Persebaran Pengetahuan Islam di Spanyol

Persebaran Pengetahuan Islam di Spanyol

Seperti nan kita ketahui, Islam ialah agama nan memiliki paling banyak pemeluk di Indonesia. Oleh karena itu pula, banyak artikel sejarah Islam nan pernah ditulis. Akan tetapi, kebanyakan artikel Islam banyak memuat tentang sejarah menyebarnya agama Islam ke berbagai belahan dunia. Namun, dalam artikel sejarah islam nan akan disajikan kali ini, kita tak akan membahas tentang persebaran agama islam, melainkan lebih kepada persebaran ilmu pengetahuan islam ke wilayah Barat.

Lebih lanjut, bila anda ialah penggemar sejarah, artikel sejarah Islam ataupun pengetahuan umum, anda niscaya mengetahui bahwa sejarah Islam mencatat bahwa Islam pernah berjaya bukan saja dalam memperluas wilayah persebaran agama, melainkan juga menguasai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai bidang kajian ilmu lahir dari para ilmuwan muslim dan masih digunakan hingga sekarang.

Sayangnya, sebab kejadian di masa lalu, kebanyakan orang mengira bahwa kemajuan ilmu saat ini seluruhnya di berasal dari global barat. Terlebih lagi, sekarang ini seolah-olah ilmu pengetahuan tersebut berpusat di Barat atau Eropa. Hal ini menyebabkan banyak orang berarmai-ramai berkiblat ke Barat buat memperoleh ilmu pengetahuan tersebut.

Sejarah mencatat bahwa sejak awal abad kedelapan hingga akhir abad keempat belas, bangsa Arab sangat bersemangat buat menuntut ilmu dan membaginya kepada bangsa-bangsa lain nan datang buat memperolehnya. Ilmu nan dipelajari pun bermacam-macam, mulai dari kedokteran, matematika, astronomi, dan masih banyak lagi nan lainnya.

Semangat para ilmuwan muslim tersebut sedikit banyak sebab adanya dukungan dari penguasanya nan memang diriwayatkan mendukung para ilmuwan buat menggali ilmu sebanyak dan seluas mungkin. Salah satu penguasa nan dikenal sangat perhatian terhadap ilmu pengetahuan ada Sultan Harun Al Rasyid.

Kemudian, ketika bangsa-bangsa liar, seperti Daylamit, Saljuk, Tartar, dan Berber berhubungan dengan peradaban Islam, mereka mulai mempelajari pengetahuan nan telah ditelaah oleh ilmuwan muslim dan memadukan kebudayaan Arab dengan kebudayaan asal mereka sendiri secara damai.

Akan tetapi, barter ilmu tersebut tak selamanya berjalan dengan mulus. Bala paling besar nan diderita kaum Muslim ialah saat penyerbuan gerombolan Tartar di bawah Changiz Khan dan Hulagu. Meskipun penyerbuan tersebut sempat mendapatkan perlawanan dari sultan Mamluk dari Mesir, akan tetapi penyerbuan tersebut telah membuat banyak catatan ilmu pengetahuan nan menjadi hilang ataupun rusak.

Meskipun begitu, seiring dengan berjalannya waktu, sejarah tetap saja tak akan melupakan jasa para pahlawannya. Contoh nyatanya ialah pada negara Mesir dan Siria nan selamanya akan mencanangkan keagungan Salahuddin, Ruknuddin Baibar, dan Saifuddin Qala-un.



Persebaran Sampai Eropa

Hal nan sangat menarik buat diketahui pada artikel sejarah islam ini ialah tentang bagaimana ilmu pengetahuan dan kebudayaan Arab menyebar ke Eropa. Pernahkah anda memikirkan hal tersebut?
Meskipun banyak orang nan mengira bahwa kecanggihan teknologi nan ada saat ini ialah buah dari perjuangan para ilmuwan barat dalam mempelajari hal-hal terbaru, sebenarnya jauh sebelumnya ilmu pengetahuan modern telah lama digagas oleh para ilmuwan muslim.

Bahkan, kita mengenal banyak nama ilmuwan muslim nan namanya tetap dikenal hingga kini sebab jasanya dalam ilmu pengetahuan seperti nan akan dijabarkan di bawah ini.

Ilmuwan pertama nan akan dibahas ialah Ibnu Sina. Pernahkah anda mendengar nama Ibnu Sina? Beliau ialah ilmuwan nan dikenal pakar di bidang kedokteran. Tidak hanya itu, Ibnu Sina pun dikenal sebagai pakar matematika, logika, filsafat, astronomi, musik dan sastra.

Bukan hanya di bidang kedokteran, matematika, logika, filsafat, astronomi, musik dan sastra. Ilmuwan muslim pun ada pula nan telah merintis pembuatan robot pada abad ke-13. Ilmuwan tersebut bernama Ibnu Ismail Al Jazari. Niscaya banyak nan tak mengira bahwa jauh sebelum Leobardo da Vinci dari Italia merancang robotnya pada tahun 1478, Ibnu Ismail Al Jazari telah lebih dahulu merintis pembuatan robot.

Lebih lanjut, selain Ibnu Sina dan Ibnu Ismail Al Jazari, ada pula Jabir bin Hayyan nan dikenal sebagai pakar kimia. Beliau merupakan orang pertama nan menemukan Sulfuric Acid nan juga disebut sebagai Concentrated Sulfuric Acid. Bahkan tak hanya itu, Jabir bin Hayyan juga telah menemukan zat nan dinamakan Sodium Hidroksida.

