Masakan Khas dari Banjar

Masakan Khas dari Banjar

Indonesia terdiri atas beberapa suku nan memiliki kebudayaan nan sangat khas, di antaranya suku Banjar . Saat ini, suku Banjar mendiami wilayah Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan. Namun, ada nan menyatakan bahwa suku Banjar bukanlah orisinil penduduk dari Kalimantan. Lalu, dari manakah suku Banjar berasal?



Asal Mula Suku Banjar

Ada dugaan nan menyatakan bahwa suku Banjar berasal dari Sumatera dan daerah sekitarnya. Mereka melakukan migrasi ke Kalimantan Selatan. Di loka inilah, mereka membangun tanah air baru sejak seribu tahun nan lalu. Kelompok ini pun berbaur dengan penduduk orisinil dan membentuk tiga subsuku, yaitu Banjar Pahuluan, Banjar Batang Banyu, dan Banjar Kuala.

Dalam mitologi Dayak Bukit terdapat cerita mengenai asal mula suku Banjar dan suku Bukit. Dikisahkan kedua suku ini merupakan keturunan dari kakak beradik, yaitu si Ayuh dan Bambang Basiwara.

Suku Bukit diturunkan oleh Si Ayuh sedangkan suku Banjar diturunkan oleh Bambang Basiwara. Hal tersebut dikarenakan Suku Bukit sendiri merupakan pendatang dari Sumatera, namun mereka menetap terlebih dahulu di Kalimantan.

Nama Banjar sendiri diperoleh dari nama kesultanan Banjarmasin nan disingkat dengan Banjar. Wilayah kesultanan Banjar meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Namun, kemudian terjadi perpecahan pada abad ke-16 sehingga wilayah sebelah barat menjadi kerajaan Kotawaringin.

Kerajaan ini dipimpin oleh Pangeran Dipati Anta Kasuma bin Sultam Mustain Billah. Sedangkan bagian timur berubah menjadi Kerajaan Tanah Bambu dan dipimpin oleh Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah.

Sesungguhnya masyarakat suku Banjar bukanlah masyarakat nan sejenis melainkan masyarakat nan heterogen. Hal itu disebabkan oleh percampuran dari beberapa suku bangsa, yaitu suku Melayu nan berasal dari Sumatera dan beberapa suku pendatang lainnya dengan suku orisinil Kalimantan, yaitu suku Dayak.

Namun, terbentuknya suku Banjar itu sendiri dipengaruhi oleh keberadaan suku Dayak Bukit. Seperti diceritakan dalam mitologi Dayak bahwa suku Banjar dan suku Bukit merupakan keturunan dari kakak beradik di Ayuh dan Bambang Basiwara. Oleh sebab itu, terbentuklah suku Banjar nan memiliki karakteristik khas tersendiri nan berbeda dengan suku orisinil di Kalimantan.

Salah satu bukti diri nan menonjol dari suku Banjar ialah agama nan dianut oleh mereka, yaitu agama Islam. Agama Islam mereka kenal secara massal sejak Raja Pangeran Samudera nan merupakan Raja Kerajaan Banjarmasin memeluk Islam.

Kerajaan Banjarmasin memiliki ikatan nan cukup erat dengan Kerajaan Demak sebab Kerajaan Banjarmasin itu sendiri merupakan hasli proses islamisasi dari Kerajaan Demak.



Kesenian Khas Banjar

Kesenian Madihin nan merupakan salah satu kebudayaan Banjar ini biasanya digelar malam hari pada perayaan-perayaan besar masyarakat Banjar, seperti upacara pernikahan, pesta adat, upacara tolak bala, seremoni masa panen, dan sebagai epilog acara MTQ. Madihin berasal dari kata madah nan berarti 'syair atau madah nan mempunyai rima pada tiap akhir kalimat nan dibawakan'.

Madah atau syair ini dapat berisi pujian, sindiran, ataupun nasihat, nan diiringi dengan tabuhan gendang. Orang nan membawakan kesenian madihin disebut Pemadihin. Biasanya, kesenian madihin dibawakan oleh 2-4 pemain dalam waktu pagelaran sekitar 1-2 jam. Namun, ada pula nan membawakan madihin secara tunggal, seperti nan dilakukan oleh John Tralala.

