Perbanyakan Secara Vegetatif

Perbanyakan Secara Vegetatif

Keberhasilan usaha tani mangga gedong gincu sangat ditentukan oleh ketersediaan bibit nan baik dan bermutu tinggi. Pada artikel kali ini penulis akan membahas tentang kaidah-kaidah nan krusial diperhatikan dalam pembibitan tanaman mangga gedong gincu. Bagaimana penjelasannya? Simak uraian berikut dengan saksama.



Pohon Induk

Hal nan pertama harus diperhatikan dalam pembibitan tanaman mangga gedong ialah terkait pohon induk. Pohon Induk merupakan sumber perbanyakan benih atau bibit buah-buahan. Pohon induk mangga gedong gincu harus dipilih berdasarkan kriteria pohon induk unggul, yaitu peroduktivitas per pohon nan tinggi, bernilai hemat tinggi, rasanya enak, rona menarik, tajuknya lurus, mudah dibiakkan, serta tahan terhadap agresi hama dan penyakit.

Pemilihan pohon induk mangga gincu bisa dilakukan dengan cara seleksi langsung pada individu langsung tanaman dan lomba buah, berdsarakan kawasan ekologi, dan evaluasi kalangan hobiis. Seleksi langsung pada individu tanaman ( plasma nutfah ) dilakukan dengan cara mencari informasi dari masyarakat, kemudian dari informasi tersebut dilakukan penelitian individu tanaman (pohon) berdasarkan kriteria nan dibuat, baik terhadap buah maupun tanamannya.

Cara seleeksi individu berdasarkan lomba buah dilakukan dengan menyelenggarakan lomba buah di sentra-sentra produksi, kemudian dari hasil lomba tersebut dilakukan penelitian atas sifat-sifat tanaman pemenang lomba. Seleksi berdasarkan kawasan ekologi dilakukan dengan cara seleksi individu, kemudian dilanjutkan dengan seleksi pada setiap ekosistem nan berbeda, sehingga akan diperoleh klon-klon dengan sifat ekologi nan berbeda pula.

Sementara itu, seleksi berdasarkan evaluasi seorang hobiis tanaman buah dilakukan dengan cara kalangan hobiis mendapatkan informasi dari seseorang tentang suatu tanaman, kemudian diteliti lebih lanjut sifat produksinya. Tanaman nan dinilai baik, selanjutnya dirawat dan dikembangkan.

Pohon induk nan terpilih berdasarkan hasil seleksi dilakukan legalisasi oleh nan berwenang, misalnya balai supervisi dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Horticultura (BPSBTPH). Tanaman atau pohon induk terpilih dikoleksi di kawasan pembibitan sebagai pusat buat memproduksi bibit.



Perbanyakan Secara Generatif

Pembibitan tanaman mangga gedong gincu bisa dilakukan dengan perbanyakan secara generatif. Perbanyakan tanaman secara generatif dengan biji hanya dianjurkan buat memproduksi bibit batang bawah sebagai bahan penyambung, misalnya pada okulasi dan sambungan pucuk ( Top Grafting ). Bibit batang bawah harus memenuhi persyaratan sistem perakaran nan baik, tahan hama dan penyakit, tahan kekeringan, tahan banyak air, dan bisa disambung dengan baik sinkron sifat pohon induk.

Jenis atau varietas mangga nan cocok dijadikan batang bawah, antara lain sebagai berikut.

  1. Mangga madu; ciri mangga madu pertumbuhannya subur, berbuah lebat, biji mudah tumbuh, mudah dan cocok diokulasi dengan berbagai varietas mangga.
  1. Mangga gurih (lalijiwo); mangga ini pertumbuhannya subur, pohon besar, berbuah lebat, rasa buah hampir netral, dan mempunyai daya adaptasi nan luas.
  1. Mangga gedong; mangga jenis ini bibitnya mudah ditempel dengan berbagai jenis mangga lainnya.
  1. Mangga kopyor; mangga kopyor tahan kering dan mempunyai daya adaptasi nan luas, tetapi agak sukar ditempel.
  1. Mangga budidaya; mangga budidaya berbuah lebat dan cocok buat iklim basah.
  1. Mangga nanas; mangga nanas tahan kering, daya adaptasinya luas, rasa buah segar, dan agak masam.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangga gurih (lalijiwo) merupakan jenis mangga nan menghasilkan batang bawah terbaik berdasarkan pertumbuhan, produksi, dan daya tahan hidupnya.

Tata cara perbanyakan generatif dengan biji buat memproduksi batang bawah bisa dilakukan dengan langkah-langkah kerja sebagai berikut.



