Kisah Jilbab di Masa Kini

Kisah Jilbab di Masa Kini



Tidak Asal

Semakin banyak wanita berjilbab seharusnya semakin makmur negeri ini. Tetapi nan terjadi ialah jilbab itu sekarang dilihat dari sisi fashion saja. Setiap muslimah memilih model jilbab nan pas denagn wajahnya tanpa mementingkan apakah model itu sudah memenuhi syarat berjilbab seperti nan tertera dalam Al-Quran atau belum. Berabgai model jilbab ini bahkan mungkin tak dapat dikatakan sebagai jilbab. Tetapi hanya sekedar menutup kepala.

Bahkan ada model jilbab nan berbentuk rambut. Entah ketidaktahuan para perancangnya atau memang sengaja demi mendapatkan laba nan banyak dari penjualan model jilbab nan dianggap trendi itu. Kalau sengaja melakukannya, maka hal ini merupakan satu pembangkangan terhadap hukum Allah Swt. Tentu saja hal ini tak dapat dibiarkan. Berjilbab itu haruslah dengan pencerahan bahwa nan ditutup itu ialah hal penting, harta nan hanya boleh dilihat oleh nan berhak saja.

Kain nan tipis nan dijadikan jilbab juga menjadi salah satu hal nan memprihatinkan. Ukuran nan pendek nan terkadang masih terlihat leher sang pemakai. Bentuk nan dimodifikasi sedemikian rumah memang terlihat cantik. Seharusnya nan diperhatikan bukan keindahannya terlebih dahulu. Namun, hukum kewajiban menutup aurat itu dahulu. Sayang memang keinginan menutup aurat itu malah menjadi sesuatu nan tengah-setengah.

Bahkan apa nan dikatakan Rasulullah dalam hadistnya bahwa akan banyak wanita nan meninggikan rambutnya sehingga terlihat seperti punuk onta, kini semakin mudah didapatkan. Herannya lagi, mereka sengaja membuat dalaman jilbab nan berbentuk seperti sanggulan. Bnetuk sanggulan inilah nan akan dinaikan sehingga membuat rambut meninggi dan jilbab terlihat melayang. Kalau belum tahu hukumnya, tak menjadi masalah. Beda kalau sudah tahu hukumnya, maka tak boleh dilakukan lagi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa wanita ini ingin sekali dianggap menarik dan cantik. Mereka terkadang lupa bahwa kecantikan itu tak dapat ditonjolkan. Kalau berniat menonjolkan kecantikan demi menarik versus jenis, maka hal ini haram dilakukan. Berdandan dengan niat agar dilihat oelh orang lain saja tak boleh apalagi berdandan secara berlebihan. Sulit memang memperingatkan para wanita nan merasa cantik dan merasa harus menonjolkan lekuk tubuhnya agar terlihat indah.

Apalagi kini nan mengenakan jilbab itu ternyata tak mengenakan baju nan pantas. Mereka mengenakan baju nan sangat ketat nan membentuk lekuk tubuhnya. Seolah tak rela seluruh tubuhnya ditutup demi memenuhi hukum Allah Swt. Tidak jarang, kaos nan dikenakan sangat tipis dan sangat pendek sehingga ketika menunduk, bagian punggung terlihat dengan jelas. Mereka seolah bahagia sekali kalau ada nan mengatakan kalau tubuhnya bagus dan seksi.

Tidak ada bedanya dengan telanjang. Walaupun ada nan mengatakan bahwa orang nan telah berusaha menutup auratnya itu perlu dihargai. Namun hukum tetap saja hukum. Bahwa nan ditutup itu ialah bagian tubuh nan sangat penting. Tidak heran kalau kini perasaan dan pikiran orang tak ada bedanya ketika melihat wanita berjilbab dengan melihat wanita nan mengenakan baju seksi. Mereka tak lagi merasa harus menghormati dan menghargai wanita berjilbab secara berlebihan.

Bahkan global kejahatan pun sudah biasa menampilkan wanita berjilbab nan melakukan perbuatan nan tercela. Jilbab memang tak menjamin apa-apa. Bahkan banyak nan menyalahgunakan jilbab demi melancarkan gerakannya dalam mengambil laba dari orang lain. Jilbab itu kini menjadi salah satu model baju saja dan tak memberikan akibat apa-apa. Apalagi banyak nan tak mengenakannya secara konsisten.

Tidak ada lagi asa nan terlalu tinggi nan dapat diharapkan dari wanita nan berjilbab. Sedih sekali melihat fenomena ini. Malah harus sangat berhati-hati dengan siapapun termasuk dengan wanita berjilbab. Para penipu sangat tahu bagaimana memfaatkan baju muslimah satu ini. Para pengemis mengenakan jilbab agar orang semakin kasihan kepadanya. Padahal Allah Swt itu sangat membenci orang-orang nan meminta selain kepada-Nya. Memberi para pengemis uang pun seharusnya haram sebab tak mendidik.

