Memilih Pertanian Organik: Kelebihan dan Kekurangan

Memilih Pertanian Organik: Kelebihan dan Kekurangan

Belakangan, tekanan global internasional terhadap pencemaran lingkungan semakin ketat. Kampanye produk hijau demikian gencar dilakukan. Kalangan industri di Barat pun mulai mengubah orientasi dan paradigmanya buat lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan nan lebih bersahabat dengan lingkungan. Begitu juga dengan bisnis pertanian organik.

Kalau Anda sering berbelanja di supermarket atau mall, tidak sedikit dijual beras, sayuran, maupun buah-buahan dengan label organik. Dibandingkan produk-produk pertanian konvensional lainnya nan dijual, penampilan produk-produk organik tak terlalu berbeda. Baik dari kualitas penampilannya nan segar dan tak stigma oleh ulat, rona daun sayuran atau buahnya nan cerah, maupun dari baunya.

Dengan donasi metode tradisional pertanian, makanan taraf di bank makanan di global telah meningkat. Tapi sangat sering menghasilkan penuh bahan kimia, pestisida, dll, nan akhirnya memiliki imbas jelek pada kesehatan manusia dan hewan serta kesehatan tanah.

Pertanian organik muncul menjadi dampak kekurangan pertanian tradisional, tapi apa nan pro dan kontra dari pertanian organik?



Apakah Pertanian Organik?

Pertanian organik ialah teknik nan digunakan dalam pertanian tanpa menggunakan bahan kimia atau sintetis. Tujuannya ialah buat menghasilkan tanaman nan memiliki nilai gizi paling tinggi dengan akibat paling pada alam. Rotasi tanaman, pupuk hijau, penggunaan pupuk alami dan hama bentuk kontrol biologis inti dari pertanian organik.

Ini ialah taktik ekologi proaktif manajemen. Taktik ini meningkatkan kesuburan tanah, mencegah erosi tanah dan pada saat nan sama melindungi manusia dan binatang dari imbas samping bahan kimia dan sintetis. Banyak dari produk pertanian, seperti, sayuran, buah, rempah-rempah, daging, susu, telur, dll diproduksi secara organik oleh beberapa petani.

"Organik" seperti nan didefinisikan oleh hukum, menyiratkan agunan kualitas. Kata-kata "alami" dan "eco-friendly" berarti bahwa teknik pertanian organik mungkin telah digunakan, tetapi tak berarti benar-benar mengikuti teknik organik.



Dampak Buruk

Masyarakat modern tampaknya semakin sadar dengan kesehatannya. Merekapun mulai meninggalkan akibat jelek pertanian konvensional nan terlalu banyak menggunakan bahan-bahan kimia. Apalagi penggunaan bahan kimia ini terbilang boros, dari sejak pembenihan, penanaman, penyemprotan dan pembasmian penyakit, hingga pengawetannya umumnya menggunakan bahan-bahan kimia.

Dampak jelek dari bisnis pertanian non-organik makin terlihat dengan produknya nan semakin menurun. Lahan-lahan pertanian maupun perkebunan tidak lagi fertile dan menghasilan produksi dalam kapasitas nan cukup. Tak sporadis pula panen gagal dipetik dampak berbagai sebab, utamanya hama tanaman nan makin kebal terhadap bahan kimia.

Selain itu, jenis penyakit nan menyerang manusia juga semakin banyak dan beragam. Kalau pada jaman dulu, orang-orang tua kita banyak nan sehat dan sporadis muncul penyakit, apalagi penyakit nan berbahaya, namun kini penyakit mematikan seakan selalu mengintip bahkan mengiringi aktifitas konsumsi manusia. Apalagi produk-produk makanan kemasan protesis pabrik nan banyak mengandung bahan kimia kian gencar menyerbu lemari pendingin di rumah kita.



Memilih Pertanian Organik: Kelebihan dan Kekurangan

Yang paling krusial dari laba dari pertanian organik ialah bahwa ia mempertahankan kehidupan tanah, tak hanya buat generasi sekarang, tetapi juga buat generasi mendatang. Pencemaran air berkurang dengan pertanian organik. Sebagian besar waktu setelah hujan, air dari sawah, nan mengandung bahan kimia, akan mengalir ke sungai. Ini mencemari badan air. Dalam pertanian organik, sebab tak ada bahan kimia atau sintetis nan digunakan, mengurangi pencemaran air juga.

