Manfaat Pantun Anak Untuk Orang Tua

Manfaat Pantun Anak Untuk Orang Tua

Suka tak suka, mau tak mau, kita tak dapat menyangkal jika pelajaran Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata pelajaran nan sangat krusial di sekolah. Tiap jenjang pendidikan menjadikan pelajaran Bahasa Indonesia sebagai salah satu mata ujian nan menentukan kelulusan buat melanjutkan ke jenjang nan lebih tinggi. Berbagai materi dibahas dalam pelajaran ini, termasuk pantun anak .

Pantun anak merupakan bagian dari salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia. Pantun juga merupakan kekayaan budaya dalam bentuk gaya bahasa berirama. Pantun dikenal, terutama pada pendidikan sekolah dasar (SD), buat menumbuhkan kecintaan dan ketertarikan terhadap tradisi nan bersumber dari bacaan.

Pantun biasanya dibacakan secara berbalasan. Unsur irama, intonasi, dan ketepatan ucapan buat kalimat tanya, kalimat berita, atau kalimat seruan, akan berpengaruh terhadap dalam pembacaan pantun.



Cara Membuat Pantun Anak

Pantun, termasuk di dalamnya pantun anak, memiliki ciri-ciri spesifik nan membedakannya dengan jenis karya sastra lain. Adapun ciri-ciri pantun nan harus diketahui ialah sebagai berikut.

  1. Satu bait terdiri atas empat baris.
  2. Satu bait berima sajak a-b-a-b.
  3. Satu baris pantun terdiri atas 8-12 suku kata.
  4. Baris pertama dan kedua ialah sampiran atau cangkang.
  5. Baris ketiga dan keempat ialah isi.

Ketika kita akan membuat sebuah pantun anak, dahulukan membuat isi. Kemudian, sampirannya. Dilihat dari segi isi, pantun anak terdiri atas beberapa jenis, di antaranya pantun nasihat, pantun agama, pantun bersuka cita, pantun jenaka, dan pantun teka-teki.



Beberapa Contoh Pantun Anak

Berikut ini ialah beberapa contoh pantun anak nan dapat dijadikan surat keterangan buat membuat pantun serupa.

Pantun Nasihat

Ke mana kancil akan dikejar
Ke dalam pasar cobalah cari
Ketika kecil rajin belajar
Sesudah besar senanglah hati

Pantun Agama

Asam kandis asam gelugur
Kedua masam siang riang
Menangis mayat di dalam kubur
Teringat hayati tidak sembahyang

Pantun Bersuka Cita

Dibawa itik pulang petang
Dapat rumput bilang-bilang
Melihat ibu sudah datang
Hati cemas jadi hilang

Pantun Jenaka

Di sana gunung di sini gunung
Di tengah-tengah pulau Jawa
Wayangnya bingung dalangnya bingung
yang krusial dapat tertawa

Pantun Teka-Teki

Kalau puan, puan cerana
Bawa buah di dalam saku
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa wafat dipalu?



Manfaat Pantun Anak Untuk Orang Tua

Bagi orang tua, pantun anak dapat jadikan nyanyian sebelum menidurkan Anak. Anda dapat membuat pantunnya lalu mencoba melihat-lihat lagu melayu nan mana nan cocok mengiringi pantun tersebut. Anda tak perlu grogi atau kurang percaya diri, pasalnya nan mendengarkan pantun tersebut hanya Anda dan anak Anda.

Anda pun tidak membutuhkan suara sebagus Siti Nurhaliza atau H. Rhoma Irama. Yang Anda butuhkan hanya dua: membuat pantun dan memilihkan lagu nan tepat. Dari pada Anda menyanyikan lagu nan terkadang tidak berisikan pendidikan kepada anak, alangkah lebih baik Anda gagas pantun sendiri lalu menyanyikannya buat anak Anda.

Dalam membuat pantun tersebut, Anda mesti pintar memilih isi pantun nan bermakna bagi kehidupan anak di masa depan. Pasalnya, dengan rajinnya Anda mendengarkan pantun nasehat kepada anak Anda, maka kelak nasehat-nasehat tersebut akan terekam jelas dalam pikirannya. Inilah pendidikan alam bawah sadar terhadap anak nan tak banyak diketahui oleh orang tua.

Jika sejak kecil anak sudah ditanamkan pendidikan-pendidikan nan baik, maka ketika dia dewasa akan menjadi orang nan baik dan disenangi orang. Pendidikan baik tersebut dilakukan melalui pantun nan dibacakan setiap kali menidurkan mereka.

Tak hanya itu, dengan rajinnya anak Anda mendengarkan pantun nasehat nan Anda nyanyikan, bukan tak mungkin kelak ketika beranjak besar atau sudah masuk sekolah, ketika ada pelajaran berpantun, maka anak Anda dengan mudah membuat pantunnya. Karena ayahnya sudah sejak di dini mendidik anaknya mencintai dan menyukai pantun.

