3. Jenis-jenis Penyakit Tanaman Bawang - Embun Bulu atau Tepung Palsu

3. Jenis-jenis Penyakit Tanaman Bawang - Embun Bulu atau Tepung Palsu

Seperti nan kita ketahui bersama, salah satu kendala nan sering ditemui oleh para petani ialah penyakit pada tanaman. Tidak terkecuali pada pertanian bawang merah, ada banyak jenis-jenis penyakit nan seringkali menyerang usaha pertanian ini. Berikut ialah jenis-jenis penyakit nan seringkali menyerang tanaman bawang merah nan krusial buat diketahui.



1. Jenis-jenis Penyakit Tanaman Bawang - Antraknose atau Otomatis

Penyakit antraknoses ialah salah satu jenis-jenis penyakit pada bawang merah nan disebabkan oleh cendawan Coletrotrichum gloespoiroides Penz . Dalam pertanian bawang merah, kerusakan tanaman nan disebabkan oleh penyakit ini terbilang sangat besar, yakni mencapai 50-100%. Gejala agresi nan bisa diamati ialah tanaman nan terinfeksi akan wafat dengan cepat dan serentak.

Serangan awal penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak putih pada daun, kemudian akan terbentuk lekukan ke dalam (invaginasi) berlubang dan patah sebab terkulai tepat pada bercak tersebut. Jika infeksi berlanjut, maka terbentuk koloni konidia nan berwarna merah muda, lalu berubah menjadi coklat muda, coklat tua, hingga akhirnya berubah menjadi kehitam-hitaman.

Dalam kondisi kelembapan nan tinggi di musim penghujan, konidia berkembang cepat membentuk miselia nan tumbuh menjalar dari helaian daun masuk menembus sampai ke umbi dan seterusnya menyebar ke prmukaan tanah, berwarna putih, dan menginfeksi inang nan berada di sekitarnya. Umbi membusuk, daun mongering, dan sebaran agresi nan sporadis, pada hamparan terlihat botak-botak di beberapa tempat.

Pengendalian penyakit antraknose bisa dilakukan sengan cara rotasi tanaman, waktu tanam pada musim kemarau, sanitasi, dan pemugaran drainase. Selain itu, pengendalian bisa juga dilakukan dengan menggunakan bibit umbi nan bebas penyakit, kulivar nan tahan terhadap penyakit ini (sumenep), perlakuan umbi bibit dengan fungisida, dan pelaksanaan fungisida, seperti antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP, dan daconil 75 WP.



2. Jenis-jenis Penyakit Tanaman Bawang - Trotol atau Bercak Daun

Penyebab penyakit trotol ialah cendawan Alternaria porri ( Ell ) Cif . Gejala agresi nan bisa diamati ialah pada bagian nan berwarna ungu atau lebih gelap bisa ditemukan konidiofor nan mampu berkecambah membentuk konidiospora. Proses sporulasi sangat dibantu oleh kondisi cuaca nan lembap, mendung, hujan rintik-rintik, dan kelembapan udara (rH) 90%.

Gejala infeksi awal menimbulkan bercak berukuran kecil, melekuk ke dalam, dan berwarna putih dengan pusat nan berwarna ungu (kelabu). Apabila cuaca lembap, agresi akan berlanjut dengan cepat, bercak berkembang sehingga menyerupai cincin dengan bagian tengah nan berwarna ungu dan tepi nan kemerahan. Bagian tepi ini dikelilingi oleh rona kuning nan bisa meluas, baik ke bagian atas maupun ke bagian bawah bercak.

Gejala lainnya ialah ujung daun mengering, bahkan daun menjadi patah. Permukaan bercak akhirnya berwarna coklat kehitaman. Agresi pada daun ini bisa berlanjut pada bagian umbi sehingga umbi akan membusuk dan berwarna kuning, lalu berubah menjadi merah kecoklatan.

Pada umbi nan busuk, awalnya akan menjadi berair nan dimulai dari bagian leher, kemudian jaringan umbi nan terinfeksi akan mengering dan berwarna lebih gelap. Umbi bibit bisa menjadi sumber infeksi pada generasi berikutnya.

Pengendalian penyakit trotol bisa dilakukan dengan cara rotasi atau pergiliran tanaman nan bukan berasal dari family bawang-bawangan, waktu tanam pada musim kemarau, sanitasi kebun, pemugaran drainase tanah, dan penggunaan bibit nan sehat.

Selain itu, penanggulangan bisa dilakukan dengan cara melakukan penyiraman dengan air higienis setelah turun hujan pada siang hari dan pelaksanaan fungisida nan dianjurkan, seperti antracol 75 WP, Dithane M-45 80 WP, daconil 75 WP, dan delsene MX-200 80 WP.



