– Nabi Nuh Membuat Kapal

– Nabi Nuh Membuat Kapal

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, Nabi Nuh ialah putra Lamik bin Matusyalakh bin Idris, yakni Akhnukh. Nabi Idris ialah kakeknya nan tertua, sedangkan garis keturunannya berakhir di Syit bin Adam, nan menjadi bapak dari seluruh umat manusia. Jeda Nabi Nuh dengan Nabi Adam itu lebih dari 1000 tahun.

Nabi Nuh mempunyai 4 orang putra, yaitu Ham, Sam, Yafits, dan Kan'am. Putranya nan terakhir, Kan'am, termasuk ke dalam golongan orang nan dibinasakan Allah Swt sebab sikap durhakanya dan tak mengikuti ayahnya.



Cerita Nabi Nuh - Dakwah Nabi Nuh kepada Kaumnya

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, sepeninggal Nabi Idris, di antara manusia ada nan kafir dan dursila seperti binatang, ada juga beberapa orang nan hayati secara baik sehingga mereka dicintai oleh kaum kerabat dan orang-orang nan ada di sekitarnya. Di antara mereka terdapat 5 orang nan termasyhur, yakni Wad, Suwa', Thaguth, Ya'uq, dan Nashr.

Menurut beberapa cerita Nabi Nuh, dalam dakwahnya, Nabi Nuh menghadapi banyak tentangan dari orang-orang kafir. Nabi Nuh mendapat banyak sekali cobaan, rintangan, dan ujian nan sangat berat. Suatu hari, Nabi Nuh mengajak kaumnya mengikuti jalan Allah Swt, namun kaumnya malah menyambut ajakan beliau dengan lemparan batu dari segala penjuru. Bahkan, tidak sporadis pula kaumnya tadi memukul Nabi Nuh hingga membuatnya tersungkur ke tanah dan pingsan.

Dalam keadaan pingsan, Nabi Nuh dilempar kaumnya ke jalan raya seraya berkata: " Hari ini dia akan mati. " Namun, Allah Swt selalu memulihkan kekuatan Nabi Nuh sehingga beliau mampu berdakwah kembali dan mengajak kaummnya buat mengikutinya jalan Allah Swt. Sayang beribu sayang, bukannya sadar, kaum Nabi Nuh masih saja menolak ajakan beliau dan masih saja melakukan penyiksaan terhadapnya. Sungguh begitu banyak cobaan berat nan dihadapi Nabi Nuh saat menyampaikan dakwahnya guna mengajak umatnya meninggalkan perbuatan nan sesat.



Cerita Nabi Nuh - Kaum Nabi Nuh ialah Kaum nan Paling Durhaka

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, usia Nabi Nuh terbilang sangat panjang, yakni 950 tahun. Selama beliau hidup, selama itu pula waktu nan beliau curahkan buat mengajak kaumnya buat mengikuti jalan Allah Swt. Namun sekali lagi, kaumnya masih tetap saja menolaknya. Mereka tak pernah sekali pun menerima dengan baik niat tulus Nabi Nuh. Semakin banyak nasihat Nabi Nuh, semakin besar pula penentangan dari kaumnya.

Menurut beberapa cerita Nabi Nuh, setiap kali Nabi Nuh mengingatkan kaumnya tentang kuasa Allah Swt, mereka malah meningkatkan perbuatan aniaya dan kerusakan secara terang-terangan, hingga mereka tersesat ke dalam jurang kesesatan nan sangat jauh. Ya, demikianlah citra kaum Nabi Nuh nan sangat durhaka kepada Allah Swt. Meskipun demikian, Nabi Nuh tak pernah merasa bosan apalagi menyerah menasihati kaumnya.

Dengan sabar dan tidak kenal putus asa, Nabi Nuh menghadapi kaumnya bukan hanya sekali dua kali saja, bahkah seluruh umurnya hampir ia habiskan buat menasihati kaumnya agar mau mengikuti jalan nan benar, jalan nan diridhai Allah Swt. Namun, selama rentang waktu nan sangat panjang itu, Nabi Nuh hanya mampu mendapat beberapa orang pengikut saja.

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, perjuangan dan ketabahan Nabi Nuh terhadap penyiksaan nan dilakukan kaumnya ialah sesuatu nan tak mungkin mampu dan kuat dijalani oleh seseorang selain Nabi Nuh. Perjuangan beliau dapat dibilang melebihi perjuangan pahlawan nan gagah berani di medan perang. Ketabahan Nabi Nuh laksana kokohnya gunung. Tetapi, kesabaran tinggallah kesabaran, ketabahan tinggallah ketabahan tattkala dakwahnya selama itu tidaklah membuahkan hasil.

Akhirnya Nabi Nuh pun berdoa:

"Wahai Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di muka bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, pasti mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu dan mereka tak akan melahirkan, selain anak-anak nan berbuat maksiat lagi sangat kafir." (Lihat Surat Nuh ayat 26-27).



