Bukti Sejarah Islam Masuk Indonesia

Bukti Sejarah Islam Masuk Indonesia

Sejarah Islam Masuk Indonesia dimunculkan alam beberapa teori dan bukti. Indonesia ialah salah satu negara dengan penduduk beragama Islam sangat besar. Keberadaannya diakui oleh negara-negara Islam lainnya di dunia.

Islam di Indonesia tak hanya besar dari sisi kuantitas. Namun, peranannya dalam perjuangan kemerdekaan hingga mengisi kemerdekaan negara ini tak dapat diabaikan. Untuk membuktikan hal tersebut, ada baiknya kita melihat catatan sejarah Islam masuk Indonesia.

Memang bukan urusan mudah melacak sejarahnya. Mengingat, bukti-bukti sejarah nan dapat ditemukan tak banyak menceritakan sejarah perjalanan Islam ini. Namun, buat menelusuri jejak sejarah tersebut, kita dapat memulai dengan beberapa pertanyaan fundamental ini, seperti dari mana datangnya Islam ke Indonesia? Siapa nan membawanya ke Indonesia? Kapan Islam pertama kali masuk dan berkembang di wilayah Indonesia? Di daerah mana pertama kali Islam diperkenalkan?



Teori Sejarah Islam Masuk Indonesia

Untuk mengetahui sejarah Islam masuk Indonesia , ada beberapa teori nan hingga kini masih relevan buat digunakan. Teori ini selalu menjadi acuan bagi sejarawan, baik dari kalangan sarjana-sarjana Barat maupun kalangan ilmuwan Islam sendiri. Berikut ialah tiga teori nan menjelaskan tentang sejarah kedatangan Islam ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

  1. Teori Gujarat

Teori ini dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Ia mengatakan bahwa sejarah Islam masuk Indonesia datang dari wilayah-wilayah nan terdapat di anak benua India. Gujarat, Bengali, dan Malabar merupakan daerah nan disebut-sebut sebagai asal muasal masuknya Islam ke Nusantara. Teori ini dikemukakan oleh Snouck dalam L’ arabie et les Indes Neerlandaises .

Snouck mengatakan bahwa teorinya ini didasarkan pada hasil pengamatannya nan tak menemukan peran dan nilai-nilai Arab pada masa awal perkembangan islam di Indonesia, abad 12 dan 13. Interaksi nan terjalin erat antara muslim Nusantara dan muslim dari daratan india merupakan salah satu pendukung teori ini.

Teori ini sebenarnya sudah pernah dimunculkan oleh salah seorang sarjana dari Universitas Leiden bernama Pijnappel. Namun, pada perkembangannya nama Snouck hurgronje lebih terkenal luas sebagai pencetus teori ini. Salah satu alasannya, sebab Snouck merupakan salah satu tokoh nan konsisten mendalami sejarah Islam.

  1. Teori Persia

Dalam teori ini dikatakan bahwa Islam masuk Indonesia berasal dari Persia. Teori ini didasarkan pada kecenderungan budaya nan berkembang pada kelompok masyarakat Islam Indonesia dengan kebudayaan nan berkembang di masyarakat Persia.

Contohnya, budaya peringatan 10 Muharam nan hingga saat ini masih sering diperingati. Konon, peringatan ini bertujuan buat memperingati wafatnya cucu kesayangan Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein. Lalu, ada tradisi tabut nan berkembang di beberapa loka di Sumatra barat.

  1. Teori Arabia

Sejarah Islam masuk Indonesia dijelaskan dalam teori lain nan kemudian dikenal dengan teori Arabia. Dalam teori ini disebutkan bahwa Islam datang langsung dari jazirah Arab, yaitu dari Makkah dan Madinah. Menurut teori ini, Islam sudah masuk ke Indonesia sejak abad 7, bukan abad 12 atau 13.

Berpijak pada teori ini, berarti sejarah Islam masuk Indonesia sudah dimulai pada awal abad Hijriah. Atau dengan kata lain, sejak masa Khulafaur Rasyidin ekspedisi Islam sudah mulai memasuki wilayah nusantara. Sejarah Islam masuk Indonesia dalam teori ini diperkuat oleh beberapa sumber literatur Cina. Dalam sumber-sumber literatur Cina disebutkan bahwa menjelang seperempat abad 7 di pesisir pantai wilayah Sumatra telah berdiri perkampungan Arab muslim.

Masyarakat Arab nan bermukim diperkampungan tersebut kemudian menikah dengan penduduk lokal. Sehingga terbentuklah komunitas-komunitas muslim baru nan semakin luas.