Pertanian organik membantu dalam membangun tanah kaya. Tanah nan kaya diperoleh dengan cerdas rotasi tanaman. Tanah nan kaya membantu dalam pertumbuhan tanaman. Taraf erosi tanah berkurang drastis. Sebuah studi Perancis telah mengungkapkan bahwa kualitas gizi dan nutrisi mikro-yang hadir dalam jumlah nan lebih tinggi pada tanaman nan diproduksi secara organik.

Mikro-nutrisi mempromosikan kesehatan nan baik. Makanan organik tumbuh terasa lebih baik juga. Biaya holistik dari budidaya tanaman mengurangi sebagai petani menggunakan pupuk hijau atau worm pertanian buat mengisi nutrisi nan hilang dari tanah. Pilihan lain bahwa petani menggunakan, ialah buat tumbuh kacang-kacangan dalam rotasi dengan tanaman lain.

Kehidupan tanaman organik tumbuh lebih panjang dan lebih baik dari tanaman dibudidayakan dengan metode tradisional. Tanaman organik tumbuh lebih toleran kekeringan. Para pupuk kimia menyebabkan tanaman buat mematangkan cepat. Ketika tanaman tak mendapatkan air itu layu dan mati, nan tak terjadi dengan tanaman organik.

Seiring dengan adanya pro, dan adanya nan kontra eksklusif juga. Kerugian pertama ialah rendahnya produktivitas. Dengan bahan kimia nan sangat maju dan mesin, petani mampu melipatgandakan hasil panennya berkali kali dan berlipat ganda. Para petani organik menggunakan metode budidaya nan bertentangan dengan metode pengeboran nan digunakan oleh petani tradisional.

Tanah nan dibudidayakan rentan terhadap erosi angin dan air. Para petani tradisional berpendapat bahwa pengeboran langsung tak menyebabkan ketidakharmonisan dalam struktur tanah. Argumen berikutnya ialah bahwa makanan nan diproduksi secara organik mahal. Biaya sangat sering 50-100 persen lebih mahal daripada makanan non organik.

Argumen lain nan berlaku ialah bahwa makanan organik tak selalu tersedia. Ada alasan di balik itu. Para petani menanam tanaman organik sinkron dengan musim. Mereka juga tak artifisial tumbuh tanaman setiap juga tak memperpanjang umur bahan kimia tanaman atau penggunaan, atau pestisida sintetis.

Oleh sebab itu, jeruk akan ditemukan hanya di musim dingin dan mangga hanya di musim panas. Melihat hal itu dari sudut pandang kesehatan manfaat, tak ada keraguan bahwa Anda akan mendapatkan laba jika Anda makan item makanan tertentu, saat itu sebenarnya musim.

Setelah menimbang pro dan kontra dari pertanian organik, bisa diketahui bahwa pro lebih besar daripada kontra. Oleh sebab itu nan terbaik ialah buat mengkonsumsi makanan organik tumbuh, walaupun mahal, semuanya demi gaya hayati sehat.



Gaya Hayati Sehat

Gaya hayati kembali ke alam atau back to nature, belakangan marak dan menjadi trend masyarakat, khususnya di kota-kota besar. Kenyataan ini terutama dipengaruhi banyaknya temuan tentang akibat jelek pemanfaatan bahan-bahan kimia dalam pertanian.

Melalui konduite dan pola hayati sehat, masyarakat mulai meninggalkan produk-produk makanan nan dihasilkan dari pertanian konvensional ke produk hijau sebagai hasil pertanian organik.

Kecenderungan baru ini tentu saja turut mempengaruhi bisnis pertanian secara keseluruhan. Produk-produk industri pangan di Barat sudah mulai mengurangi atau mencari alternatif nan lebih alami. Dari saat penanaman hingga pengemasannya buat diekspor sudah banyak nan menggunakan bahan-bahan organik.

Begitu juga saat pengolahannya menjadi produk jadi dalam bentuk makanan atau minuman kemasan, mulai banyak nan mencantumkan penggunaan bahan-bahan non-kimia dalam kemasannya.

Sementara di Indonesia, produk hijau pun mulai banyak membanjiri toko dan pasar swalayan. Dari beras, sayuran, buah-buahan, hingga bumbu dapur sudah mulai banyak dihasilkan dari pertanian organik.

Ini tentu saja menggembirakan. Apalagi harganya nan umumnya lebih mahal dari produk pertanian konvensional, tentunya menjadi peluang nan cukup menguntungkan bagi para petani maupun produsen.