negeri ini ialah orang nan hayati di bawah garis kemiskinan. Faktor uang selalu menjadi tolak ukur pertama bagi mereka. Kebanyakan petani di jawa terutama tak banyak memiliki uang. Namun buat bahan pangan, para petani dapat dibilang sangat melimpah ruah. Oleh sebab itu, uang sangatlah berarti bagi para petani tersebut.



2. Pengolahan Huma atau Tanah Pertanian Secara Tepat

Setelah sukses mendapatkan bibit unggul nan baik, hal nan harus dilakukan kemudian ialah mengolah tanah agar siap pakai. Selain itu, pengolahan tanah nan baik juga akan menghasilkan panen nan melimpah. Oleh sebab itu, pengolahan tanah atau huma pertanian juga amat krusial dilakukan bagi petani nan ada di negeri ini.

Seperti nan telah diajarkan di sekolah dasar bahwa negeri kita ialah negeri agraria. Maksud dari negeri agraria ialah negera nan mayoritas pendudukanya ialah bercocok tanam. Jadi sudah sangat wajar atau hal biasa buat melakukan pengelolahan huma nan juga menjadi bagian dari pertanian.

Dalam pengelolahan huma pertanian biasanya dilakukan dengan dua macam cara, yaitu secara tradisional dan modern. Cara tradisional merupakan cara nan biasa dilakukan oleh petani pada jaman dulu. Cara ini biasanya dilakukan secara manual tanpa menggunakan mesin.

Cara tradisional nan biasa dilakukan dalam pengelolahan tanah ialah dengan cara mencangkul, membajak dengan kerbau atau sapi, dan lain-lain. Pertanian di jawa masih banyak menggunakan pola pengelolahan tanah dengan cangkul dan bajak.

Pengelolahan tanah dengan menggunakan cangkul memiliki beberapa kelemahan. Kelemahannya ialah lamanya pengerjaan nan dilakukan dalam pengelolahan tanah atau huma pertanian. Seperti nan diketahui bahwa mencangkul dilakukan oleh perseorangan tanpa menggunakan mesin hanya beralatkan cangkul dalam mengelolah tanah. Karena menggunakan tenaga manusia nan digunakan buat mengelolah huma maka hasilnya juga tak seberapa besar. Akhirnya waktu nan dibutuhkan pun menjadi semakin lama.

Pengelolahan huma nan kedua ialah dengan menggunakan bajak nan ditarik oleh kerbau atau sapi. Pengelolahan tanah dengan menggunakan sistem ini lebih cepat dibandingkan dengan cangkul nan dilakukan oleh perseorangan. Namun tak semua petani memiliki sapi nan digunakan buat membajak sawah.

Namun hasil pengelolahan tanah nan dilakukan oleh bajak sapi atau kerbau tak sebagus nan dilakukan dengan cangkul. Hal ini disebabkan sebab kurang sempurnanya pembalikan tanah nan dilakukan oleh bajak sapi. Tentunya ini berbeda dengan nan dilakukan oleh cangkul dengan tangan.

Pengelohan huma pertanian nan selanjutnya ialah dengan cara modern. Perkembangan jaman menuntut seseorang buat menggunakan teknologi dalam membantu meringankan tugasnya. Tidak luput juga dalam perhatian global modern ialah dalam sektor pertanian.

Sektor pertanian merupakan sektor terpenting bagi kelangsungan hajat hayati orang banyak. Sepeerti nan telah diketahui bahwa penambahan jumlah penduduk, kian tahun kian bertambah. Pertambahan nan terjadi juga tak dapat dikatakan lambat malah sebaliknya sangat cepat.

Dengan bertambahnya penduduk berarti bertambah pula kebutuhan pangan. Padahal kebutuhan pangan tak sebanding dengan jumlah peledakan penduduk. Jumlah pemenuhan pangan tak secepat jumlah penambahan penduduk.

Apalagi dengan bertambahnya penduduk berarti bertambah pula huma permukiman. Dengan bertambahnya huma pemukiman maka huma nan akan digunakan sebagai huma pertanian pun mau tak mau ikut tergeser. Oleh sebab itu, dibutuhkan cara nan tepat dan tepat dari adanya perkembangan teknologi global modern dalam mengatasi masalah pangan.

Salah satunya ialah lewat pengelolahan huma pertanian dengan menggunakan alat modern. Alat modern nan digunakan ialah traktor. Traktor merupakan mesin nan digunakan buat membajak sawah.

Namun traktor juga memiliki kelemahan dalam pengelolahan tanah. Pengelolahan traktor tidaklah sebagus pengelolahan nan dilakukan dengan cangkul sebab hasil tanah nan dikelolahh tak mampu dibalik dengan paripurna oleh traktor. Selain itu juga, dengan menggunakan traktor juga menambah limbah di huma pertanian. Hal ini disebabkan oleh bahan bakar nan digunakan oleh traktor ialah bahan bakar nan tak ramah lingkungan.

Walaupun demikian, penggunaan traktor tetap lebih unggul dalam hal kecepatan dalam menyelesaikan pengelolahan huma pertanian. Dengan lebih cepat mengelolah berarti lebih cepat pula masa panen.

Pengolahan ini bertujuan agar tanah tak padat dan dapat menyerap air lebih baik. Tanah nan sudah diolah, tentu akan lebih mudah buat ditanami. Tanaman pun akan lebih mudah tumbuh dan mengambil zat-zat hara dalam tanah apabila sudah tak padat.



3. Pengaturan Irigasi atau Saluran Air

Hal lain nan juga krusial dalam intensifikasi pertanian ialah pengaturan pasokan air ke huma pertanian. Bagaimanapun tanaman ialah makhluk hayati nan sangat tergantung akan air. Pasokan air nan cukup tentu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan tentu saja produk nan akan dihasilkan nanti.



4. Pemberian Pupuk Sinkron Aturan

Jika manusia butuh vitamin buat menunjang kesehatan tubuh, maka tanaman akan membutuhkan pupuk sebagai penunjang pertumbuhan. Pupuk sangat diperlukan walau sebenarnya dalam tanah sendiri sudah terkandung banyak zat nan dibutuhkan oleh tanaman.

Pilihlah pupuk dengan tepat, apakah harus memakai pupuk alami (misal: kompos) atau pupuk protesis (misal: NPK). Tak hanya jenis pupuk, tapi cara, takaran dan waktu pemberian pupuk pun harus Anda perhatikan agar intensifikasi pertanian dapat berhasil menghasilkan produk nan berkualitas.



5. Pemberantasan Hama dengan Baik

Pemeliharaan selanjutnya ialah memberantas hama pengganggu tanaman nan dapat menurunkan kualitas maupun kuantitas produk pertanian. Tak hanya hama nan identik dengan binatang pengganggu dan mikroorganisme penyebab tanaman sakit, Anda juga harus menghilangkan tanaman pengganggu nan disebut gulma.

Cara pemberantasan hama ini juga bermacam-macam. Misalkan dengan melepas predator hama (contoh: ular sebagai predator akan memangsa hama tikus). Jika diperlukan, Anda dapat menggunakan bahan kimia seperti pestisida.

Itulah poin-poin krusial panca usaha tani nan menjadi tonggak intensifikasi pertanian. Dengan menerapkan kelima perlakuan di atas, tentu akan menghasilkan produk pertanian nan memiliki kualitas dan kuantitas nan sinkron dengan asa Anda.