Akhlak Kepada Allah - Bentuk Pelaksanaannya

Akhlak Kepada Allah - Bentuk Pelaksanaannya

Akhlak kepada Allah SWT menjadi salah satu syarat nan diutamakan buat meraih takwa bagi setiap individu di bumi ini. Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur alam semesta ini memiliki syarat tersendiri dalam mengelompokkan hambanya dalam hal takwa. Allah SWT juga memberikan petunjuk bagaimana menjalani syarat tersebut dengan baik dan sinkron dengan keingginan-Nya. Allah SWT memberikan seperangkat anggaran menyeluruh buat dilakukan manusia dalam kehidupan di global ini.

Allah SWT telah mencantumkan segala aturan-Nya. Hal tersebut bisa diketahui oleh manusia melalui kitab kudus Al-Qur'an. Di dalam kitab kudus umat muslim tersebut disampaikan oleh pencipta dan pengatur alam semesta ini mengenai akidah maupun akhlak kepada Allah SWT serta berbagai anggaran lain nan mengatur kehidupan manusia di global ini.

Adapun akidah kepada Allah SWT menjadi landasan dasar nan paling kuat dan harus dimilki oleh setiap individu. Ketika akidah seseorang kuat dan benar, maka ia akan mudah menerima cahaya kebenaran serta petunjuk dari Allah SWT. Ia akan menjalankan seluruh aktivitas kehidupan di global sebagai tabungan amalnya di kehidupan akhirat kelak.

Selain akidah, peran akhlak juga krusial dalam aktivitas setiap individu. Akhlak menjadi bentuk konkret aplikasi pemahaman akidah. Interaksi antara akidah dan akhlak saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan begitu saja. Jika ingin meraih takwa kepada-Nya, maka setiap individu harus mengupayakan seoptimal mungkin aplikasi konsekuensi dari akidah dan akhlak tersebut.

Takwa kepada pencipta dan pengatur alam semesta ini menjadi sasaran tertinggi buat setiap individu. Pengertian takwa tak hanya dijadikan pengetahuan atau tambahan sumber informasi belaka bagi setiap individu, tapi takwa harus menjadi motivasi primer dalam diri manusia.

Berdasarkan pengertiannya, takwa yaitu menjalankan segala perintah-Nya dan berupaya seoptimal mungkin menjauhi larangan-Nya. Jadi, ketika manusia hendak meraih takwa maka mereka harus mengupayakan diri mereka buat memiliki akidah nan kuat dan kokoh diimbangi dengan upaya meningkatkan aplikasi akhlak kepada Allah SWT dalam kehidupan di dunia.



Akhlak Kepada Allah - Memahami Arti Pentingnya

Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur alam semesta ini memiliki arti krusial dalam kehidupan manusia. Sikap, perbuatan ataupun bentuk amalan nan seharusnya dilakukan manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial kepada pencipta dan pengatur alam semesta ini biasanya dikenal dengan istilah akhlak kepada Allah SWT.

Sikap, perbuatan ataupun bentuk amalan nan menjadi bagian dari akhlak memiliki karakteristik khusus. Karakteristik spesifik tersebut mengarah pada sasaran manusia, yaitu meraih takwa kepada-Nya. Setiap sikap, perbuatan ataupun segala bentuk amalan manusia tersebut harus sinkron dengan aturan-Nya. Selain itu, ada alasan mengapa manusia membutuhkan aplikasi akhlak kepada Allah SWT, diantaranya:

  1. Allah SWT merupakan pencipta manusia. Alasan pertama manusia harus memiliki akhlak kepada Allah SWT tersebut harus senantiasa diingat oleh manusia sepanjang hidupnya di dunia. Dia nan menciptakan manusia dari air nan ditumpahkan keluar dari tulang rusuk serta tulang punggung manusia. Hal tersebut sinkron dengan perkataan Allah SWT di dalam surat at-Thariq ayat 5-7 nan artinya: "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia tercipta dari air nan terpancar. Yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada" (at-Tariq: 5-7).
  2. Allah SWT telah memberikan segala kebutuhan manusia, utamanya kelengkapan panca indera, mulai dari indera berupa pendengaran, penglihatan, pembau, perasa serta peraba. Selain panca indera, Allah SWT juga menjadikan manusia makhluk paling mulia di antara makhluk-Nya nan lain sebab karunia akal pikiran. Manusia juga diberikan bentuk paling paripurna dengan anggota badan nan kokoh dan sempurna. Alasan kedua ini juga menjadikan manusia harus mempunyai akhlak sinkron firman-Nya di dalam surat an-Nahl ayat 78 nan artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur" ( Q.S an-Nahl: 78).
  3. Adapun alasan ketiga, yaitu sebab Allah SWT nan telah menyediakan berbagai wahana dan bahan nan dibutuhkan bagi kelangsungan hayati manusia, misalnya bahan makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya. Alasan tersebut juga menjadikan manusia harus mempunyai akhlak kepada Allah SWT sinkron firmanNya dalam surat al-Jatsiyah ayat 12-13 dengan artinya sebagai berikut: "Allah-lah nan menundukkan lautan buat kamu supaya kapal-kapal bisa berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu bisa mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan buat kamu apa nan ada di langit dan apa nan ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada nan demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu nan berpikir" (Q.S al-Jatsiyah:12-13).
  4. Alasan keempat mengapa manusia harus memiliki akhlak, yaitu Dialah nan telah memuliakan manusia. Manusia diberi kemampuan, manusia bisa hayati serta memanfaatkan daratan dan lautan. Hal tersebut sinkron dengan nan disampaikan Allah SWT dalam surat Al-Israa' ayat 70 dengan artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki nan baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan nan paripurna atas kebanyakan makhluk nan telah Kami ciptakan " (Q.S al-Israa:70).

