Tempat dan Syarat Tumbuh Salak Pondoh

Tempat dan Syarat Tumbuh Salak Pondoh

Sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya nan berada di daerah Jawa, tentu sudah tak asing dengan nan namanya salak pondoh. Salak pondoh merupakan varietas salak nan dinilai paling manis di antara nan lainnya. Salak ini banyak dibudidayakan di daerah Jawa, meski penyebarannya sudah mencapai seluruh Nusantara hingga negara tetangga.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan mengajak pembaca buat mengenal lebih jauh salak ini. Ya, penulis akan mengungkapkan beberapa informasi seputar salak ini nan meliputi deskripsi, nama-nama lokal, dan mengenalkan loka serta syarat tumbuh salak ini. Anda semua penasaran, bukan? Mari kita mulai pembahasannya.



Deskripsi Salak Pondoh

Salak pondoh memiliki nama latin salacca zalacca “pondoh”. Salak ini memiliki banyak deskripsi. Berikut ialah pelukisan mengenai salak ini.
Salak ini merupakan salah satu tumbuhan nan berasal dari keluarga palem. Salak ini memiliki termasuk tumbuhan nan berumah dua, memiliki banyak duri, tunas, dan tumbuh fertile di daerah tropika basah pada tanah berpasir nan berada di ketinggian 400 m dpl.

Batang pokoknya berbentuk stolon nan berbaring di tanah. Bagian nan berdaun tumbuh tegak silindris dengan diameter antara 10-15 cm.
Salak ini memiliki tunas batang dan tunas lateral nan menempel pada sisi batang.

Runutan daun tertancap hampir horizontal dan ruas batangnya sangat pendek. Salak ini berakar serabut. Akar-akar baru akan tumbuh dari batang, tepat di bawah tajuk daun dan menjulur ke bawah hingga masuk ke dalam tanah.

Salak ini memiliki daun majemuk, menyirip genap, dan beranak daun gasal. Pada bagian daun, 2-3 helai anak daun menyatu. Duduk daun tersebar berjejal di ujung batang. Tangkai daun berbentuk silindris dengan panjang antara 100-220 cm. Pada tepi bawah daun memiliki duri tempel nan banyak, runcing, pipih, dengan panjang antara 4-5 cm.

Salak ini memiliki perbungaan berbentuk tongkol beragam nan muncul pada ketiak daun. Penyerbukan pada salak ini terjadi secara entomofili dan antropofili. Perbungaan jantan memiliki ukuran panjang antara 25-50 cm, bertangkai, dan memiliki seludang berwarna coklat kemerahan. Sementara perbungaan betina memiliki ukuran panjang antara 20-30 cm, bertangkai panjang, dan bentuk seludang lebih besar dibanding salak jantan.

Salak ini memiliki buah sejati tunggal bertipe buah batu, berbentuk bulat huingga oval terbalik dengan diameter 4-6 cm. Tiap dompol salak biasanya terdiri atas 10-40 butir salak. Biji salak ini umumnya berjumlah tiga butir per buah. Tiap biji salak memiliki selubung biji ( arillus ) paripurna nan disebut daging buah.

Nah, itulah pelukisan tentang salak pondoh. Dengan pelukisan itu, tentunya pembaca dapat lebih mengenal salak ini. Pembahasan selanjutnya akan beralih pada nama-nama lokal nan dimiliki salak ini.

Salak pondoh nan tumbuh di beberapa daerah di Jawa biasanya memiliki ukuran, bentuk, dan rona nan berbeda. Dengan begitu, salak ini memiliki penamaan berbeda di tiap daerah. Berikut ialah nama-nama lokalnya.



Nama-nama Lokal Salak Pondoh

Nama pondoh awalnya diberikan kepada salak hitam nan tumbuh di Dusun Soka, Desa Merdikorejo, KecamatanTempel, Kabupaten Sleman. Selain itu, nama ini juga digunakan buat menyebut salak hitam nan tumbuh di Dusun Candi, Desa Bangunrejo, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Penamaan pondoh ini sudah dikenal sejak 1920-an.

Berdasarkan bentuk, ukuran, rona kulit, dan loka budidayanya, hingga saat ini dikenal beberapa nama lokal salak ini, yakni sebagai berikut.



1. Salak Pondoh Hitam

Salak ini berbentu bulat hingga oval terbalik dengan diameter 4-5 cm. Salak ini memiliki ukuran nan paling kecil dibanding salak lainnya. Dalam 1 kg salak dapat terdiri atas 25-30 butir. Kulit salak ini berwarna hitam, sedang buahnya berwarna putih kapur, renyah, dan sangat manis, baik ketika masih muda, maupun ketika sudah masak.



