Unsur-unsur Puisi

Unsur-unsur Puisi



Pengertian Puisi

Puisi Adalah bentuk aktualisasi diri pengalaman empirik atau batin seseorang nan diwujudkan dengan bahasa-bahasa indah, perumpamaan dan kiasan. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung dari seseorang terhadap sesuatu hal nan dirasa menggelitik insting estetika, emosi dan perasaan jiwa nan dialami seseorang.

Cara tidak langsung itu dilakukan melalui aneka bentuk perumpamaan nan terangkai dalam sajian kata-kata nan indah, singkat, multitafsir dan cerdas. Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra memiliki dua fungsi yakni sebagai karya sastra itu sendiri dan juga sebagai cara atau alat bagi siapa nan memegang puisi tersebut.

Puisi sebagai nilai karya sastra absolut mengikuti kaidah keindahan dan unsur-unsur nan mewajibkan estetika pada sebentuk karya sastra. Sedangkan puisi sebagai alat dimaksudkan ke arah pengertian ideologi sastra itu sendiri. Puisi dapat dijadikan alat buat melakukan apa saja oleh si penulisnya.

Bagi seorang aktivis dakwah, puisi menjadi bagian dari upaya ia menyebarkan nilai-nilai kebaikan dari apa nan ia pahami. Maka muatan puisinya merupakan pesan dari apa nan menjadi prinsip primer nan dipegang oleh si penulis.

Seorang aktivis mahasiswa akan menjadikan puisi sebagai wahana ia menyuarakan aktualisasi diri kritikan terhadap kebijakan pemerintah. Puisi dijadikan sebagai alat kedua aksinya selain mungkin turun ke jalan. Di sini sastra berfungsi sebagai nilai kritik sosial.

Penyair-penyair nan lantang dengan puisi-puisi heroik seperti sastrawan kenamaan nasional Taufik Ismail. Di setiap sajak-sajak nan Taufik hadirkan tidak lepas merupakan nafas idealisme sosok Taufik terhadap bentuk perkembangan kehidupan bernegara.

Taufik Ismail mencintai negerinya melalui goresan sajak-sajak heroik nan menginspirasi kalangan muda buat terus berpegang pada idealisme dan semangat melakukan perubahan ke arah nan lebih baik di tanah air. Bagi Taufik Ismail, puisi ialah cara nan dipilihnya buat menyuarakan terhadap sesuatu nan menjadi hal nan ia perjuangkan.

Lantas bagaimana dengan seorang nan sedang dilanda jatuh cinta? Bagi orang nan sedang dimabuk asmara, puisi tentu saja menjadi alat nan ia gunakan buat memperindah perbedaan makna asmara nan sedang dijalaninya.

Tak sporadis kita temui seorang nan merayu orang lain menggunakan kata-kata latif sebuah puisi. Pasangan kekasih nan sedang dimabuk cinta biasanya merupakan orang-orang nan sangat sensitif dengan nilai-nilai estetika sebuah puisi. Jadi sangat jelas bahwa disamping memiliki fungsi sebagai karya sastra itu sendiri, puisi ialah juga sebuah cara atau alat nan diciptakan seseorang dalam meraih sebuah tujuan nan ia inginkan.



Unsur-unsur Puisi

Puisi ialah karya sastra nan dibangun dengan titik tekan nilai keindahan dan pesan nan hendak disampaikan oleh si penyair. Meskipun ada sebagian orang nan menafikan keberadaan pesan di dalam sebuah karya sastra, namun hal terpenting nan akan berguna bagi pembaca sebenarnya nan paling krusial ialah kegunaan nan ia dapatkan setelah membaca karya sastra tersebut. Jadi tidak hanya sebatas perbedaan makna estetika keindahan sebuah karya sastra semata. Berikut unsur-unsur puisi nan merangkai estetika sebuah karya sastra puisi tersebut;



Diksi

Merupakan pilihan kata nan membangun rangkaian metafor. Pilihan kata nan baik merupakan pilihan kata nan menopang kekuatan kata sebelumnya. Kata-kata nan segar, baru dan unik akan semakin memperindah sebuah diksi.



Metafor

Merupakan bentuk perumpamaan nan disajikan dalam melukiskan suatu maksud dalam puisi. Misalnya seseorang nan ingin mengibaratkan usia seseorang nan tak kekal, ia memilih daun sebagai metafor kefanaan. Daun pada mulanya kuncup, hijau, kuning, tua dan mati. Seperti itu jugalah usia dari manusia.



Citraan

Bisa bersifat rabaan, pendengaran, penglihatan dan sebagainya.



Tipografi

Merupakan bentuk sajian bait perbait dari sebuah puisi. Apakah ditulis lurus, zigzag, membentuk prosa dan sebagainya.