Sungguh, menidurkan anak dengan nyanyian nan berisi pantun nasehat memberikan kegunaan baginya. Hanya saja, ini sporadis sekali dilakukan oleh orang tua. Entah kenapa para orang tua lebih suka menyanyin lagu-lagu nan terkadang tak cocok dengan kondisi si anak. Padahal, ia tahu bahwa anak ialah 'kaset' kosong nan mestinya diisi dengan pendidikan nan baik.

Contoh pantun orang tua buat anak:

Pagi-pagi nonton film ipin upin

Nontonnya sambil makan lontong

Kalau ingin disayang atok ipin

Sering-seringlah menelepon

Irfan suka makan tomat

Tomat dimakan kaya manfaat

Jika ingin banyak sahabat

Jadilah orang nan bermanfaat



Manfaat Pantun Anak buat Para Da'i

Ternyata, pantun anak tidak hanya bermanfaat buat si anak dan orang tua saja. Untuk para da'I, pantun anak pun dapat jadikan media dakwah. Pasalnya, disparitas umur antara da'I dengan anak-anak nan menderngarkan ceramah cukup jauh sekali. Maka da'I harus dapat memasuki global mereka. Salah satunya ialah dengan membuat pantun.

Dalam membuat pantun anak, sang da'I juga dapat dengan tidak hanya menampilkan pantun nan pernah diketahuinya. Ia harus dapat membuat pantun sampiran nan mudah dicerna anak. Jangan sampai membuat pantun nan sampirannya tidak sedikit pun dimengerti oleh si anak.

Artinya, sampiran dan isi nan terdapat di pantun mesti nan mudah dicerna si anak. Pasalnya, cara berpikir anak dengan orang dewasa cukup berbeda. Pengetahuan anak dengan orang dewasa juga berbeda. Karena itu, jika seorang da'I berceramah hendaklah ia membuat pantun nasehat nan sinkron dengan kondisi anak.

Contoh pantun nan cocok buat anak-anak:

Anak-anak ayam turun delapan

Ditambah induknya jadi sembilan

Biar selalu punya banyak teman

Janganlah suka berantam

Pagi-pagi ayam berkokok

Ayam berkokok di atas papan

Anak-anak jangan merokok

Agar senang di masa depan

Seorang da'I dalam membuat pantun harus sinkron dengan topik nan dibahasnya. Pasalnya, pantun memang dapat dijadikan media untuk anak-anak bahagia mendengarkan.

Di dalam berceramah, hanya dua media nan dapat dijadikan da'I buat membuat anak-anak fokus mendengarkan ceramahnya. Jika tak bernyanyi, maka da'I harus dapat berpantun. Jika hanya narasi saja nan disampaikan kepada si anak, bisa-bisa akan membuat mereka mengantuk atau membuat mereka jenuh hingga akhirnya menjadi ribut.

Tentunya, seorang dai tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Maka menguasai anjung dengan berpantun ialah solusi tepat nan dapat dilakukannya.

Ternyata, pantun nan disebut oleh da'I di saat menyampaikan ceramah di depan anak-anak, terkadang dianggap krusial juga oleh orang tua nan ikut mendengarkannya. Pasalnya, ini menjadi medianya juga buat mendidik anaknya atau mendidik siswanya di sekolah.

Karena itu, topik pantun nan dikupas oleh dai mesti nan mengandung ajaran nan bermanfaat. Misalnya nan berkaitan dengan pertemanan, masa depan si anak dan akhlak-akhlak nan terpuji.

Bicara masalah akhlah nan baik atau terpuji, seorang da'I harus dapat mengajarkan anak-anak, dengan pantun nan diselipkannya di dalam ceramah, buat menjauhi tiga sifat nan buruk. Sifat nan dimiliki oleh setan. Yaitu, iri, dengki dan sombong.

Jika ketiga sifat ini bisa dihilangkan dari diri si anak sejak dini, tentunya akan membentuknya menjadi anak nan baik di masa akan datang. Ketiga sifat tercela tersebut ialah biang penyebab muncul sifat-sifat jelek lainnya. Jika ketiga sifat tersebut dapat hilang, maka sifat-sifat jelek lainnya tidak akan muncul.

Oleh sebab itu, mari untuk pantun anak nan bermanfaat buat mereka. Buat guru di sekolah, ajari anak-anak membuat pantun nan baik. Buat orang tua didik mereka dengan nyanyian nan berisi pantun nan bermanfaat buat mereka di masa depan. Bagi para da'I, jadikan pantun media buat menanamkan sifat-sifat nan baik anak-anak nan didakwah.

Pasalnya, anak-anak tersebut ialah penerus estafet perjalanan hayati di dunia. Kalau bukan guru, orang tua dan da'I nan mendidik mereka menjadi pribadi andal dalam mengarungi kehidupan ini, siapa lagi.