Sejarah Islam di Eropa dari Perang Salib

Sejarah Islam di Eropa dari Perang Salib

Sejarah Islam di Eropa menjadi bagian cerita perkembangan Islam nan cukup menarik. Mengingat Eropa ialah kawasan nan memiliki kepercayaan lain selain Islam nan cukup kental dan mengakar. Rasanya hampir mustahil membayangkan bahwa Islam memiliki jejak-jejak yangn tertinggal di benua biru tersebut. Faktanya? Islam memiliki sejarah di sana.

Belajar tentang Islam bukan hanya belajar tentang aqidah, tentang shalat, tentang sejarah nabi, tapi juga belajar hal lain nan berhubungan Islam. Salah satunya ya belajar tentang sejarah perkembangan Islam di muka bumi.

Mengetahui perkembangan Islam di muka bumi termasuk di Eropa mengajarkan kita tentang banyak hal. Terutama tentang perjuangan dan keyakinan umat muslim buat menyebarkan ajaran Allah. Mengetahui hal ini dapat membuat kita menjadi seorang nan lebih mencintai agama Islam itu sendiri.

Membaca kisah-kisah perjuangan dalam sejarah Islam akan menimbulkan sensasi lain. Ini dapat menumbuhkan kecintaan umat muslim pada para pejuangnya. Dan akhirnya pada agama nan dipeluknya, yakni Islam.

Karena kebanggaan nan dirasakan dalam hati akan membuat seseorang semakin kuat menjalani dan meyakini satu ajaran tertentu. Tidak berbeda jauh ketika kita bangga terhadap suatu hal, semakin konfiden buat mengidolakannya, bukan? Keyakinan semakin kuat ada di dalam hati.

Agama ialah hal nan mendasar. Pegangan hati dalam menjalani kehidupan. Tanpa itu, hati ibarat ruang kosong. Sekalipun harta berlimpah, kekuasaan berada di tangan, tanpa agama semua akan terasa semu. Oleh karena itulah, sejak zaman dahulu agama menjadi hal diperjuangkan oleh masing-masing dari mereka nan memercayainya.



Perkembangan Sejarah Islam di Eropa

Perkembangan dan sejarah Islam di Eropa, tentunya tidak luput posisi geografis wilayah Eropa. Dilihat dari letak geografis bumi, benua Afrika dan benua Eropa merupakan daratan nan terdekat dengan wilayah Timur Tengah. Adapun wilayah Spanyol merupakan wilayah nan terdekat dari benua Eropa nan sukses diduduki oleh kaum Muslim.

Posisi geografis memiliki peranan nan krusial dalam penyebaran agama Islam di Eropa. Begitulah kira-kira nan tercatat dalam sejarah Islam di Eropa. Jeda nan dekat, memudahkan penyebaran dari Timur Tengah ke Spanyol menjadi mungkin. Setelah itu, Islam menyebar ke berbagai negara nan ada di Eropa.



1. Masuknya Islam ke Spanyol

Sejarah Islam di Eropa dimulai pada musim dingin tahun 639, Khalifah Umar bin Al-Khaththab menunjuk beberapa jenderal buat memimpin perluasan ke daratan terdekat. Mughits Al Rumi ditunjuk buat menguasai bagian barat, dan sukses merebut Kordoba.

Tahun berikutnya, sebagian wilayah Spanyol seperti Madinah, Sidonia dan Carmona, Sevilla, dan Merida sukses dikuasai oleh pasukan Muslim. Kemudian bergerak ke Aragon, Leon, Asturia, dan Galicia. Penaklukan Kota Saragosa menjadi akhir dari pasukan Muslim menguasai wilayah Spanyol, lalu Saragosa dikenal dengan nama Al-Andalus.

Pasukan Muslim melanjutkan ekspansinya ke wilayah utara Spanyol, yaitu Prancis. Tahun 732, wilayah nan pertama kali sukses dikuasai ialah Poitiers dan Tour dengan melawan Charles Martel. Dua tahun kemudian, pasukan Muslim sukses menguasai Avignon. Disusul Lyons, Narbonne dan sebagian wilayah Provence hingga Mediterania sukses dikuasai pada tahun 734.

Spanyol dan Prancis merupakan dua negara Eropa pertama nan mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam. Siapa nan menyangka bahwa dua negara nan digjaya sebab sepakbolanya tersebut pada tahun 700-an pernah mendapatkan pengaruh dan kekuasaan dari para pejuang Muslim.



2. Masuknya Islam ke Prancis

Pada tahun 792 di bawah pimpinan Hisyam I (788-796) agama Islam mulai diperkenalkan ke penjuru barat bahari dan timur bahari Jazirah Iberia. Selain bermula dari Spanyol, cerita sejarah Islam di Eropa berlanjut hingga ke Prancis.

Setelah menguasai Catalonia, pasukan Muslim menuju Prancis tenggara buat bergabung dengan pasukan Muslim nan sudah lebih dulu tinggal di sana. Lalu mereka menguasai Narbonne dan Carcassonne, Arles dan Nimes.