Sebagai Pemadihin tunggal, John sangat pandai mengatur pukulan gendang dan suaranya buat menarik perhatian penonton. Belum lagi, humor-humor segar nan biasa dilantunkan John sering membuat pendengar tertawa.

Setelah John Tralala, madihin diteruskan oleh anak John, yaitu Hendra. Namun setelah generasi ini, kesenian madihin mulai sporadis didengar, termasuk pada acara pegelaran rutin MTQ, nan pada acara penutupannya sudah tak lagi menggunakan kesenian madihin ini. Demikian pula dalam kehidupan masyarakat Banjar sehari-hari seperti saat pesta panen, upacara tolak bencana maupun pesta pernikahan, banyak nan tak peduli dengan kesenian madihin ini.

Ketidak pedulian masyarakat lokal loka dimana kesenian tradisional itu tumbuh dan berkembang, menjadi salah satu penyebab kenapa kebanyakan kesenian tradisional semakin kalah bersaing dibanding dengan budaya dan kesenian pop nan datang bergelombang dan masif. Adapun urutan Acara dalam Pagelaran Madihin:



1. Pembukaan

Pada pembukaan ini, Pemadihin biasanya memulai sebuah pantun dengan pukulan gendang besar nan disebut pukulan tarbang, berguna buat menarik perhatian penonton. Pantun di awal acara ini berisi tentang tema madihin nan akan dibawakan oleh Si Pemadihin. Kepaiawaian pemadihin memang diuji pertama kali di sini atau pada saat pembukaan ini.

Kalau si pemadihin sukses menarik perhatian penonton, maka acara selanjutnya akan berjalan mulus, sehingga nasihat maupun insinuasi nan ingin disampaikan sebagai salah satu cara membangun dan memperbaiki moral masyarakat, dengan sendirinya akan tersampaikan.

Namun sebaliknya apabila pada saat pembukaan ini si pemadihin tidak sukses menarik perhatian, dapat dipastikan acara pokok pada kesenian madihin ini akan kurang optimal.



2. Memasang Tabi

Memasang tabi yaitu Si Pemadihin membawakan syair nan berisi penghormatan terhadap penonton, ucapan terima kasih atas kehadiran penonton, memberikan kata pengantar, dan permohonan maaf jika ada kesalahan kata di dalam syair selama pagelaran. Biasanya, humor-humor segar sudah mulai dimasukkan dalam syair agar penonton semakin terpikat buat tetap menonton.

Sebenarnya bagian memasang tabi ini tidaklah terlalu sulit bila dibanding dengan pembukaan sebab perhatian penonton sudah mulai tersedot. Namun tetap sekalipun tak benar-benar sulit, pada bagian memasang tabi ini si pemadihin tetap saja harus sangat hati-hati agar tak terjadi anti titik puncak pada acara nan baru saja dibuka tersebut.



3. Manguran

Manguran berarti menyampaikan isi atau syair-syair sinkron dengan tema nan sedang dibawakan. Tema pada setiap acara madihin disesuaikan dengan acara nan sedang diselenggarakan atau dapat juga atas permintaan tuan rumah nan mengadakan acara.

Ini merupakan acara pokok dari kesenian madihin atau inti dari acara ini yaitu menyampaikan pesan dan tujuan diadakannya acara madihin ini. Keberhasilan penyampaiakan bagian manguran ini akan sangat tergantung kepada bagaimana si pemadihin mengelola acara, agar penonton tak bosan. Apalagi durasi acara nan cukup panjang.

Bila tak benar-benar piawai menjadi seorang pemadihin, pasti acara akan berantakan. Karena itulah tak mudah buat menjadi seorang pemadihin. Secara tradisional ada beberapa syarat spesifik buat siapa saja nan akan menjadi seorang pemadihin.