Banyak hal nan harus dipelajari dalam Islam ini. Ajaran Islam itu sudah sangat paripurna sehingga tak harus mencari ajaran dan tuntunan lain. Sayangnya, umat Islam tak menyadari dan lebih sering mengambil ajaran nan salah dari orang-orang nan dianggap baik. Tidak semua nan dianggap baik itu ialah benar. Walau tak semua nan sahih itu menyenangkan pada awalnya, yakinlah bahwa nan sahih itu akan memberikan ketenangan batin dan kekayaan hati pada para pelakunya.

Tidak perlu meminta perhatian kepada mahluk sebab mereka tak dapat memberikan apa-apa. Mintalah perhatian dari Tuhan sebab hanya Ia nan dapat memberikan kebutuhan manusia. Yakinlah bahwa jalan nan sahih itu akan membawa kebahagiaan nan hakiki. Kebahagiaan hakiki ini akan menentramkan dan mendamaikan hati. Tidak harus bersandar kepada mahluk-Nya. Sandarkan semuanya kepada Tuhan nan Maha segalanya.

Pakailah jilbab nan sahih nan tak tipis, nan tak pendek, nan menutupi dada, dan tak membentuk lekuk tubuh. Percuma juga berjilbab nan panjang tetapi tipis dan malah lebih menonjolkan estetika warnan dan model nan dimodifikasi. Biasa saja. Kecantikan itu akan terlihat dengan alami dan semua orang sadar kalau kecantikan nan sesungguhnya ialah nan keluar dari dalam hati dan bukan dari fisik.



Jilbab di Masa Lalu

Cerita jilbab pada tahun 90-an sungguh berbeda dengan kisah jilbab masa kini. Dulu jilbab dianggap sesuatu nan aneh dan asing. Kebanyakan orang mengira kalau jilbab ialah baju tradisional orang-orang Arab. Masih sedikit kaum muslimah nan memahami bahwa jilbab ialah kewajiban bagi setiap wanita nan beragama Islam.

Beberapa instansi dan sekolahan juga tak mengizinkan karyawan atau siswanya berjilbab. Bahkan buat foto ijazah, tak diizinkan menggunakan foto nan menutup aurat. Jika memaksa, maka siswa harus membuat pernyataan akan bertanggungjawab sepenuhnya jika terjadi masalah di lain hari tanpa melibatkan sekolahan.

Ksiah jilbab di masa lalu memang memilukan dan penuh perjuangan. Wanita muslimah nan memutuskan buat menutup auratnya benar-benar menunjukkan kualitas aqidah nan dapat dipertanggungjawabkan. Ia tetap berjilbab meskipun sebagian orang mencibir dan menganggapnya aneh. Semua itu ia anggap sebagai ujian buat mencapai ridha Allah Ta’ala.



Kisah Jilbab di Masa Kini

Lain dulu, lain sekarang. Kisah jilbab sekarang ini dapat jadi menggembirakan atau malah semakin memprihatinkan. Semakin menggembirakan sebab jilbab tak lagi dilarang oleh pemerintah Indonesia. Selain itu, banyak siaran TV maupun radio nan menyiarkan dakwah sehingga pemahaman kaum wanita tentang kewajiban menutup aurat semakin bertambah.

Model jilbab pun semakin bervariasi. Kaum muslimah bisa menutup auratnya buat berbagai kegiatan dan acara. Misalnya model jilbab buat ke kantor, resepsi, undangan resmi bahkan pernikahan. Model baju jilbab didisain sedemikian rupa sehingga tak keluar syariat tapi tetap modis. Di sisi lain, kisah jilbab masa kini pun semakin memprihatinkan. Banyak wanita nan menggunakan jilbab ala kadarnya, baju ketat, kerudung tak menutup dada, sehingga lekuk tubuhnya pun terlihat.

Tidak sporadis pula tingkah laku mereka tak sinkron dengan ajaran Islam. Ada nan berdua-duaan dengan non mahrom sambil bergandengan tangan, merokok, dan tingkah laku lain nan tak mencerminkan keagungan akhlak Islam.


Kembali Kepada Ajaran nan Benar
Kisah jilbab nan simpang siur sebab tingkah polah penggunanya harus segera diluruskan. Hal ini bukan berarti jilbab terlarang bagi kaum muslimah nan belum siap mental. Siap atau tak siap, jilbab ialah baju wajib bagi wanita muslim. Sudah sepatutnya kaum muslimah nan mengenakan jilbab sadar diri bahwa tingkah lakunya akan dibandingkan dengan ajaran Islam. Jika ia bertindak diluar ajaran Islam, bukan hanya dirinya nan tercoreng, tetapi juga nama baik Islam.

Oleh sebab itu, jadikan jilbab sebagai benteng buat mengatur sikap dan tingkah laku kita. Tidak hanya fisik saja nan dijilbab, lisan pun harus terjaga, tingkah laku harus terhormat dan menjauhi tempat-tempat maksiat.