Pengawasan Allah dan Malaikat-Nya

Pengawasan Allah dan Malaikat-Nya

Di dalam Islam, supervisi bermaksud buat mengontrol dan meluruskan apa-apa nan telah keluar dari garis akidah, mengoreksi nan salah, dan membenarkan nan hak. Muslim nan beriman konfiden bahwa Allah niscaya selalu mengawasi apa nan mereka kerjakan. Tidak ada seorang pun di muka bumi ini nan bisa menyembunyikan sesuatu dari Allah. Karena Allah Maha Mengawasi dan Maha Mengetahui segala isi hati.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Mujadalah nan artinya,

"Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa nan ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan misteri antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah nan kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa nan telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Mujadalah: 7)



Pengawasan dari Ar Raqiib (Yang Maha Mengawasi)

Sebagai seorang Muslim, sudah seharusnya kita mengetahui sifat-sifat atau nama-nama agung dari Allah. Sudahkan Anda tahu berapa jumlah sifat atau nama-nama baik nan dimiliki Allah? Sudah hafal belum semuanya? Atau jangan-jangan Anda hanya mengetahui beberapa nama nan generik saja?

Asmaul husna ialah nama-nama baik Allah nan berjumlah 99 dan masing-masingnya memiliki arti nan mulia, agung, dan bagus. Berikut firman Allah SWT dalam surah Al-A'raf ayat 180 mengenai nama-nama agung nan dimiliki-Nya:

"Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang nan menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa nan telah mereka kerjakan." (QS Al-A'raf: 180)

Dari 99 nama Allah tersebut, salah satunya ialah Ar Raqiib nan berarti Maha Mengawasi. Nama Allah nan Maha Agung ini disebutkan di dalam tiga ayat Al-Quran:

"Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian." (QS An-Nisaa': 1)

"Dan ialah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu." (QS Al-Ahzaab: 52)

"Dan akulah nan menjadi saksi terhadap mereka selama saya berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah Yang Maha Mengawasi mereka. Dan Engkau ialah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu." (QS Al-Ma'idah: 117)

Firman Allah tersebut menegaskan kepada kita bahwa tiada seorang pun nan bisa bersembunyi dari pengawasan-Nya. Sehebat apa pun kekuatan nan dimiliki oleh manusia, bahkan oleh seorang penguasa negeri sekalipun, mungkin ia bisa menipu orang lain dengan kekuasaan nan ia miliki. Akan tetapi, tak akan mungkin ia mampu menipu Allah.

Sebut saja sudah berapa banyak kezaliman nan dilakukan oleh para tentara kafir nan membantai warga sipil di Jazihar Arab akhir-akhir ini, seperti nan terjadi di Suriah?

Apakah mereka berpikir kalau semua tindakan zalim terhadap warga sipil Muslim tersebut tak ada nan mengawasi? Supervisi dari Yang Mahatunggal tak akan pernah luput atas segala kezaliman nan mereka lakukan. Bahkan lebih dari itu, semua tindakan mereka dicatat dan kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.

Berdasarkan firman tersebut, bisa disimpulkan bahwa Ar-Raqiib berarti zat Yang Maha memperhatikan atau mengetahui apa nan tersembunyi di dalam hati manusia. Yang maha mengawasi apa nan dikerjakan oleh manusia. Yang Maha memelihara semua makhluk dengan sebaik-baik anggaran dan kesempurnaan penataan-Nya.

Yang Maha mengawasi semua nan terlihat dengan penglihatan-Nya dan tak ada satu pun nan luput dari-Nya. Yang Maha mengawasi semua nan terdengar dengan pendengaran-Nya dan meliputi segala sesuatu. Dan sesungguhnya, segala sesuatu di global ini berada di bawah ketelitian pengawasan-Nya.



Manfaat Supervisi dari Ar Raqiib

Mengimani asmaul husna dan mengamalkannya akan membawa keberkahan dan keselamatan kepada kita. Salah satu kegunaan nan kita peroleh dengan mengimani nama Allah nan satu ini (Ar Raqiib) ialah menjauhkan diri dari perbuatan jelek dan dosa. Seseorang nan menanamkan rasa muraaqabatullah (pengawasan dari Allah Swt.) di dalam hatinya, sudah barang tentu akan timbul rasa malu terhadap Allah jika sampai melakukan perbuatan tercela dan maksiat.

Sifat Ar Raqiib nan dimiliki Allah akan mendorong kita buat selalu berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan di setiap kesempatan dan di mana pun berada. Ini sebab adanya keyakinan bahwa Allah sedang mengawasi semua hamba-Nya.