4. Penutup

Pada bagian penutup, Si Pemadihin akan menyimpulkan maksud syair-syair nan dibawakannya sambil memberikan penghormatan kepada penonton. Setelahnya, akan dilanjutkan dengan pantun epilog nan memohon pamit.



Masakan Khas dari Banjar

Anda penasaran dengan kuliner khas dari suku Banjar? Anda dapat mencobanya di rumah. Bila bosan dengan menu kuliner nan itu-itu saja, Anda dapat membuat variasi kuliner lain dari kuliner Banjar ini. Berikut ada beberapa resep kuliner khas Banjar nan patut Anda coba di rumah.



Soto Banjar

Bahan:

  1. ½ ekor ayam atau diambil bagian dada dan pahanya saja.
  2. 100 gram soun nan sudah direndam air sampai lunak, kemudian ditiriskan.
  3. Satu ruas kayu manis.
  4. 1 buah pala.
  5. Minyak buat menumis.
  6. 1,5 liter air.
  7. Daun jeruk dan serai nan dimemarkan.
  8. Air kaldu dari rebusan ayam atau dari bubuk kaldu instan sebanyak 1 sendok makan.

Bumbu halus:

  1. 7 siung bawang putih
  2. 10 siung bawang merah
  3. 1 sendok teh garam
  4. 1 sendok teh lada bubuk
  5. 1 sendok teh jintan nan disangrai

Sambal Soto:

  1. 2 siung bawang putih
  2. 3 cabai merah besar
  3. 8 cabai rawit merah
  4. ½ sendok teh garam
  5. haluskan semua bumbu lalu goreng hingga matang.

Cara Membuat:

  1. Lumuri ayam nan sudah dicuci higienis dengan jeruk nipis dan garam. Cuci kembali dan tiriskan.
  2. Rebus ayam sampai lunak, ambil kaldunya lalu pangkas bentuk dadu ayam nan sudah ditiriskan.
  3. Tumis bumbu nan sudah dihaluskan sampai harum. Kemudian masukkan bumbu tersebut ke dalam kaldu dan masak hingga mendidih. Jangan lupa masukkan kaldu bubuk, pala, serai, daun jeruk, dan kayu manis.
  4. Sementara itu, siapkan mangkuk. Atur soun, ayam, dan perkedel di atas mangkuk. Setelah kaldu mendidih, tuangkan dalam mangkuk secukupnya dan tambahkan seledri, daun bawang, bawang goreng. Khas Soto Banjar lainnya menggunakan lontong atau ketupat sebagai pelengkap.
  5. Soto Banjar siap dihidangkan buat 5 porsi.

***



Mandai Basang

Mandai basang ialah kulit buah cempedak nan telah masak dibersihkan, lalu direndam air selama beberapa jam. Semakin lama perendaman maka semakin lunak kulit cempedak. Cara mengolahnya sebagai berikut.

Bahan:

Kulit cempedak nan sudah dibersihkan (mandai), minyak goreng

Bumbu:

Brambang/bawang merah, bawang putih, lombok merah/hijau, garam. semua bumbu secukupnya.

Cara Membuat:

  1. Kulit cempedak nan sudah dibersihkan dipotong-potong, besarnya tergantung keinginannya ada nan suka potongan besar ada juga nan kecil-kecil.
  2. Bumbu-bumbu dikumpulkan kemudian dihaluskan bersamaan.
  3. Campurkan mandai tadi ke dalam bumbu, dioles-oles atau cara apa saja nan krusial mandai dan bumbu menyatu.
  4. Panaskan minyak goreng, tunggu sampai panasnya merata agar menggoreng mandainya mudah.
  5. Terakhir gorenglah mandai di dalam minyak nan sedang panas-panasnya buat mendapatkan hasil nan aduhai.
  6. Cara menyajikan mandai sama seperti menyajikan lauk lainnya, cukup dihidangkan di dalam piring sudah dapat dinikmati oleh seluruh keluarga, apalagi dimakan dengan nasi panas, Uma ai nyaman banar!! Tetapi bagi nan mempunya penyakit maag kambuhan hati-hati jangan kebanyakan memakan Madai Basang, sebab dikhawatirkan maag Anda kumat.

***