Macam-Macam Seni Tradisional

Macam-Macam Seni Tradisional

Komunikasi tradisional lambat laun mulai tergerus zaman. Komunikasi ini sepi peminat. Terutama, di kawasan perkotaan. Komunikasi ini mulai punah seiring para penganut komunikasi ini nan telah tiada. Komunikasi tradisional tak berhasil melakukan regenerasi. Anak, cucu, dan cicit, mungkin telah lupa dengan komunikasi pendahulunya. Singkat kata, komunikasi tradisional terpinggirkan dalam budaya masyarakat.



Bentuk Komunikasi Tradisional

Komunikasi tradisional nan dimaksud ialah rekanan antaranggota masyarakat. Bentuk dari hubungan dan komunikasi antar tetangga, kerabat, dan keluarga, kental terasa. Terutama, di pedesaan. Kawasan ini memang nisbi mempunyai ikatan emosional nan kuat antarpenduduknya. Berikut ini bentuk komunikasi tradisional nan dimaksud.

  1. Orang sakit. Ketika seorang warga sakit, niscaya para penduduk di lingkungan tersebut menyempatkan diri buat menjenguk. Meskipun tak membawa apa-apa, kesediaan buat menjenguk sungguh luar biasa. Bandingkan dengan orang kota nan tidak acuh. Bahkan, tetangga sakit keras pun mungkin ia tak tahu.

  2. Hari raya. Perayaaan hari raya akan selalu meriah. Komunikasi akan berlangsung intens. Sebut saja, saling kirim opor dan ketupat antartetangga. Selesai salat ied, para warga berbaris buat saling menyalami. Momen ini sungguh luar biasa. Di perkotaan, komunikasi tradisional seperti ini masih dilangsungkan, namun tak memiliki perbedaan makna emosional sedekat di pedesaan.


Komunikasi Tradisional - Media dan Seni Tradisional

Komunikasi tradisional dilakukan melalui media. Salah satu media nan paling efektif dalam komunikasi ini ialah melalui seni tradisional. Kalau media massa ialah media dengan menggunakan alat teknologi komunikasi modern, sedangkan media tradisional ialah alat komunikasi tradisional, nan sudah lama digunakan di desa sebelum kebudayaannya tersentuh oleh teknologi modern.

Membicarakan media tradisional tak dapat dipisahkan dari seni tradisional, yakni suatu bentuk kesenian nan digali dari cerita-cerita rakyat dengan memakai media tradisional. Media komunikasi tradisional sering disebut sebagai folklor. Bentuk-bentuk folklor tersebut antara lain:

  1. Cerita prosa rakyat nan terdiri dari mite, legenda, dan dongeng.
  2. Ungkapan rakyat nan terdiri dari peribahasa, pemeo, dan pepatah.
  3. Puisi rakyat.
  4. Nyanyian rakyat.
  5. Teater rakyat.
  6. Gerak isyarat.
  7. Alat pengingat misalnya mengirim sirih berarti meminang.
  8. Alat bunyi-bunyian seperti kelontongan, gong, bedug, dan sebagainya.

Ditinjau dari aktualitasnya, ada seni tradisional seperti wayang purwa, wayang golek, ludruk, ketoprak. Seni ini memakai peralatan atau media tradisional. Seni tradisional tersebut juga sampai sekarang masih ada dan akan terus dipelihara. Hanya saat ini sudah mengalami transformasi dengan media massa modern. Dengan kata lain, ia tak lagi dimunculkan secara apa adanya, melainkan sudah masuk ke media televisi.

Sebagai sistem proyeksi folklor menjadi proyeksi angan-angan atau impian rakyat jelata, atau sebagai alat pemuasan impian masyarakat nan termasifestasikan dalam bentuk stereotip dongeng. Contohnya ialah cerita Bawang Merah dan Bawang Putih. Cerita ini hanya fitnah tentang angan-angan seorang gadis desa nan jujur, lugu, menerima apa adanya meskipun diperlakukan jelek oleh saudara dan ibu tirinya, namun pada akhirnya sukses menikah dengan seorang raja. Cerita ini mendidik masyarakat bahwa jika orang itu jujur, baik pada orang lain dan sabar akan mendapat imbalan nan layak.