1. Penyiapan Biji

Biji dipilih dari buah nan sudah tua di pohon nan keadaannya sehat atau normal. Biji dibersihkan dari sari daging buahnya, kemudian biji dipilih nan berbas dan ukuran atau beratnya seragam, daya tumbuhnya tinggi, tak pecah-pecah, dan tak ada tanda-tanda coklat bekas gangguan hama atau penyakit. Kemudian, biji dikeringkan di loka teduh selama 2-3 hari hingga berkadar air 12% 14 %. Biji tersebut dikemas dalam wadah atau biji disemaikan.



2. Persemaian

Tempat semai bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dalam kantong plastic (poly bag) dan dengan persemaian. Loka semai dalam poly bag mempunyai beberapa kelebihan, yaitu pada waktu bibit dipindahkan ke kebun tak mengalami terhentinya (stagnasi) pertumbuhan dan taraf kematian bibit rendah.



3. Penyemaian Biji (benih)

Sebelum biji mangga disemai, sebaiknya biji direndam terlebih dahulu dalam larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) buat merangsang pertumbuhan akar. ZPT nan umumnya digunakan, antara lain atonik, Sitozim Seed Plus, dharmasri 5 C, Florita, dan Rotone F. Dosis penggunaan ZPT disesuaikan dengan konsentrasi nan dianjurkan sebagaimana tertera pada kemasan ZPT tersebut.



4. Pemeliharaan Bibit

Bibit muda atau seeding di persemaian harus dipelihara secara intensif selama 8-12 bulan. Pemeliharaan bibit meliputi aktivitas-aktivitas sebagai berikut.

  1. Penyiraman nan dilakukan 1-2 kali sehari, terutama pada musim kemarau .
  1. Pemupukkan dilakukan setiap 1-3 bulan sekali dengan pupuj campuran Urea + TSP + KCI dengan perbandingan 2 : 1: 1 sebanyak 30 gram nan dilarutkan dalam 10 liter air, kemudian disiramkan dalam tubuh persemaian. Untuk merangsang pertumbuhan kuncup bisa disemprot dengan ZPT Atonik, Sitozim Crop Plus, dekamon 22,431, Dharmasri 5 EC dan Florita, dengan konsentrasi seperti nan tertera pada kemasannya.
  1. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara terpadu antara lain dengan memperbaiki drainase tanah, pencabutan bibit nan terserang berat, dan penyemprotan dengan pestisida selektif sinkron dengan nan dianjurkan.
  1. Syarat batang bawah nan bisa dijadikan bibit apabila batangnya sudah berdiameter 0,61 – 1,25 cm, minimal berumur 4-5 bulan, dan tinggi bibit mencapai 25 cm.


Perbanyakan Secara Vegetatif

Di samping perbanyakan secara generatif, perbanyakan secara vegetatif pun dapat dilakukan dalam pembibitan tanaman mangga gedong. Perbanyakan secara vegetatif bertujuan buat mengembangkan bibit nan mempunyai sifat-sifat genetik nan sama dengan induknya, mempercepat kemampuan berbuah, dan memperoleh kepastian jenis kelamin (produksi). Perbanyakan tanaman secara vegetatif nan dianjurkan pada tanaman mangga gedong gincu ialah dengan okulasi dan sambung pucuk.



1. Bibit Okulasi

Bibit okulasi merupakan hasil penggabungan atau penyambungan dua jenis tanaman nan sefamili buat menghasilkan generasi nan mempunyai sifat-sifat baik dari kedua pohon induknya. Okulasi pada prinsipnya ialah menempel mata tunas tanaman lain kepasa batang muda lain dari varietas nan sama, atau antara varietas dalam satu spesies. Caranya, batang bawah dan mata tunas dari batang lain disatukan.



2. Sambung Pucuk ( Top Grafting )

Sambung pucuk memberikan hasil nan baik dan waktunya nisbi singkat, yaitu selama 2-3 bulan. Sambung pucuk sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan .



Spesifikasi Bibit

Dalam usaha pembibitan tanaman mangga gedong gincu, sumber bibit tanaman tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

  1. Berasal dari penangkar bibit nan terpercaya dan bersertifikat.
  1. Berasal dari blok mata tempel nan jelas.
  1. Batang bawah nan kuat dan tahan terhadap kondisi lingkungan.
  1. Bibit nan dipilih sinkron dengan agriklimat setempat.
  1. Varietas nan memiliki pasar nan jelas saat ini dan memiliki peluang masa depan.
  1. Bibit bebas hama dan penyakit, serta memiliki vigor nan kuat.

Ciri bibit nan baik ditandai dengan tinggi batang antara 60-80 cm dan diameter 1-1,5 cm, rona batang hijau tua kecoklatan, bantuk batang lurus dan tak bercabang, rona daun hijau mengkilat dan telah membentuk 3 flush, sebaiknya telah berumur 6 bulan atau lebih, serta bebas dari hama penyakit dan tak cacat.