Abu Bakar sang Sahabat Nabi Menaklukkan Negeri Parsi

Abu Bakar sang Sahabat Nabi Menaklukkan Negeri Parsi

Tak ada nan membahagiakan dalam hayati umat muslim selain mendapat kabar agunan masuk surga. Ini ialah anurgah tidak terkatakan mungkin bagi perjalanan hayati seorang muslim. Namun, sayang agunan masuk surga ini tak diberikan pada sembarang orang dan tak juga disampaikan oleh asal manusia. Kabar ini langsung disampaikan oleh Muhammad sang utusan Allah pada masa awal Islam kepada beberapa sahabat nabi nan gigih tanpa pamrih menegakkan panji-panji dan menebarkan dakwah Islam. Dan salah satu sahabat nan mendapat agunan langsung dari Rasulullah ialah sosok Abu Bakar As-Shidiq.



Sahabat Nabi - As-Shidiq sang Khalifah Pertama

Nama lengkap Abu Bakar ialah Abdullah bin Abi Kuhafah At-Tamimi. Sewaktu kecil ia juga mempunyai nama panggilan ciliknya yakni Abdul Ka’bah. Gelar As-Shidiq nan disematkan pada Abu Bakar oleh Rasullallah sendiri merupakan bentuk penghargaan kepada Abu Bakar sebab ia termasuk orang nan cepat masuk ke dalam agama Islam nan kemudian disebut-sebut sebagai As-saabiquunal Awwaluun atau golongan pertama masuk Islam. As- Shiddiq sendiri bermakna ‘membenarkan’ sebab Abu Bakar langsung membenarkan Rasulullah sebagai Rasul dan membenarkan dalam setiap peristiwa di mana pun.

Jika dilihat dari sisi keturunan kedua orangtuanya, yakni Usman bin Amir bin Amr bin Sa’ad bin Taim bin Murra bin Ka’ab bin Lu’ayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin Malik (jalur ayah), serta Ummu Khair Salama binti Skhar (jalur ibu dari Quraisy) memang Abu Bakar masuk dalam kategori suku terpandang sebab ayahnya berasal dari suku Taim sementara ibunya dari suku Quraisy. Dalam catatan sejarah, dua suku ini banyak melahirkan orang-orang besar dan berpengaruh kelak. Semenjak masa kanak-kanak, Abu Bakar memang terkenal cerdas, jujur lembut, dan penyabar. Menginjak remaja ia sudah menjadi sahabat Nabi nan juga sama-sama remaja.

Kemuliaan sifatnya membuatnya disegani mitra dan versus dalam menegakkan perjuangan Islam. Sementara salah satu kemahiran Abu Bakar ialah ilmu hisab. Perjuangannya nan tanpa pamrih dan rela berkorban mal dan nyawa, menjadikan Abu Bakar mendapat loka istimewa di sisi Muhammad.

Siti ‘Aisyah, nan tidak lain ialah putri Abu Bakar pun menjadi istri kesayangan Muhammad. Lebih dari itu Abu Bakar juga mendapat kepercayaan penuh buat menggantikan Muhammad ketika ia hendak wafat. Maka jadilah Abu Bakar sebagai khalifah pertama sesudah Muhammad.



Jaminan Surga bagi Abu Bakar sang Sahabat Nabi

Kiprah perjuangan Abu Bakar inilah nan kemudian menjadikan Muhammad mengatakan bahwa Abu Bakar termask orang-orang nan akan dijamin masuk surga. Abu Bakar dinilai ikhlas dalam melakukan perjuangan dan pengorbaban demi Islam, dan dia layak mendapatkan surga. Hal ini sebagaimanan telah diceritakan Abu Dzaar ketika Muhammad masuk ke rumah istrinya nan bernama ‘Aisyah. Muhammad mengatakan kalau Abu Bakar termasuk dalam golongan Al ‘Asyarah Al Mubasysyiriina Bil Jannah atau 10 orang nan dijamin Rasulullah masuk surga.

Nama-nama sahabat seperti Umar bin Khaththab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair Ibnul Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Said bin Zaid, dan Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, ialah 9 orang lainnya nan masuk dalam golongan terjamin sebagai pakar surga.



Abu Bakar sang Sahabat Nabi Menaklukkan Negeri Parsi

Abu Bakar ialah salah satu sahabat Nabi Saw. nan namanya disegani sekaligus dikagumi. Tidak hanya sukses memelihara kedamaian di dalam negeri, sebagai khalifah juga ia mampu membawa kemenangan bagi rakyatnya dengan menaklukkan negara-negara lain di sekitarnya. Salah satunya ialah negeri Parsi atau Persia (kini menjadi wilayah negara Iran). Saat itu, wilayah-wilayah negeri Parsi terpecah belah, dikuasai oleh tentara Parsi, Romawi, dan Arab; nan satu sama lain tak bersatu.

