Pengolahan Tanah Pertanian - Pengertian Pengolahan Tanah

Pengolahan Tanah Pertanian - Pengertian Pengolahan Tanah

Mempelajari ilmu pengolahan tanah pertanian sangatlah krusial bagi negara agraris seperti Indonesia. Mengolah tanah ialah teknik pertanian dasar nan harus dipahami agar kegiatan bercocok tanam berjalan lancar. Berikut ini ialah dasar pengolahan tanah dalam teknik pertanian.



Pengolahan Tanah Pertanian - Pengertian Pengolahan Tanah

Mengolah tanah bermakna mengelola tanah agar struktur tanah berubah menjadi gembur. Pengolahan tanah berarti membalik lapisan tanah bawah ke permukaan tanah agar ada pertukaran genre udara, peresapan air dan memudahkan masuknya sinar matahari. Dari proses ini tanah akan berubah menjadi gembur. Tanah nan gembur akan memudahkan akar tanaman masuk ke dalam tanah dan menyerap unsur hara.

Apakah pengolahan tanah sangat penting? Tentu saja jawabnya ialah ya. Pengolahan tanah nantinya akan memengaruhi hasil budidaya pertanian selanjutnya. Dari sini banyak sekali usaha dan penemuan nan dilakukan dalam teknik pengolahan tanah.

Pengolahan tanah sendiri memiliki tiga bentuk.

  1. Tanpa Olah Tanah (TOT). Bentuk ini ialah nan paling sederhana sebab tanah tak perlu diolah. Bentuk ini diterapkan pada tanah nan sudah gembur dengan menerapkan Herbisida Polaris dengan takaran 3-4 ton/ha. Setelah itu tanah dibiarkan selama satu minggu dan bisa ditanami.
  1. Bentuk nan kedua bernama Olah Tanah Minimum (OTM). Bentuk ini dilakukan dengan mencangkul tanah pada barisan nan akan ditanami dengan lebar 40 cm.Tanah dicangkul sedalam 15-20 cm agar bisa menghancurkan bongkahan tanah nan besar. Biasanya bentuk ini diterapkan pada tanah bertekstur ringan nan tak memberikan disparitas hasil dibandingkan pengolahan tanah secara sempurna.
  1. Bentuk nan ketiga disebut Olah Tanah Paripurna (OTS). Pengolahan tanah dilakukan sebanyak tiga kali dengan menggunakan traktor sampai kedalaman mata bajak 30 cm. Tujuannya buat membalik tanah agar terjadi sirkulasi udara buat pertumbuhan akar tanaman. Setelah itu tiga hari kemudian dilakukan pencangkulan dan penggaruan agar tanah menjadi rata.

Mengolah tanah dulunya dilakukan dengan mengombinasikan tenaga manusia dan tenaga hewan . Kegiatan mencangkul dan membajak dengan kerbau ialah pengolahan tanah dengan cara tradisional. Seiring perkembangan waktu mengolah tanah dilakukan dengan donasi alat dan mesin pertanian demi hasil nan lebih maksimal. Mengolah tanah dilakukan secara mekanis buat jenis huma nan memungkinkan dan secara konvensional buat tipe luas teras nan sempit.

Mengolah tanah wajib dikuasai dalam budidaya pertanian. Mengolah tanah ialah faktor penentu keberhasilan agar tercipta tanah olah nan siap tanam. Tanah nan siap tanam pun tak sekadar tanah tapi jenis tanah nan baik secara fisis, kemis, dan biologis. Dari sini tentunya diharapkan tanaman pertanian akan tumbuh dengan baik.

Lalu apa saja tujuan pengolahan tanah itu? Tentunya tak sekadar menyiapkan huma buat ditanami, ada beberapa tujuan lain nan ingin diperoleh, di antaranya adalah:

  1. Menciptakan kondisi fisik, kemis, dan biologis agar lebih baik.
  1. Membunuh gulma dan tanaman nan tak diinginkan.
  1. Penempatan sisa-sisa tanaman pada loka nan sinkron buat mendapatkan dekomposisi nan baik
  1. Menurunkan laju erosi.
  1. Memudahkan pekerjaan lapangan sebab tekstur tanah lebih rata.
  1. Melakukan pencampuran pupuk dengan tanah
  1. Mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase


Tahapan Mengolah Tanah Pertanian

Pada umumnya pengolahan tanah terdiri atas tiga tahap. Tahapan tersebut terdiri atas land clearing (membersihkan areal), pembajakan serta penggaruan. Klarifikasi mengenai tahapan pengolahan tanah akan dijelaskan berikut ini.

1. Land Clearing (Membersihkan Areal)

Pembersihan areal ialah pembersihan galengan sawah dari semua hal nan mengganggu. Pembersihan dilakukan terhadap pepohonan, semak-semak, alang-alang atau tumbuhan lainnya. Agar lebih bermanfaat rerumputan nan sudah dibersihkan tadi bisa dimanfaatkan lebih lanjut. Rerumputan dan residu jerami bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak , kompos, atau bahan bakar.

Galengan sawah pada tanah pertanian memiliki fungsi nan penting. Galengan sawah berfungsi buat menahan air selama mengolah tanah agar tak mengalir keluar petakan. Fungsi lainnya berhubungan dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.

Setelah dibersihkan dari rerumputan dan tanaman, tanah diperbaiki dan dibuat lebih tinggi. Selain memperbaiki tanah, pembersihan juga bertujuan memperlancar arus air dan menekan jumlah biji gulma nan terbawa masuk ke petak sawah. Pembersihan tanah pertanian bisa dilakukan dengan tangan , cangkul, atau linggis.