Tidak hanya itu, ilmuwan muslim juga mempunyai seseorang nan bernama Al Khawarizmi nan dikenal sebagai pakar matematika. Selain itu, ia juga dikenal sebagai seorang astronom nan menekuni pula bidang geografi, musik, dan juga sejarah.

Bukan hanya Ibnu Sina, Ibnu Ismail Al Jazari Abbas, Jabir bin Hayyan dan Al Khawarizmi , Ibnu Firnas pun dikenal sebagai ilmuwan muslim nan telah meletakkan dasar dari pembuatan pesawat terbang. Hal ini tentu saja dilakukannya jauh sebelum Wright bersaudara bereksperimen membuat pesawat terbang. Hebat, bukan?

Selanjutnya, jika anda mengenal berbagai teori sosiologi dan juga ekonomi, global pengetahuan muslim pun juga mempunyai Ibnu Khaldun nan dikenal sebagai Bapak Ekonomi dunia. Ia pun menjadi peletak dasar histografi dan sosiologi.

Bukan hanya itu, anda tentu pernah mendengar rumus aljabar saat anda bersekolah pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Lalu, tahukah anda jika sebenarnya aljabar berasal dari nama ilmuwan muslim nan sangat pakar matematika? Al Jabr memang seorang ilmuwan muslim pakar matematika nan menemukan rumus aljabar tersebut. Sehingga namanya diabadikan menjadi nama rumus.



Persebaran Pengetahuan Islam di Sisilia

Lebih lanjut, tak hanya nama-nama ilmuwan muslim, artikel sejarah Islam ini juga akan membahas tentang persebaran ilmu pengetahuan Islam ke global barat. Karena keinginan buat menyebarkan ilmu nan bermanfaat, hasil kajian dan inovasi para ilmuwan muslim seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, Abbas Ibnu Firnas, Al Khawarizmi, Jabir bin Hayyan dan juga Ibnu Ismail Al Jazari tersebut kemudian disebarkan ke berbagai wilayah, termasuk Eropa.

Lebih lanjut, di Eropa terdapat dua wilayah nan menjadi pusat penyebaran pengetahuan Islam nan berasal dari para ilmuwan muslim. Dua wilayah nan ,menjadi sumber primer penyebaran ilmu pengetahuan Islam ialah Sisilia dan Spanyol.

Dari kota Sisilia, ada beberapa orang nan menyebarkan pengetahuan nan berasal dari para ilmuwan muslim tersebut secara aktif. Beberapa orang tersebut antara lain ialah Roger II, Frederick II, dan Hohenstaufen. Mereka ialah orang –orang nan berjasa membawa dan menyebarkan kebudayaan Arab melalui Italia melewati Pegunungan Alpen, Lotharingia, Liege, Gorze, dan Cologne nan akhirnya menjadi pusat-pusat ilmu pengetahuan Arab.



Persebaran Pengetahuan Islam di Spanyol

Sementara itu, dari Spanyol pun ilmu pengetahuan nan berasal dari para ilmuwan muslim menyebar dengan cepat. Ilmu pengetahuan, nan juga mau tak mau, bercampur dengan kebudayaan Arab tersebut masuk melewati Pyrenes. Dari Pyrenes, pengetahuan tersebut kemudian menyebar ke Prancis Barat dan Prancis Barat Daya.

Ketika bangsa Arab tak lagi menghasilkan karya-karya ilmiah, pada sekitar abad ke-13, Eropa Kristen sedang dengan giatnya mempelajari ilmu kedokteran, matematika, astronomi, fisika, dan kimia. Berbagai ilmu tersebut didapat melalui para mahasiswa nan kembali dari studinya di Universitas Cordoba, Toledo, Sevilla, dan Granada.

Bahkan, beberapa buku karya ilmuwan muslim diterjemahkan pula ke dalam bahasa Ibrani atau Latin. Setelah berbahasa Ibrani atau Latin, barulah diterjemahkan ke dalam bahasa berbagai bangsa Eropa.

Lebih lanjut, santer terdengar kabar bahwa buku pengetahuan hasil dari jajak ilmuwan muslim banyak nan rusak dan terbakar saat terjadi perang hebat antara pasukan muslim dan pasukan nasrani.

Kabarnya, sebagian besar buku nan ada pada perpustakaan di negara-negara muslim dibakar. Buku nan tak terbakar pun kabarnya di bawa buat dipelajari dan dikembangkan oleh negara-negara di global barat.

Karena kerusakan dampak perang itulah nan mungkin membuat para ilmuwan muslim sempat mengalami vakum dalam menggali ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, para ilmuwan juga sangat dimungkinkan tak mendapat dukungan nan maksimal dari para penguasa pada zaman tersebut. Tidak adanya dukungan nan maksimal sedikit banyak niscaya juga mempengaruhi kemajuan pengetahuan nan ada.

Lebih jauh lagi, melalui artikel sejarah Islam ini, ada baiknya kita mulai bangkit lagi buat berusaha menggali berbagai pengetahuan dan menghidupkan kembali semangat belajar nan dimiliki oleh para ilmuwan muslim pada jamannya.