Sebagai seorang Muslim nan beriman, kita harus selalu meyakini pengawasan dari Allah di setiap keadaan dan situasi. Ketika berhadapan dengan kewajiban maka hati akan langsung memerintahkan diri buat segera menunaikannya tanpa harus menunda-nunda. Juga ketika berhadapan dengan larangan-Nya, maka hati akan mengingatkan diri buat menjauhinya.

Itu akan selalu bekerja dengan sendirinya jika kita telah benar-benar mengamalkan keyakinan bahwa Allah selalu mengawasi dan pengawasan-Nya tak pernah luput sedetik pun dari apa nan kita lakukan.

Muraaqabatullah (selalu merasakan supervisi Allah) ialah kedudukan nan sangat tinggi dan agung dalam Islam. Karena akan menjauhkan manusia dari keinginan buat bermaksiat dan berbuat dosa. Sebagaimana nan difirmankan Allah di dalam kitab kudus Al-Quran, seperti pada ayat-ayat berikut:

"Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahi apa nan ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-Nya." (QS Al-Baqarah: 235)

"Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan misteri nan Allah tak ridhai. Dan ialah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa nan mereka kerjakan." (QS An-Nisaa': 108)

"Dia mengetahui (pandangan) mata nan khianat dan apa nan disembunyikan dalam hati." (QS al-Mu'min: 19)



Pengawasan Allah dan Malaikat-Nya

Allah Mahateliti perhitungan-Nya dan tak ada satu pun nan luput dari pengawasan-Nya. Sebagai Yang Mahatunggal, Allah memiliki malaikat nan ditugaskan buat mencatat segala apa nan diperbuat oleh manusia. Dua malaikat di sisi kanan dan kiri manusia bertugas mengawasi dari dekat dan mencatat segala apa nan diucap dan diperbuat.

Sementara, Allah akan menyaksikan segala apa nan terjadi di setiap waktu, di setiap tarikan nafas, bahkan di setiap kedipan mata dari 'Arsy-Nya. Begitulah bentuk pengawasan-Nya. Penjagaan Allah terhadap makhluk-Nya disebutkan di dalam surah ar-Ra'du ayat 11 nan artinya:

"Bagi manusia ada malaikat-malaikat nan selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah....."

Di surah lainnya disebutkan,

"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat nan mengawasi pekerjaanmu (10), nan mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu itu (11), mereka mengetahui apa nan kamu kerjakan (12)." (QS Al-Infithar: 10-12)

"Tiada suatu ucapanpun nan diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas nan selalu hadir." (QS Qaf: 18)

Apakah pernah ada rekor MURI nan mengabadikan tentang kehebatan seorang sekretaris paling teliti nan mampu mencatat setiap perkataan peserta kedap dengan sempurna? Ada?

Tentu saja tak ada! Tidak ada seorang pun nan mampu akan hal itu, kecuali direkam dulu dengan recorder .

Bayangkan, betapa telitinya pekerjaan para malaikat nan bertugas mengawasi manusia dan mampu mencatat setiap perkataan nan kita ucap setiap waktu. Tidak hanya perkataan nan tersirat, bahkan nan disimpan di dalam hatipun (walaupun belum terwujud dalam bentuk perbuatan dan tindakan nyata), sudah dicatat oleh para malaikat. Dan itu semua akan menjadi catatan amal nan akan diperlihatkan kepada manusia di akhirat kelak.

Hal ini menjadi renungan untuk kita semua bahwa sesungguhnya setiap manusia diberi penjaga dan pengawas nan bertugas mengawasi setiap gerakannya. Maka dari itu, sudah seharusnya kita menanamkan rasa takut dan malu kalau sampai berbuat dosa dan maksiat kepada Allah. Bahkan di saat tak ada seorang pun di dekat kita. Tapi ingat bahwa Allah selalu ada mengawasi dengan ketelitian pengawasan-Nya.

Di dalam Al-Quran, kita menemukan sumpah Allah atas nama langit nan begitu luas dan dengan bintang nan menembus kegelapan malam. Apakah interaksi pengawasan Allah dengan langit luas dan bintang nan menembus malam? Apakah Anda tahu misteri dibalik hal itu? Itu ialah isyarat dari Allah kekuasaan-Nya dalam mengawasi setiap makhluk-Nya.

Bahwa "Jangankan kejahatan nan digelapkan atau disembunyikan manusia, kegelapan malam nan begitu luas pun dapat ditembus dan disingkap oleh Allah dengan mengutus makhluk-Nya nan bernama bintang. Dan tentulah sangat mudah bagi Allah dalam mengungkap kejahatan nan disembunyikan manusia, Allah akan mengungkapnya lewat catatan amal nan telah dibukukan dengan rapi dan teliti oleh para malaikat".

Begitu dahsyatnya supervisi Allah. Semoga uraian ini bisa menjadi perenungan kita semua buat menjadi hamba Allah nan lebih baik. Wallahu a'lam bisshawab.