Empat alasan tersebut merupakan bagian dari analisis manusia tentang pertanyaan mengapa manusia harus mempunyai akhlak kepada Allah SWT. Jika di antara kita menemukan alasan tambahan nan lain dan didasarkan pada ayat Al-qur'an, maka bisa ditambahkan ataupun dihubungkan satu sama lain.

Kesimpulannya yaitu aplikasi akhlak kepada pencipta dan pengatur alam semesta ini, yaitu Allah SWT memiliki arti krusial bagi kehidupan manusia. Kehidupan manusia nan dimaksud bukan hanya terbatas pada kehidupan manusia sebagai individu saja, tapi kehidupan manusia di dalam hubungannya dengan keluarga, orang lain maupun lingkungannya.



Akhlak Kepada Allah - Bentuk Pelaksanaannya

Setelah memahami arti pentingnya akhlak kepada Allah SWT nan telah diuraikan di atas, manusia perlu mengetahui bagaimana sebenarnya aplikasi akhlak nan dimaksudkan dalam ulasan tersebut. Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur alam semesta ini menjadi sumber dari segala sumber hukum dalam kehidupan menjadi salah satu kebenaran nan harus diyakini oleh setiap muslim dimanapun mereka berada.

Hal tersebut sinkron dengan firman-Nya di dalam kitab kudus Al-Quran bahwa Allah SWT merupakan Pencipta dirinya, pencipta jagat raya dengan segala isinya, pengatur alam semesta nan luasnya tak terhingga, sebagai pemberi hidayah serta panduan hayati dalam kehidupan manusia dan sebagainya.

Semua itu menunjukkan kepada diri setiap muslim bahwa jika beberapa hal tersebut diakui, diyakini serta mengakar di dalam diri masing-masing, maka akhlak kepada Allah SWT akan menjadi prioritas amal atau perbuatan nan paling primer dalam berakhlak di kehidupan sehari-hari. Akhlak kepada Allah SWT juga bisa disimpulkan sebagai pondasi atau dasar dalam berakhlak kepada siapapun di muka bumi ini, baik akhlak kepada hewan ataupun tumbuhan.

Seandainya seorang manusia tak mempunyai akhlak kepada pencipta dan pengatur alam semesta ini, yaitu Allah SWT, maka ia tak mungkin memiliki akhlak kepada siapapun. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang memiliki akhlak tersebut, maka hal ini merupakan pintu gerbang buat menuju kesempurnaan akhlak kepada nan lain. Berikut ini bentuk aplikasi akhlak kepada Allah SWT nan bisa dilakukan oleh setiap individu dalam rangka meraih takwanya kepada pencipta dan pengatur alam semesta ini:

  1. Salah satu bentuk aplikasi akhlak kepada Allah SWT, yaitu memiliki tujuan beramal nan tidak lain mencapai ridha Allah SWT, bukan nan lain, misalnya ingin mendapat pujian, penghargaan ataupun sanjungan dari orang lain, ingin dilihat orang lain kalau dia termasuk orang nan banyak amal sholeh dan sebagainya.
  2. Memiliki ketaatan dan keridhaan terhadap segala ketentuan nan telah ditetapkan Allah SWT juga bentuk aplikasi dari akhlak kepada Allah SWT. Hal tersebut menunjukkan bahwa akhlak kepada Allah SWT salah satunya dengan rajin dan pandai mensyukuri segala nikmat dariNya.
  3. Memperbanyak membaca al-Quran dengan memahami arti serta melaksanakan isinya dalam kehidupan serta bertanggung jawab terhadap amanah/kepercayaan nan ada pada dirinya. Bentuk aplikasi akhlak ini memiliki konsekuensi nan baik bagi peningkatan akhlak manusia dalam meraih ketakwaannya kepada Allah SWT.

Demikian ulasan mengenai akhlak kepada Allah SWT, semoga hal-hal tersebut di atas menjadikan kita sebagai manusia berupaya buat selalu optimal dalam mengabdikan diri hanya kepada-Nya. Segala bentuk darma tersebut semata dilakukan dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur kepadaNya, sehingga ibadah nan dilakukan hanya bertujuan buat memperoleh keridhaan-Nya.

Oleh sebab itu, dalam melaksanakan kewajiban nan diperintahkan oleh Allah SWT, terutama melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, harus menjaga kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu hal tersebut bersumber kepada al-Quran nan harus dipelajari dan dipelihara kemurniannya dan pelestariannya oleh umat Islam sebagai bagian dari bentuk aplikasi akhlak kepada Allah SWT.