Penyampaian Khutbah oleh Khatib

Penyampaian Khutbah oleh Khatib

Bagi seorang muslim sudah tak asing lagi dengan kata khutbah . Khutbah hampir sama dengan ceramah. Hanya saja khutbah dilakukan buat ibadah-ibadah eksklusif seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan sholat Jumat, sedangkan ceramah dapat dilakukan kapan saja, seperti pada acara-acara pengajian, Halal Bi Halal, pergantian waktu sholat Isya dengan sholat Taraweh di bulan Ramadhan. Artikel ini membahas khutbah Idul Fitri .

Khutbah di Islam banyak dilakukan berdasarkan dalil penyeruan dalam pelaksanaannya. Khutbah nan ada ialah khutbah nan dilakukan di dalam sholat Jumat dan di dalam aplikasi dua hari raya yaitu sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha.

Khutbah di dalam sholat dua hari raya berbeda dengan pelaksanaannya berbeda dengan aplikasi sholat Jumat. Walau pun khutbah ini sama-sama menjadi rukun dalam aplikasi ketiga sholat ini.

Posisi khutbah ialah sebagai rukun di dalam sholat. Maka barang siap nan meninggalkannya atau tak melaksanakannya maka sholatnya menjadi rusak. Amalan sholat nan dikerjakan dianggap batal atau tak sah.

Pelaksanaan khutbah Jumat dilakukan sebelum sholat. Sedangkan pelasanaan khutbah dua sholat hari raya yaitu sholat Idul Fitri dan sholat Idul Adha ialah sesudah sholat.



Dalil Dilakukannya Khutbah

Pada dasarnya apa nan disampaikan dalam khutbah dengan ceramah tidaklah berbeda, hanya dari segi waktu aplikasi saja nan berbeda. Perintah adanya khutbah ini bersumber dari firman Allah nan disampaikan oleh Rasulullah Muhammad Saw.

Rasulullah pernah menyampaikan firman dari Allah tersebut ketika sekembalinya Rasulullah dari perjalanan haji wada'. Ketika itu rasul melakukan sholat Dhuha berjamaah, dan setelahnya rasul pun berkata: " Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan kepadaku ayat Sampaikanlah apa nan telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika kamu tak melakukan (apa nan diperintahkan, berarti) kamu tak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah menjagamu dari gangguan manusia." (QS.Al Maidah (5): 67).

Berdasarkan firman Allah SWT nan tertuang dalam surat Al Maidah ayat 67 itu, khutbah dilakukan dalam ibadah kita. Salah satu ibadah nan memerlukan khutbah ialah sholat Idul Fitri. Khutbah Idul Fitri dilakukan setelah aplikasi sholat Ied. Penyampaian khutbah dilakukan buat memberi peringatan, pembelajaran dari kaum terdahulu, perbuatan baik dan buruk, nan sifatnya buat memberikan penerangan jiwa bagi umat muslim.

Memang buat khutbah, hal nan paling banyak diketahui oleh orang ialah adanya khutbah sholat Jumat. Karena memang seperti apa nan telah difirman Alloh SWt dalam surat Al Jumuah ayat 9 nan berbunyi:

"Hai orang-orang nan beriman, apabila diseru buat menunaikan shalat pada hari Jum'at (shalat Jum'at), maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah urusan jual beli (urusan duniawi). Yang demikian itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui". (QS. Al-Jumu'ah : 9)

Atau hadist nan diriwayat oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar r.a.:
"Adalah Nabi SAW. berkhutbah pada hari Jum'at dengan berdiri, kemudian beliau duduk dan lalu berdiri lagi sebagaimana dijalankan oleh orang-orang sekarang".

Atau juga hadist nan diriwayat Bukhari, Nasai dan Abu Daud dari Yazid bin Sa'id r.a.:
"Adalah seruan pada hari Jum'at itu awalnya (adzan) tatkala Imam duduk di atas mimbar, hal demikian itu berlaku pada masa Rasulullah SAW. hingga masa khalifah Umar r.a. Setelah tiba masa khalifah Usman r.a. dan orang semakin banyak, maka beliau menambah adzan ketiga (karena adzan dan iqomah dipandang dua seruan) di atas Zaura (nama loka di pasar), nan mana pada masa Nabi SAW. hanya ada seorang muadzin".

Atau juga hadist nan diriwayat Muslim dari Jabir r.a.:
"Pada suatu ketika Nabi SAW. sedang berkhutbah, tiba-tiba datang seorang laki-laki, lalu Nabi bertanya kepadanya: Apakah Anda sudah shalat? Hai Fulan! Jawab orang itu : Belum wahai Rasulullah! Sabda beliau: Berdirilah! Shalatlah lebih dahulu (dua raka'at) (HR. Muslim).



Penyampaian Khutbah oleh Khatib

Penyampaian khutbah dilakukan oleh seorang khatib atau imam sholat. Seorang khatib nan akan menyampaikan khutbah hendaknya seorang nan ilmu agamanya paling baik di antara para jamaah. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar apa nan disampaikan itu bisa dipahami dan tak menimbulkan salah paham, terutama hal-hal nan menyangkut akidah.