Pada tahun 806-808, setelah menduduki Pulau Marjoca, pasukan Spanyol, Afrika dan Nice, mereka bergabung buat menduduki Corsica dan Sardinia. Kemudian pada akhir abad itu, pasukan Muslim berusaha buat menguasai Prancis tenggara dan wilayah timur Marseille sampai wilayah Pegunungan Alpen.

Sepak terjang dan perjuangan pasukan muslim buat menyebarkan agama Islam di daratan Eropa ternyata tak dapat dipandang sebelah mata. Mereka sukses menaklukkan beberapa wilayah di Eropa. Ini dicapai tentu saja dengan perjuangan nan tiada henti.

Sejarah Islam di Eropa berlanjut pada tahun ke-900 Masehi. Pada tahun 900, pasukan muslim sukses menguasai sebagian wilayah Prancis seperti daerah Provence, Dauphiné, Pidemont, Monferrat, La Maurienne, Rhine, St. Gall, Great St. Bernard st. Rémy, Mediterania selatan, Nice timur.

Pada tahun 975, bangsa Hun dari utara dan Hungaria dari timur sukses mengusir pasukan Muslim dari wilayah Prancis. Keberadaan pasukan Muslim di Prancis dan Swiss berakhir pada abad kesepuluh.

Pasukan Muslim tak bertahan lama mempertahankan kepercayaanya di benua biru tersebut, Mereka hanya memiliki waktu sebentar dan kemudian diusir oleh penduduk Hungaria.



Sejarah Islam di Eropa, Masuknya Islam ke Negara-negara Lain di Eropa

Sebelum pasukan Muslim mengalami pengusiran di Prancis, tahun 832, pasukan Muslim sukses merebut Sicilia sampai tahun 1058 ketika bangsa Norman tiba di pulau tersebut. Dan kedua belah pihak bersekutu buat memerintah wilayah tersebut selama dua abad kemudian. Sejarah Islam di Eropa ternyata tak selamanya muram. Terbukti dari lamanya pasukan Muslim berkuasa di kawasan Eropa.

Ekspansi pasukan Muslim ke beberapa wilayah di atas secara langsung membawa pengaruh budaya, seni, pemerintahan, perdagangan, industri, pertanian, bahkan agama Islam nan dianut pasukan Muslim mulai dipelajari, bahkan dianut oleh sebagian penduduk orisinil Eropa.

Perlahan tapi niscaya pengaruh Muslim tersebut dirasakan oleh masyarakat Eropa. Tradisi Islam bukan hanya berkenaan dengan hal-hal nan sifatnya kepercayaan, tapi sistem pemerintahan. Dan hal tersebut secara tak sadar telah memengaruhi warga Eropa.

Pada abad ketiga hingga abad keempat belas, keberadaan pasukan Muslim di Spanyol mengalami kemunduran dengan jatuhnya Granada. Sejarah Islam di Eropa kembali mengalami masa-masa sulit. Lalu terbentuklah Negara Utsmaniyah pada tahun 1299 di Anatoli oleh Ustman I. Negara Utsmaniyah memindahkan pemerintahannya ke Adrianopel pada tahun 1366.

Konstantinopel sukses ditaklukan pada tahun 1453 dan namanya berubah menjadi Istanbul (atau kota Islam). Islampul atau Istanbul menjadi ibu kota Kekhalifahan Muslim nan kuat. Pemerintahan Utsmaniyah meluaskan daerah kekuasannya ke wilayah Bulgaria, Serbia dan Rumania. Lalu melanjutkan ke Balkan, Eropa tengah dan Rusia Selatan.

Pada pertengahan abad keenam belas, pasukan muslim sudah menguasai wilayah Bahari Hitam, Wina dan Pulau Rhodes sehingga Islam semakin berkembang kuat di wilayah Balkan tengah.



Sejarah Islam di Eropa dari Perang Salib

Kita sama-sama tahu, bahwa Perang Salib merupakan perang terbesar nan terjadi antara umat Muslim dan Kristen. Sejarah Islam di Eropa juga mengena pada tragedi perang besar ini. Para pejuang Perang Salib (abad ke-12 dan 14) nan terluka dan ditinggalkan oleh pasukannya sebab kekalahannya melawan pasukan Muslim.

Mereka kemudian mendapat perawatan dari kaum Muslim, dari sinilah para pejuang tersebut mulai mengenal Islam, bahkan sebagian dari mereka ada nan memeluk agama Islam. Dari sinilah, Islam mulai mendapatkan loka di hati para warga Eropa.

Kelebihan kaum Muslim (dalam bidang sosial, budaya, etika, dan agama) telah membuat salah satu hulubalang tentara Salib masuk Islam. Contohnya saja seorang Templar Inggris bernama Robert dari St. Albans nan menjadi mualaf sebab kecintaan dan kekagumannya pada etika dan kehalusan budi Islam.

Sejarah Islam di Eropa tak dapat dihapuskan dari sejarah perkembangan Islam di dunia. Meskipun pada akhirnya penganut Islam di benua biru tersebut tak dominan, tapi Islam tetap memiliki sejarah nan tak mungkin dihapuskan dari sejarah mereka sebagai warga Eropa.