2. Pembajakan

Pembajakan merupakan proses pengolahan tanah pada masa tanam. Pembajakan tanah berfungsi mengembalikan kesuburan tanah setelah masa panen. Membajak dilakukan dengan memecah lapisan tanah menjadi bongkahan-bongkahan sehingga tanah bisa digemburkan.

Membajak juga melakukan pembalikan tanah dengan cangkul, garu, waluku, atau traktor. Pembalikan dilakukan dengan kedalaman 30-50 cm bergantung dari jenis tanah. Setelah dibalik tanah diratakan sampai halus agar bisa ditanami dengan baik. Dari proses ini diharapkan terjadi proses mineralisasi bahan-bahan organik sehingga tanah menjadi gembur kembali.

Membajak tanah pertanian sebenarnya memiliki arti krusial bagi petani. Membajak membuat petani mengerti bagaimana menghasilkan produksi nan baik. Hasil produksi nan baik seharusnya didapatkan oleh petani setelah proses pembajakan. Pembajakan tanah ialah fase nan paling menghabiskan tenaga petani. Hampir empat puluh persen biaya produksi terserap pada fase ini.

Kondisi tanah pertanian Indonesia dengan tiga kali panen tiap tahunnya membuat tanah pertanian kehilangan unsur-unsur organiknya. Akhirnya tanah menjadi tandus dan bisa memengaruhi hasil produksi pertanian. Maka sebenarnya tanah sebagai media tanam harus disiapkan dengan baik. Dari sinilah sebenarnya peran sarjana- sarjana pertanian sebagai orang berilmu buat membantu para petani.

Nah, apakah selama ini global pertanian kita sudah cukup bersinergi dengan global pendidikan? Itulah nan masih menjadi tugas besar kita agar proses pembajakan ini bisa dilakukan lebih efisien dan efektif lagi.

3. Penggaruan

Penggaruan dan pembajakan tanah sebenarnya dua kegiatan nan memiliki kaitan erat. Penggaruan atau penggemburan dilakukan dua tahap. Termin pertama dengan cara menghancurkan gumpalan tanah menjadi struktur remah. Dari bentuk remah struktur tanah akan menjadi halus dan merata.

Jarak antara pembajakan dan penggaruan termin 1 berkisar 1 atau 2 minggu . Penggaruan termin dua bertujuan buat melumatkan tanah, sehingga semua tanah melumpur dan tanah menjadi halus. Tanah bisa dikatakan halus ketika menginjakkan kaki ke dalam lumpur terdapat kubangan bekas kaki dan lumpur akan saling mengisi.

Tips krusial dalam penggaruan sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum proses ini dilakukan. Pemberian pupuk organik atau anorganik saat penggemburan membuat pupuk teraduk secara rata pada lapisan olah. Pemupukan nan diberikan lebih awal bisa merangsang perkembangan akar lebih dalam.

Semua tahapan pengolahan buat tanah pertanian ini, mulai dari pembersihan lahan, pembajakan, dan penggaruan biasanya membutuhkan waktu 16-18 hari .



Teknik Mekanis Pengolahan di Tanah Pertanian

Semakin berkembangnya teknologi , pengolahan tanah pertanian pun bisa dilakukan secara mekanis. Penggunaan hewan ternak berkurang dan mesin pertanian menjadi wahana baru bagi petani. Pengolahan tanah secara mekanis semakin dilirik sebab memiliki beberapa keuntungan. Laba tersebut di antaranya adalah:

1. Laba Teknis

Peralatan mekanis nan digunakan buat mengolah tanah bisa mempermudah pekerjaan nan berat. Selain itu hasil nan diperoleh dengan tenaga kerja nan minim bisa lebih dalam sebab sudah dibantu dengan peralatan mekanis.

2. Laba Ekonomis

Biaya nan dikorbankan lebih rendah sehingga bisa meningkatkan laba petani. Penelitian di Pulau Jawa menyebutkan bahwa biaya pengolahan per hektar dengan traktor lebih murah dibanding menggunakan tenaga manusia dan hewan.

3. Laba Waktu

Dengan donasi mesin tentunya pengolahan tanah akan lebih cepat. Dari sini proses budidaya tanaman tentu akan lebih cepat . Untuk tanaman nan berumur pendek, residu waktu bisa digunakan buat melakukan budidaya lagi.

Lalu apa saja nan harus disiapkan agar tanah bisa dibuat secara mekanis? Tentunya tak hanya masalah tanah saja, tapi ada beberapa hal lain, yaitu :

  1. Topografi lahan

Lahan sebaiknya dibuat berteras agar traktor bisa digunakan buat membajak dengan baik. Traktor tak bisa digunakan pada huma nan miring atau bergelombang. Selain itu perlu dibuat jalan dan jembatan buat memasuki huma nan diolah

  1. Tanaman nan tumbuh di lahan

Tanaman nan bisa mengganggu jalannya mesin harus disingkirkan. Yang harus disingkirkan ialah tanaman berbatang lentur tapi kuat sebab bisa tergulung oleh putaran mesin sehingga bisa menambah beban dan merusak mesin.

  1. Bebatuan

Bebatuan nan besar harus disingkirkan dengan linggis atau cangkul agar tak menghalangi jalannya mesin. Sedang batu- batu kecil bisa disingkirkan setelah huma diolah.

  1. Kadar air tanah

Tanah nan kering dan tanah nan terlalu basah tak efektif buat pengolahan tanah secara mekanis. Tanah nan cocok ialah ketika tanah berbentuk lumpur. Tanah tak lengket namun bisa mengalir. Kondisi ini dinamakan pengolahan tanah basah.

Pengolahan tanah pertanian harus dilakukan dengan seksama, agar hasil pertanian pun maksimal.