Abu Bakar dan pasukannya memasuki negeri Parsi dari wilayah utara Irak. Ia mengangkat Iyadh bin Ghanam sebagai pembantunya. Setelah sukses memasuki wilayah Parsi, satu per satu desa ditaklukkannya. Namanya tersohor melebihi kedatangannya. Meskipun datang sebagai penakluk, bukan berarti ia tak disukai. Sebagian besar masyarakat menganggapnya penakluk nan bijaksana. Pasalnya, segera setelah sebuah desa ditaklukkan, ia memilih pemimpin (amir) buat mengatur cukai dan pemerintahan di sana. Para petani tak pernah dirampas hasil taninya, dan mereka nan beragama selain Islam tidak pernah dipaksa buat menganut kepercayaan tersebut.

Semakin lama, namanya semakin harum sehingga penaklukan menjadi mudah dilakukan. Rakyat pun lebih suka dikuasai olehnya. Dalam berperang, ia sangat jantan. Ia tidak suka perang dengan banyak pasukan dan memakan banyak waktu. Ia lebih suka berduel secara jantan dengan pemimpin daerah nan ingin ditaklukkannya. Baginya, cara ini lebih adil, efisien, dan jantan.



Abu Bakar sang Sahabat Nabi Menaklukkan Negeri Syam

Setelah berhasil mendaratkan kekuasaannya di tanah Parsi, ia mulai menyusun taktik menaklukkan Syam dan sekitarnya. Syam ialah negeri nan kini disebut Palestina. Untuk itu, Abu Bakar melayangkan surat kepada penduduk tanah Arab, khususnya Mekkah, Thaif, dan Yaman buat mempersiapkan bencana tentara dalam jumlah besar buat menaklukkan negeri Syam. Negeri tersebut saat itu dikuasai oleh tentara Romawi.

Abu Bakar membagi pasukannya berdasarkan loka tinggal mereka masing-masing. Bagi tentara dari Hems, diketuai oleh Abu Ubaidah, daerah Damsyik oleh Yazid bin Abu Sufyan, Urdan atau Jordan oleh Syurahbil bin Hasanah, dan Palestin oleh Alqamah bin Al-Munzir. Penaklukan pun terjadi dengan perlawanan tentara Romawi di sana-sini.

Di antara beberapa peperangan penaklukan negeri Syam, nan paling termasyur ialah pertempuran Yarmuk nan terjadi di sisi sungai besar bernama Yarmuk. Melalui perang legendaris itu tentara Romawi membuktikan kekuatan dan kebesaran pasukan Abu Bakar. Setelah itu, beberapa negeri jatuh berturut-turut, seperti Damsyik, Quds, Humaat, Hems, Halab, dan lain-lain.



Sang Sahabat Nabi di Penghujung Hidup

Abu Bakar menjabat sebagai khalifah hanya selama 2 tahun lebih 3 bulan. Meskipun tergolong pendek, tetapi ia banyak memberikan sumbangsih kepada umat muslim. Ia mempersatukan umat muslim, menjaga ajaran Islam, dan menyebarluaskan Islam ke berbagai wilayah. Sebelum wafat, Abu Bakar menunjuk Umar bin Affan buat menggantikan dirinya. Kepada Umar, Abu Bakar berwasiat agar Umar senantiasa menegakkan keadilan.

Sebelum meninggal, Abu Bakar sempat jatuh sakit selama 15 hari. Setelah berjuang melawan sakitnya akhirnya ia kembali kepada Allah Swt. pada tanggal 21 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah; bertepatan dengan tahun 634 Masehi. Ia dikebumikan di samping makam Rasulullah Saw., di kamar Aisyah r. a.

Kutipan Kalimat Inspiratif dari Abu Bakar, Sang Sahabat Nabi

Tidak hanya karismatik dan adil, dari mulut Abu Bakar sering kali meluncur kata-kata nan memotivasi sekaligus inspiratif. Inilah beberapa di antaranya:

  1. “Ketika Rasulullah berada di hadapan, kupandangi pesonanya dari kaki hingga ujung kepala. Tahukah kalian apa nan terjelma? Cinta!”

  2. “Sesungguhnya seorang hamba itu jika merasa ujub sebab suatu perhiasan dunia, pasti Allah akan murka kepadanya hingga dia melepaskan perhiasan itu.”

  3. “Orang nan bakhil itu tak akan terlepas daripada salah satu dari 4 sifat nan membinasakan, yaitu: ia akan wafat dan hartanya akan diambil oleh pakar warisnya, lalu dibelanjakan bukan pada tempatnya; atau hartanya akan diambil secara paksa oleh penguasa nan zalim; atau hartanya menjadi rebutan orang-orang dursila dan akan dipergunakan buat kejahatan pula; atau adakalanya harta itu akan dicuri dan dipergunakan secara berfoya-foya pada jalan nan tak berguna.”

Itulah sekilas informasi seputar Abu Bakar as-Shidiq, sang sahabat nabi nan patut menjadi teladan. Kepribadiannya nan senantiasa menegakkan keadilan, pemberani, dan mencintai Rasulullah Saw. seyogianya menjadi inspirasi bagi umat muslim.