Kebudayaan Jawa Timur

Arek-arek Suroboyo , itulah sebutan nan ditujukan buat orang orisinil Surabaya. Surabaya merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Timur . Jawa Timur merupakan provinsi nan terletak paling ujung sebelah timur pulau Jawa. Ada banyak kisah nan dapat kita gali dari pesona provinsi asal kerajaan Majapahit ini. Apa nan terbersit dibenak Anda jika mendengar Surabaya? Mungkin sebagian Anda teringat akan Reog Ponorogo , Bonek , Persebaya, bahkan sampai ke Jembatan Suramadu.

Jawa Timur terletak di sebelah timur pulau Jawa, berbatasan dengan pulau Bali. Jawa Timur beribu kota di Surabaya. Jawa Timur nan memiliki luas wilayah seluas 47.922 Km² ini memiliki jumlah penduduk nan cukup besar, yaitu sebanyak 37.476.011 jiwa, dengan kepadatan 782/Km². Jawa Timur merupakan wilayah terluas dari 6 provinsi di Pulau Jawa. Predikat luas wilayah tersebut diikuti dengan jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Jawa Barat.

Jawa Timur berbatasan dengan Jawa Tengah dan Pulau Bali. Lebih tepatnya, Jawa Timur berbatasan dengan Bahari Jawa di sebelah Utara, Jawa Tengah di sebelah barat, di sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, serta dengan Selat Bali di sebelah timur. Jawa Timur juga memiliki banyak pulau di sekitarnya. Di antaranya ada Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean, Pulau Sempu dan Pulau Nusa Barung. Sehingga, memiliki potensi pantai nan cukup bagus.

Anda dapat mengunjungi Jawa Timur dengan menggunakan transportasi darat, udara dan laut. Bila menggunakan pesawat, Anda akan mendarat di Bandara Juanda, sedangkan bila melalui jalur darat, Anda dapat menggunakan kereta api. Sistem perkeretaapian di Jawa Timur sudah dibangun sejak zaman kolonial Belanda.

Jalur kereta barah di Jawa Timur terbagi menjadi empat jalur. Jalur pertama, jalur utara dengan rute Surabaya Pasar Turi-Semarang-Jakarta. Jalur kedua, jalur tengah dengan rute Surabaya Gubeng-Yogyakarta-Jakarta. Jalur ketiga, jalur timur dengan rute Surabaya Gubeng-Jember-Banyuwangi. Sedangkan jalur keempat, jalur lingkar selatan dengan rute Surabaya Gubeng-Malang-Blitar-Kertosono-Surabaya. Jadi, bila Anda memilih buat menggunakan kereta api, dapat memilih jalur-jalur tersebut.

Berdasarkan data sensus penduduk nan dilakukan pada tahun 2005, Jawa Timur memiliki jumlah penduduk sebanyak 37.476.011 jiwa. Jumlah penduduk tersebut merupakan jumlah penduduk terbesar kedua setelah Jawa Barat. Jumlah penduduk terbesar di Jawa Timur berdomisili di Kabupaten Malang dan Kota Surabaya.

Berasal dari mana sajakah penduduk Jawa Timur? Penduduk Jawa Timur mayoritas berasal dari Suku Jawa. Suku Jawa menyebar hampir diseluruh wilayah Jawa Timur daratan. Suku lain nan menjadi asal penduduk Jawa Timur ialah Suku Madura nan mendiami Pulau Madura dan Tapal Kuda, khususnya di bagian pesisir utara dan selatan.

Suku lainnya nan dianggap suku orisinil penduduk Jawa Timur ialah Suku Tengger. Menurut riwayatnya, Suku Tengger merupakan keturunan langsung pelarian Kerajaan Majapahit nan mendiami Pegunungan Tengger. Selain Tengger juga ada Suku Osing nan menetap di sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi, serta Suku Samin nan menetap di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro.

Uniknya lagi, penduduk Jawa Timur, tak hanya terdiri dari penduduk nan berasal dari suku orisinil saja. Jawa Timur juga didiami oleh penduduk nan berasal dari suku bangsa lainnya. Seperti Suku Bali, Arab dan etnis Tionghoa. Spesifik pendatang dari Arab dan Tionghoa, mereka banyak menetap di daerah perkotaan, sedangkan Suku Bali menetap di sejumlah kawasan di Kabupaten Banyuwangi. Banyaknya pendatang membuat etnisitas di Jawa Timur bersifat heterogen.

Adat istiadat dan kebudayaan orang Jawa Timur, dipengaruhi oleh letak geografis wilayahnya, sehingga mereka memiliki adat istiadat nan beragam. Seperti Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat, lebih terpengaruh dari Jawa Tengah nan berasal dari budaya Mataraman . Budaya Mataraman ini menunjukkan bahwa kawasan tersebut dahulu merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram.

