Waktu Puasa Arafah

Waktu Puasa Arafah

Puasa Arafah ialah puasa sunnah nan paling utama. Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Saat itu, kaum Muslimin nan melakukan ibadah haji berkumpul wukuf di Padang Arafah. Puasa sunnah merupakan amalan saleh nan akan mendatangkan pahala. Memang, amalan saleh nan bernilai pahala kebaikan banyak ragamnya. Selain amal-amalan nan hukumnya wajib seperti salat lima waktu dan puasa di bulan Ramadhan, banyak amalan ibadah nan hukumnya sunnah.

Kini, tinggal kita sebagai umat Islam, pandai-pandai mengkaji amalan sunnah mana nan dapat dikerjakan sebab sinkron syariat agama dan amalan mana nan lemah dasar hukumnya atau bid’ah.
Siapa sih nan tak tergiur, jika melaksanakan ibadah “tathawwu” atau sunnah nan dianjurkan, maka akan menambah pahala, menggugurkan dosa-dosa, memperbanyak kebaikan, meninggikan derajat, dan menyempurnakan ibadah wajib.

Allah Ta'ala berfirman, “ Barangsiapa nan dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah nan lebih baik baginya. ” (QS. Al-Baqarah: 184). Hal itu juga merupakan jalan buat mendekatkan diri kepada Allah, setelah melakukan kewajiban-kewajiban. Karena, mendekatkan diri kepada Allah itu dengan cara beribadah kepada-Nya yaitu dengan ibadah nan hukumnya wajib atau mustahab (yang disukai; sunnah).

Puasa merupakan amalan sunnah nan utama. Dengan berpuasa, kita bisa mengekang nafsu. Puasa juga akan mengeluarkan jiwa manusia dari keserupaan dengan binatang menuju keserupaan dengan malaikat.
Pasalnya, orang nan berpuasa meninggalkan perkara nan paling lekat pada dirinya, berupa makanan, minuman, dan berhubungan dengan istrinya. Semua itu dilakukan sebab mencari ridha Allah swt.

Dengan demikian, puasa merupakan ibadah dan ketaatan nan menyerupai sifat malaikat. Sebaliknya, jika manusia mengumbar hawa nafsunya, maka dia lebih mendekati sifat binatang.



Keutamaan Puasa Arafah

Mengapa hari Arafah menjadi salah satu hari istimewa? Lantaran, pada hari itu Allah di hadapan para malaikat-Nya, membanggakan para hamba-Nya nan sedang berkumpul di Arafah.

Nabi Muhammad saw. bersabda, “ Tidak ada satu hari nan lebih banyak Allah memerdekakan hamba dari neraka pada hari itu daripada hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah mendekat, kemudian Dia membanggakan mereka (para hamba-Nya nan sedang berkumpul di Arafah) kepada para malaikat. Dia berfirman, 'Apa nan dikehendaki oleh mereka ini? '” (HR. Muslim, No. 1348; dan lainnya dari 'Aisyah).

Begitu istimewanya hari Arafah. Bagi kaum Muslimin nan tak sempat wukuf di Arafah pun mendapat berkahnya, yakni disyariatkan berpuasa satu hari Arafah ini. Janji keutamaan puasa ini sangatlah besar.
Marilah kita renungkan hadits di bawah ini, terkait dengan keutamaan puasa Arafah , nan disyariatkan oleh Ar-Rahman nan memiliki sifat rahmat nan luas dan disampaikan oleh nabi pembawa rahmat kepada seluruh alam.

Rasulullah saw. bersabda, “ Puasa satu hari Arafah (tanggal 9 dzulhijjah), saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya. Puasa hari 'Asyura' (tanggal 10 Muharram), saya berharap kepada Allah, Dia akan menghapuskan (dosa) satu tahun sebelumnya. ” (HR. Muslim, No 1162, dari Abu Qatadah).

Bagi kaum Muslimin, sudah terbiasa melakukan puasa satu bulan penuh saat bulan Ramadhan. Karenanya, setelah membaca atau mendengar sabda Nabi Muhammad saw. ini, pastilah hatinya tergerak buat mengamalkan puasa tersebut. Karena, setiap manusia niscaya menyadari tak bisa lepas dari dosa.