Cerita Nabi Nuh – Nabi Nuh Membuat Kapal

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, setelah Nabi Nuh merasa putus harapan terhadap kaumnya nan tak mau beriman meski telah diberi kesempatan sangat panjang, maka Allah Swt memberikan wahyu kepada beliau bahwa di samping orang-orang nan susah beriman kepadanya, tak akan ada seorang pun nan dapat selamat.

Akhirnya, Nabi Nuh berdoa kepada Allah Swt agar Dia menghancurkan seluruh kaumnya nan tak mau mengikuti jalan Allah Swt. Doa Nabi Nuh dikabulkan opleh Allah Swt dengan membinasakan kaumnya nan kafir itu dengan banjir nan teramat dahsyat nan mampu menenggelamkan bumi sehingga tak mungkin ada orang nan akan selamat.

Untuk menyelamatkan beberapa pengikutnya nan beriman, Allah memerintahkan Nabi Nuh buat membuat kapal, sebagaimana firmannya:

"Dan buatlah sebuah kapal dengan supervisi dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang kafir itu, sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan." (Lihat Surat Hud ayat 37).

Menurut beberapa cerita Nabi Nuh, ketika Nabi Nuh memilih puncak gunung sebagai loka membuat kapal, kaumnya menertawakannya seraya berkata: "Kamu ini gila ya wahai Nuh? Mengapa membuat kapal di atas gunung?" Nabi Nuh menjawab: "Ini ialah perintah Tuhanku sebab nanti akan datang banjir nan sangat besar nan akan menenggelamkan bumi."

Kemudian, orang-orang kafir itu bertanya: "Hai Nuh, kapan datangnya banjir besar itu?" Nabi Nuh menjawab: "Tunggu saja saatnya nanti.

Demikianlah sikap orang-orang kafir terhadap Nabi Nuh ketika beliau membuat kapal. Mereka menantang agar didatangkan banjir besar itu.



Cerita Nabi Nuh - Orang-orang Kafir Dibinasakan

Berdasarkan cerita Nabi Nuh dari berbagai sumber, setelah Nabi Nuh selesai membuat kapal, Allah Swt memerintahkan beliau agar kapal itu ditumpangi bersama-sama orang nan beriman serta segenap binatang jantan dan binatang betina, dan segala benih tumbuh-tumbuhan buat menjaga keberlangsungan hidupnya nanti. Ketika semuanya sudah diangkut ke dalam kapal, lalu Allah Swt memancarkan air dari dari beberapa mata air di muka bumi ini, dan setelah itu terjadilah mendung nan akhirnya menurunkan hujan lebat nan belum pernah terjadi sebelum atau sesudahnya.

Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

"Lalu Nabi Nuh mengadu kepada Tuhannya: "Sesungguhnya saya ini ialah orang nan dikalahkan, sebab itu menangkanlah (aku). Maka Kami bukakan pintu langit dengan (menurunkan) air nan tercurah. Dan kami jadikan bumi memancarkan beberapa mata air, lalu bertemulah air-air itu buat satu urusan nan telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nabi Nuh ke dalam kapal (bahtera) nan terbuat dari papan dan paku, nan berlayar dalam pemeliharaan Kami sebagai balasan terhadap orang-orang nan diingkari (Nuh)." (Lihat Surat Qamar ayat 10-14).

Kemudian, naiklah air itu sampai melebihi bukit dan gunung-gunung nan ada di global sekitar 15 hasta, hingga global ini tak terlihat lagi. Akhirnya, binasalah orang-orang kafir, termasuk anaknya sendiri nan bernama Kan'an sebab dia tergolong orang-orang kafir nan dibinasakan Allah Swt.



Cerita Nabi Nuh - Berakhirnya Banjir dan Wafatnya Nabi Nuh

Bagaimana cerita Nabi Nuh menggambarkan akhir dari banjir besar dan peristiwa wafatnya Nabi Nuh? Berikut gambarannya.



1. Cerita Nabi Nuh - Berakhirnya Banjir

Setelah orang-orang durhaka tenggelam, tak ada seorang kafir pun tersisa di muka bumi. Kemudian, Allah Swt memerintahkan langit buat menahan hujan dan memerintahkan Bumi buat menelan seluruh air nan menggenanginya. Setelah itu, kehidupan kembali berjalan sebagaimana biasa terjadi seperti semula. Sementara, kapal Nabi Nuh berhenti di atas Bukit Judi, yaitu gunung besar nan berada di sekitar Eufrat di Mausul, wilayah Irak sekarang.

Nabi Nuh turun bersama para pengikutnya dan segenap binatang nan ada di dalam kapal pada hari Asyura, tanggal 10 Muharam setelah beliau tinggal di kapal selama 150 hari. Pada hari itu, Nabi Nuh berpuasa tanda rasa syukur kepada Allah. Hingga saat ini, hari Asyura kaum Nabi Muhammad pun masih dianjurkan buat menjalankan puasa Asyura.



2. Cerita Nabi Nuh – Wafatnya Nabi Nuh

Nabi Nuh mati setelah menjalani hayati bersama umatnya selama 950 tahun. Usia beliau merupakan usia nan paling lama di antara manusia setelah Adam. Menurut pendapat paling kuat, Nabi Nuh dimakamkan di Masjidil Haram Makah Al-Mukarramah.