Untuk penduduk nan berdomisili di Jawa Timur bagian kawasan pesisir barat, banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam. Budaya bercorak Islam ini bisa kita temui di Tuban, Lamongan dan Gresik. Sedangkan di pesisir utara Jawa Timur merupakan pusat penyebaran agama Islam, bahkan lima dari sembilan Walisongo dimakamkan di sini. Sementara buat kawasan bekas Karesidenan Surabaya dan Malang memiliki budaya mirip Mataraman .

Masih ingatkah Anda dengan warta nan cukup menghebohkan sewaktu Malaysia mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya Melayu? Waktu itu banyak masyakarat nan menuai protes. Di antaranya menyatakan bahwa, Reog Ponorogo merupakan budaya orisinil Indonesia nan berasal dari Jawa Timur .

Siapa nan tak tau dengan Reog Ponorogo ? Dulu sewaktu kita masih duduk di Sekolah Dasar, kita selalu diingatkan ketika pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, nan mengupas tentang kesenian Reog Ponorogo . Reog Ponorogo merupakan salah satu kesenian khas nan dimiliki oleh Jawa Timur.

Dinamakan Reog Ponorogo , dikarenakan kesenian rakyat ini berasal dari Kota Ponorogo. Reog disimbolkan dengan wujud kepala harimau nan memiliki sayap burung Merak, nan disebut dengan "Singa Barong". Sekilas hampir mirip dengan Barongsai , hanya bentuk dan teknik pertunjukannya nan berbeda. Reog dimainkan oleh dua orang, nan satu memegang kepala Reog , sementara nan satunya lagi memengang ekornya.

Pertunjukan Reog Ponorogo dilengkapi dengan beberapa orang penari, nan menarikan tari-tarian khas Reog . Tari nan mengiringi pertunjukan Reog Ponorogo adalah Tari Jaran Kepang dan Tari Kuda Lumping. Pertunjukan dibuka dengan tarian nan dilakukan oleh anak kecil, nan memerankan adegan lucu. Di Ponorogo sendiri, Reog ini dilestarikan dengan cara dipentaskan pada saat acara rutin tahunan Grebeg Suro , nan diadakan tepat pada malam satu Suro .

Pertunjukan Reog Ponorogo ini bila ditilik dari asal-usulnya, menurut cerita nan berkembang di masyarakat Jawa Timur, Reog Ponorogo berasal dari cerita pemberontakan pada masa Kerajaan Majapahit. Dikisahkan pada saat itu terjadi pemberontakan nan dilakukan oleh Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan Majapahit, pada masa kekuasaan Raja Majapahit terakhir, Bhre Kertabhumi. Pemberontakan ini dilakukan sebab pengaruh Cina nan sangat kuat dalam pemerintahan Majapahit. Sehingga, pertunjukan Reog tercipta sebagai perwujudan insinuasi kepada Raja Bhre Kertabhumi.

Jawa Timur memiliki potensi alam nan sangat sayang buat dilewatkan. Pesona alam nan menjadi sorotan di Jawa Timur khususnya dan di Indonesia pada umumnya, ialah pesona Gunung Bromo-Semeru. Bila Anda berlibur ke Gunung Bromo-Semeru, Anda akan menemui hamparan lautan pasir seluas 5.250 Hektar nan berada di ketinggian 2392 meter dari permukaan laut.

Di pegunungan Bromo-Semeru, setiap tanggal 14 atau 15 di bulan Kesodo berdasarkan almanak Jawa, diadakan Upacara Kesodo . Upacara Kesodo ini dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger. Upacara ini dilakukan dalam rangka memohon panen nan melimpah dan meminta tolak bala, kesembuhan atas berbagai penyakit. Jika Anda sempat melihat Upacara Kesodo, Anda akan menyaksikan prosesi pelemparan sesaji ke kaldera Gunung Bromo. Lokasi menarik lainnya nan berada di kawasan pegunungan ini berupa:

1. Laut Pasir Tengger. Anda dapat berkuda melewati lautan pasir ini menuju Gunung Bromo, menaiki tangga dan melihat matahari terbit di atasnya.
2. Ranu Pani, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo, merupakan danau-danau nan sangat dingin dan selalu berkabut hingga 2.200 m. dpl.
3. Pananjakan. Dari pananjakan ini, Anda bisa melihat panorama alam Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru.
4. Cemorolawang. Lokasi ini merupakan salah satu pintu masuk menuju Taman Nasional nan banyak dikunjungi, sebab dari sini dapat melihat hamparan bahari pasir dan kaldera Bromo.

Menarik bukan? Ingin Anda menikmati pesonanya? Jadikan Jawa Timur sebagai lokasi berlibur Anda.