Bahasa nan disampaikan dalam khutbah juga menggunakan bahasa nan sederhana dan mudah di cerna oleh jamaah. Ada baiknya juga sebelum memulai menyampaikan khutbah, khatib melihat para jamaahnya, apakah dari kalangan pendidikan tinggi atau rendah, dewasa atau remaja. Jangan sampai khutbah nan disampaikan salah sasaran.

Isi khutbah Idul Fitri dapat mengambil cerita kaum terdahulu, kenyataan alam, kenyataan atau issue nan terjadi dalam masyarakat. Sehingga apa nan disampaikan oleh khatib langsung mengena dan terkesan tanpa menggurui jamaah. Akan lebih baik lagi jika khutbah nan disampaikan juga memuat ayat-ayat kudus dalam Al Qur'an sebagai surat keterangan dan panduan nan akurat.

Khutbah disampaikan tak terlalu panjang dan juga tak terlalu singkat. Bila khutbah Idul Fitri disampaikan terlalu panjang, dikhawatirkan akan menimbulkan rasa bosan jamaah nan mendengarnya.

Demikian juga halnya jika khutbah disampaikan terlalu singkat, dikhawatirkan akan menimbulkan kesalahpahaman jamaah. Dengan penyampaian khutbah menggunakan bahasa nan sederhana, contoh kasus nan sedang hangat terjadi di tengah masyarakat serta dikaitkan dengan ayat kudus nan berhubungan, akan meminimalisir salah persepsi nan mungkin terjadi.

Seorang khatib ialah tokoh kunci dari adanya atau tersampaikannya khutbah. Maka dari itu tak semua orang bisa buat menjadi seorang khatib. Berikut ialah beberapa criteria buat menjadi seorang khatib:

1. Seorang khatib haruslah meluruskan niatnya. Ia harus ikhlas dalam menjalankan tugasnya sebagai khatib. Ia terhindari dari pamrih, riya dan sum'ah (popularitas). Karena memang jika ia melakukan tugasnya sebagai khatib tersebut sebab memang niat buat mendapatkan ridho dan pahala dari Alloh maka itulah hal nan sahih dan tidak akan menjadikan perbuatan tersebut sia-sia.

Sedangkan ketika seorang khatib melontarkan ceramah agama hanya sebatas ingin memperoleh pujian dan penghormatan dari orang lain nan mendengar ceramahnya maka hanya itu nan akan ia dapat. Ridho dan pahala Alloh sangatlah jauh dari harapannya.

Perhatikan firman Allah SWT. dalam menceritakan keikhlasan Nabi Hud AS:
"Hai kaumku, saya tak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini, ucapanku tak lain hanyalah dari Allah nan menciptakan aku. Tidakkah kamu memikirkannya?". (QS. Hud:51).

2. 'Amilun bi'ilmihi yaitu mampu mengamalkan ilmunya atau apa nan ia katakana atau wasiatkan kepada nan mendengarkannya. Karena memang khutbah nan disampaikan oleh seorang khatib ialah bagian dari dakwah Islam. Dan seorang pendakwah juga memilikikewajiban buat menjalankan apa nan ia katakana atau sampaikan kepada umat.

Allah SWT. berfirman:
"Hai orang-orang nan beriman, mengapa kamu mengatakan apa nan tak kamu lakukan? Amat besar kemurkaan di sisi Allah terhadap orang nan mengatakan apa nan tak kamu kerjakan". (QS. As-Shaf : 2-3).

3. Khutbah nan disampaikan haruslah mengandung afeksi kepada jama'ah. Wasiat nan ia sampaikan ialah bukti sayang sang khatib kepada umat sebab dengan ceramah nan ia sampaikan akan menuntun umat pada jalan nan diridhoi oleh Alloh SWT.

Rasulullah SAW. bersabda:
"Bahwa sesungguhnya saya terhadap kamu semua laksana seorang ayah terhadap anaknya". (HR. Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah).

4. Memliki sifat keberhati-hatian atau wara' yaitu menghindari nan perkara nan syubhat atau masih samar hukumnya di dalam Islam. Perhatikan sabda Nabi SAW:
"Jadilah kamu sebagai seorang nan wara', maka kamu ialah manusia nan paling tekun beribadah". (HR. Baihaqi dari Abi Hurairah)

5. Seorang khatib haruslah memiliki kriteria sebagai 'Izzatun Nafsi . Dengan ini ia akan tahu harga diri buat menjadi khairun nas atau manusia nan baik. Sehingga ketika ia sudah tahu dengan sahih tentang hal ini maka ilmu nan sudah ia peroleh tersebut bisa ia sampaikan kepada umat atau khalayak.

Allah SWT. berfirman:
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin nan memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar (dalam menegakkan kebenaran), dan ialah mereka meyakini ayat-ayat Kami". (QS. As-Sajdah : 24).

Demikianlah apa nan memang harus dimiliki oleh seorang khatib. Karena memang apa nan ia sampaikan ialah bagian dari dakwah Islam. Menunjuki manusia buat bisa lebih baik lagi. Khutbah nan disampaikan ialah termasuk kedalam ceramah agama. Salah satu khutbah ini ialah khutbah idul fitri.