Waktu Puasa Arafah

Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata), ” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah ditanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka beliau menjawab, “Menghapuskan (kesalahan) tahun nan lalu dan nan sesudahnya. ” (HR. Muslim No.1162 dalam hadits nan panjang)

Di dalam hadits nan mulia itu terdapat dalil dan hujjah nan sangat kuat tentang waktu puasa ini, yaitu pada hari Arafah ketika manusia wukuf di Arafah. Jadi, puasa Arafah terkait dengan waktu dan tempat. Oleh sebab itu, waktu puasa ini ialah ketika kaum Muslimin wukuf di Arafah.

Berkenaan dengan aplikasi puasa bagi orang-orang nan sedang berhaji di Arafah, hadits di bawah ini dapat memberikan gambaran.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa beliau ditanya mengenai puasa hari Arafah di Arafah.

Beliau mengatakan, “ Aku pernah berhaji bersama Nabi Muhammad saw. dan beliau tak menunaikan puasa pada hari Arafah. Aku pun pernah berhaji bersama Abu Bakr, beliau pun tak berpuasa ketika itu. Begitu pula dengan ‘Utsman, beliau tak berpuasa ketika itu. Aku pun tak mengerjakan puasa Arafah ketika itu. Aku pun tak memerintahkan orang lain buat melakukannya. Aku pun tak melarang jika ada nan melakukannya.

Dari uraian tersebut, bagi orang nan sedang berhaji lebih primer tak berpuasa ketika hari Arafah di Arafah. Hal itu, dalam rangka meneladani Nabi saw. dan para Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, ‘Umar, dan ‘Utsman), juga agar lebih menguatkan diri dalam berdoa dan berzikir ketika wukuf di Arafah.

Ada beberapa hal nan baik dilakukan pada hari Arafah. Seperti dijelaskan Ibnu Rajab Al Hambali, bahwa siapa nan ingin mendapatkan pembebasan dari barah neraka dan pengampunan dosa pada hari Arafah, maka lakukanlah hal-hal berikut.

  1. Melaksanakan puasa Arafah. Dari Abu Qotadah, Nabi saw. bersabda, “ Puasa Arafah bisa menghapuskan dosa setahun nan lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun nan lalu.
  2. Menjaga anggota badan dari hal-hal nan diharamkan.
  3. Memperbanyak syahadat tauhid, keikhlasan, dan kejujuran. Nabi saw. sendiri sering memperbanyak hal-hal tadi dan beliau menyebutkannya setelah menyebutkan bahwa doa pada hari Arafah ialah sebaik-baik doa. Disebutkan dalam hadits, “ Sebaik-baik doa ialah doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik nan kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku ialah ucapan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir’ (Tidak ada sesembahan nan berhak disembah kecuali Allah semata, tak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah nan menguasai segala sesuatu) ”.
  4. Memerdekakan seorang budak jika mampu. Karena barangsiapa nan memerdekakan seorang budak Mukmin, maka Allah akan membebaskan anggota tubuhnya dari barah neraka sebab anggota tubuh budak nan ia merdekakan.
  5. Memperbanyak doa ampunan dan pembebasan dari barah neraka, sebab hari Arafah ialah hari terkabulnya doa. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi saw. bersabda, “ Sebaik-baik doa ialah doa pada hari Arafah ”.

Selain itu, buat mendapatkan pembebasan dari barah neraka dan pengampunan dosa, hendaklah pula dijauhi segala dosa nan bisa menghalangi dari mendapatkan ampunan. Berikut ini hal-hal nan harus dijauhi.

  1. Sifat arogan dan takabbur. Allah Ta’ala berfirman, “ Dan Allah tak menyukai setiap orang nan arogan lagi membanggakan diri .” (QS. Al Hadid: 23). Sebagaimana pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “ Allah tak akan memandang siapa saja nan menjulurkan celananya (di bawah mata kaki) dengan sombong.
  2. Tidak terus menerus dalam melakukan dosa-dosa besar (al kaba-ir). Itulah nan dinasihatkan oleh Ibnu Rajab agar seseorang dapat mendapatkan ampunan dan pembebasan dari barah neraka pada hari Arafah.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang nan mendapatkan ampunan dan pembebasan dari barah neraka. Semoga setiap kita melaksanakan ibadah puasa Arafah, kita mendapatkan keutamaannya.