3. Jenis-jenis Penyakit Tanaman Bawang - Embun Bulu atau Tepung Palsu

Penyebab penyakit ini ialah cendawan Poronospora destructor ( Berk ) Casp . Keadaan lingkungan nan lembap, berkabut, dan curah hujan nan tinggi bisa menyebabkan cendawan membentuk massa spora nan banyak sehingga taerlihat sebagian bulu-bulu halus berwarna ungu menutupi daun bagian luar dan juga bagian umbi.

Gejala agresi penyakit ini bersifat lokal dan sistemik. Gejala infeksi akan terlihat lebih jelas ketika daun basah terkena embun. Gejala terjadi pada awal pertumbuhan tanaman. Sekalipun tanaman mampu bertahan hidup, maka pertumbuhannya akan terhambat. Daun akan berwarna hijau pucat dan muncul bercak infeksi pada daun nan bisa menyebar ke bagian bawah mencapai umbi lapis serta menjalar ke seluruh lapisan nan mengakibatkan warnanya menjadi coklat.

Serangan berat bisa mengakibatkan umbi membusuk tetapi lapisan luarnya mengering dan mengkerut. Daun-daun pun akan menjadi layu dan mengering. Selain itu, biasanya pada daun akan terlihat anyaman misela nan berwarna hitam. Gejala lokal dampak infeksi sekunder mengakibatkan bercak daun berwarna pucat dan berbentuk lonjong. Bercak ini bisa menimbulkan gejala sistemik pada tanamam lainnya.

Pengendalian penyakit embun bulu bisa dilakukan dengan cara rotasi atau pergiliran tanaman sekitar 2-3 tahun, waktu tanam pada musim kemarau, sanitasi kebun, dan pemugaran drainase kebun. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan cara menggunakan umbi bibit nan sehat dan melakukan pelaksanaan fungisida, seperti delsene MX-200 80 WP dan daconil 75 WP.



4. Jenis-jenis Penyakit Tanaman Bawang - Moler atau Layu

Penyakit moler atau layu merupakan penyakit pada tanaman bawang merah nan disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporum Hanz . Penyakit ini umumnya menyerang bagian dasar umbi lapis sehingga pertumbuhan akar dan umbi menjadi terganggu. Gejala agresi nan bisa diamati secara visual ialah daun nan mengering dan cenderung terpelintir.

Selain itu, tanaman bawang menjadi sangat mudah tercabut sebab pertumbuhan akar terganggu, bahkan membusuk. Pada dasar umbi terlihat cendawan berwarna putih, sedangkan pada umbi lapis nan dipotong membujur terlihat adanya pembusukan nan berawal dari dasar umbi dan meluas ke atas maupun ke samping. Tanaman akan wafat mulai dari ujung daun dan cepat menjalar ke bagian bawah.

Pengendalian penyakit moler atau layu ini bisa dilakukan dengan cara menghindari bawang nan sudah terjangkit, pemugaran drainase tanah, penggunaan umbi sehat buat bibit, dan menghindari terjadinya luka pada saat pemeliharaan tanaman.



5. Jenis-jenis Penyakit Tanaman Bawang - Ngelumpruk atau Leumpeuh

Penyebab penyakit ini ialah cendawan Stemphlium vesicarium (Wallr Simmons) . Gejala nan bisa diamati dari agresi penyakit ini ialah munculnya bercak-bercak putih kekuningan pada seluruh bagian tanaman.

Penyebaran penyakit berlangsung dengan sangat cepat sinkron dengan arah bertiupnya angin di sekitar pertanian atau perkebunan. Cendawan ini mampu mematikan tanaman dengan cepat dan serentak. Tanaman nan wafat sebab cendawan ini akan terlihat terkulai seperti tersiram air panas.

Pengendalian penyakit ngelumpruk pada dasarnya sama dengan pengendalian Altenaria porri , yaitu dengan cara melakukan rotasi tanaman nan bukan berasal dari family bawang-bawangan. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan melakukan waktu tanam pada musim kemarau, sanitasi kebun, pemugaran sistem drainase tanah, penggunaan bibit nan sehat, dan bisa juga dilakukan pelaksanaan fungisida, seperti antracol 75 WP, Dithane M-45 80 WP, daconil 75 WP, dan delsene MX-200 80 WP.

Nah, itulah jenis-jenis penyakit krusial nan sering menyerang tanaman bawang merah. Jika jenis-jenis penyakit itu tak ditanggulangi dengan segera, maka bersiaplah buat mendapatkan kerugian. Untuk itu, dengan adanya artikel tentang macam-macam penyakit dan cara penanggulangannya ini, diharapkan petani dapat sedari awal mendeteksi adanya ancaman penyakit sehingga dapat dilakukan penanggulangan dengan segera dan pada akhirnya terbebas dari intaian kerugian.

Semoga bermanfat.