2. Salak Pondoh Cokelat Kemerahan

Bentuk salak ini lonjong dengan ukuran panjang antara 5-6 cm dan berdiameter 4-4,5 cm. Dalam 1 kg, biasanya terdiri atas 20-25 butir. Kulit salak ini berwarna hitam kecoklatan dengan rona daging buah krem. Jika masih muda, rasanya seperti nanas dan setelah masak rasanya seperti apel.



3. Salak Pondoh Hitam Kemerahan

Bentuk buahnya bulat dengan diameter antara 5-6 cm. Dalam 1 kg biasanya terdapat 10-15 butir. Rona kulitnya hitam kemerahan dan rona buahnya ialah krem. Saat muda, rasanya seperti nanas dan saat masak seperti apel.



4. Salak Nglumut

Dinamakan salak nglumut sebab salak ini tumbuh di Desa Nglumut, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Salak ini merupakan dikenal sebagai pondoh super. Bentuk salak ini bulat dengan diameter 5-6 cm. Panjangnya antara 6-7,5 cm, sehingga dalam 1 kg hanya terdapat 8-13 butir. Saat masih muda, rasanya asam manis dan ketika matang rasanya manis.



5. Salak Lawu

Salak lawu merupakan salak pondoh yang dibudidayakan di lereng Gunung Lawu. Salak ini berbentuk bulat dengan diameter antara 5-5,5 cm. Dalam 1 kg biasanya terdapat 15 sampai 20 butir. Salak ini memiliki kulit berwarna cokelat kehitaman dan daging buahnya berwarna putih. Aroma salak ini nan sangat harum dan rasanya manis tanpa mengandung rasa sepet.



6. Salak Lumajang

Salak ini merupakan salak nan dibudidayakan di lereng Gunung Semeru. Bibitnya sendiri berasal dari Desa Nglumut, Lumajang. Bentuk buahnya bulat dan sedikit lebih kecil dari salak Nglumut. Dalam 1 kg, biasanya terdapat 12-15 butir. Salak ini memiliki rona kulit cokelat kekuningan dengan buah daging berwarna kekuningan. Saat masih muda rasanya asam, tetapi menjadi manis setelah masak. Kandungan air salak ini lebih banyak dibanding salak pondoh lainnya.



7. Salak Tasik Super

Salak ini merupakan salak nan dikembangkan di daerah Cibungur, Tasikmalaya. Bibitnya berasal dari Selema tetapi telah diserbuk dengan salak hutan Tasikmalaya. Buahnya bulat lonjong dengan ukuran persia dengan salak pondoh hitam kemerahan, hanya rasanya lebih manis. Dalam 1 kg terdapat 20-25 butir. Kulitnya hitam kekuningan dan daging buahnya berwarna putih kekuningan.

Perbedaan warna, ukuran, dan bentuk nan terdapat pada masing-masing salak di atas lebih banyak terjadi sebab modifikasi, terutama sebab pengaruh edafik dan klimatik, bukan sebab penyilangan sebagaimana nan banyak disebutkan petani. Setelah mengetahui nama-nama lokal, saatnya Anda mengetahui loka dan syarat tumbuh salak ini.



Tempat dan Syarat Tumbuh Salak Pondoh

Salak ini bisa tumbuh fertile dan berproduksi secara maksimal di daerah dataran rendah hingga ketinggian 400 m dpl dengan iklim tropika basah nan memiliki curah hujan antara 2000-2800 mm per tahun. Salak ini memerlukan garis permukaan air nan dangkal dan pengairan sepanjang tahun, tetapi tak sampai menggenang.

Salak pondoh umumnya ditanam di bawah naungan, baik itu tanaman pelindung maupun tumpang sari. Ini dilakukan guna mengurangi transpirasi dan evaporasi sehingga tanah tak cepat mengalami kekeringan. Untuk pertumbuhan salak nan maksimal, biasanya salak ini ditanam di tipe tanah regosol dan podzolik. Pengetahuan mengenai ciri-ciri morfologi tanah, terutama teksturnya sangat krusial dalam budidaya pondoh.

Nah, itulah beberapa informasi nan dapat penilis sampaikan buat lebih mengenalkan pondoh kepada pembaca. Kurang lebihnya, pembaca dapat menambah refernsi melalui buku-buku nan secara spesifik mengulas tentang salak pondoh. Semoga informasi nan baru saja disampaikan dapat bermanfaat buat pembaca.