Dalam kitab sejarah Cina, Chiu T’hang Shu disebutkan beberapa poin krusial tentang interaksi diplomatik antara pemerintahan Islam di jazirah Arab dengan negara-negara di wilayah timur jauh hingga ke Indonesia, di antaranya pada tahun 651 (31 Hijriah) Cina mendapat kunjungan diplomatik dari orang-orang Ta Shih. Ta Shih merupakan sebutan buat orang-orang Arab.

Empat tahun kemudian, dinasti nan sama berkuasa di negeri tirai bambu ini kembali menerima duta nan dikirim oleh Tan Mi Mo Ni. Tan Mi Mo Ni merupakan istilah nan mereka gunakan buat menyebut Amirul Mukminin. Dalam catatan sejarah ini disebutkan bahwa duta Tan Mi Mo Mi mengabarkan, di jazirah Arab mereka sudah mendirikan sebuah pemerintahan nan dikenal dengan istilah Daulah Islamiyah. Hal ini menunjukkan bahwa pengiriman duta Tan Mi Mo Ni ini berlangsung pada masa pemerintahan Khalifah Usman bin Affan.

Kunjungan para duta diplomatik ke Cina terebut merupakan pintu awal sejarah Islam masuk Indonesia. Pada era nan lebih belakangan dikabarkan bahwa Ibnu Batutah salah seorang pengembara Arab nan terkenal, pernah menjejakkan kakinya di Nusantara. Ibnu Batutah mencatat perjalanannya di beberapa wilayah Nusantara.

Namun sayangnya dalam catatan Ibnu Batutah tak dijelaskan daerah-daerah mana saja di Nusantara nan pernah dikunjunginya. Selanjutnya, semakin banyak duta muslim dari Timur Tengah nan menjejakkan kakinya di daratan Nusantara.



Bukti Sejarah Islam Masuk Indonesia

Diperlukan bukti buat menerangkan masuknya Islam ke Indonesia. Beberapa bukti sejarah nan dijadikan acuan buat mengisahkan sejarah Islam masuk Indonesia di antaranya:

  1. Berdirinya perkampungan-perkampungan muslim di wilayah Kerajaan Sriwijaya. Literatur Arab antik nan berjudul Aja’ib al Hind ditulis oleh Buzurg bin Shahriyar al Ramhurmuzi nan menceritakan tentang terbentuknya perkampungan-perkampungan muslim di wilayah Kerajaan Sriwijaya.
  2. Kesenian tambo di daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Kesenian tambo ini mengisahkan tentang alam Minangkabau nan tercipta dari estetika cahaya kenabian.
  3. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Namun pandapat lain dari Prof. Ali Hasjmy disebutkan bahwa kerajaan Islam pertama di Nusantara ialah Kerajaan Perlak. Hal ini memang masih menjadi perdebatan, namun tak bisa dipungkiri bahwa perkembangan kedua kerajaan ini merupakan tonggak awal perkembangan Islam di tanah air.
  4. Berdirinya Kerajaan Demak nan merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Sebelum berdirinya kerajaan Demak, Raden Paku nan memiliki nama orisinil Maulana Ainul Yaqin membangun pusat pengkaderan dakwah di daerah Giri, Gresik, Jawa Timur. Raden Paku kemudian mendapat julukan Sunan Giri. Kekuatan pengaruh pusat pengkaderan dakwah nan dibangun oleh Sunan Giri ini sangat besar. Bahkan, menurut Buya Hamka, kekuasaan Majapahit nan terkenal sangat kuat tak mampu menghapus kekuatan pengaruh Giri. Pusat pengkaderan dakwah Sunan Giri ini juga terkenal telah melahirkan pendakwah-pendakwah tangguh nan dikirim buat berdakwah di wilayah Timur Indonesia.
  5. Semangat jihad nan diajarkan dalam Islam telah melahirkan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan nan gigih melawan penjajahan Belanda. Kita mengenal banyak tokoh-tokoh pejuang Islam. Sebut saja, Tuanku Imam Bonjol, Sunan Giri, Pangeran Diponegoro, KH. Hasyim Asy’ari, Bung Tomo, Tengku Umar, dan masih banyak lagi.
  6. Peninggalan sejarah Islam, seperti masjid, nisan, arsitektur bangunan nan khas bergaya Timur Tengah, lukisan kaligrafi, pesantren, dan berbagai peninggalan sejarah Islam lainnya nan menjadi jejak-jejak sejarah nan ditinggalkan.

Keberadaannya menjadi bukti sejarah nan menjadi peta bagi kita dalam menyusuri sejarah Islam masuk Indonesia hingga hari ini. Tentunya kita harus mempelajari hal tadi sebagai tambahan ilmu pengetahuan sejarah kita.