Cerita Nyi Roro Kidul di daerah Yogyakarta bisa menguatkan adat bahkan kekuasaan raja Mataram. Seorang harus dihormati sebab mempunyai kekuatan luar biasa nan ditunjukkan dari kemampuannya memperistri "makhluk halus". Rakyat tak boleh menentang raja, sebaliknya rasa hormat rakyat pada pemimpinnya harus dipelihara.

Cerita ini masih diyakini masyarakat, terlihat ketika ada nan mandi di pantai Parangtritis kemudian hilang, diduga "dimakan" atau menjadi tumbal Nyi Roro Kidul. Meskipun dapat jadi sebab Parangtritis ombaknya besar dan arus bawahnya sangat kuat sehingga jika ada orang mandi pantai itu akan mudah terseret arus bawah nan deras tersebut. Cerita demikian semakin diyakini dengan adanya upacara Labuhan, seperti di pantai Bahari Selatan, gunung Merapi, dan gunung Lawu.

Kemudian cerita katak nan congkak, merupakan alat paksaan dan pengendalian sosial terhadap kebiasaan atau nilai masyarakat. Cerita itu menyindir mereka nan banyak bicara sedikit kerja. Beberapa kelebihan media tradisional dan seni tradisional dibanding media lain adalah:

  1. Media tradisional tumbuh dan berkembang di masyarakat, sehingga dianggap sebagai bagian atau cermin kehidupan masyarakat desa. Di samping apa nan disuguhkan lebih mengena di hati masyarakat, melalui media tradisional juga dapat diselipkan pesan pembangunan, misalnya dalam cerita teater rakyat.
  2. Media rakyat harus dinikmati dengan jenjang pengetahuan atau pendidikan eksklusif sebab sifatnya tertulis, maka masyarakat harus dapat membaca terlebih dahulu. Sedangkan media tradisional dapat dinikmati semua lapisan masyarakat.
  3. Seni tradisional sifatnya lebih menghibur sehingga lebih mudah memengaruhi sikap masyarakat. Di samping itu, seni tradisional tak perlu dinikmati dengan mengerutkan dahi.


Macam-Macam Seni Tradisional

Seni tradisional di masyarakat pedesaan telah menjadi suatu pola dalam proses komunikasi tradisional nan tak dapat dipandang sebelah mata. Seni tradisional telah membantu perkembangan masyarakat baik nan menyangkut kepercayaan, perkembangan sosial dan budaya atau secara ekonomis. Seni tradisional dapat termasuk sebagai alat komunikasi sebab di dalamnya juga ada pesan-pesan nan disampaikan kepada orang lain. Berikut ada beberapa macam seni tradisional nan berasal dari beberapa daerah di Indonesia:

1. Seni Tradisional Aceh

Di sini terdapat seni Seudati, yaitu suatu tarian dan nyanyian hayati dan bersemangat nan dilakukan oleh 9 atau 10 orang pemuda berbaju putih lengan panjang, bertengkuluk, bersungkut dan berencong (senjata khas daerah Aceh). Selain itu ada juga tari Saman.

2. Seni Tradisional Sumatera Utara

Daerah ini memanfaatkan sandiwara sebagai bentuk kesenian nan membawakan cerita-cerita nan disesuaikan dengan perhatian masyarakat setempat. Cerita-cerita semacam itu pada umumnya berdasarkan naskah tertulis dan mengutamakan dialog, akting, serta tabiat dari tokoh-tokoh dalam cerita.

3. Seni Tradisional Sumatera Barat

Di sana ada seni Randai, yaitu seni drama dengan perpaduan nyanyian disertai mobilitas tari dan silat. Seni ini dilakukan oleh 10 orang pemuda dan biasanya dipertunjukkan pada malam hari.

4. Seni Tradisional Jawa Barat

Di daerah ini sangat kaya dengan bentuk pertunjukkan rakyat. Beberapa bentuk nan dapat dimanfaatkan buat media komunikasi tradisional antara lain seperti Reog nan merupakan pertunjukkan dengan menggunakan alat nan disebut dog-dog. Bentuk lainnya ialah wayang Golek, yaitu pertunjukkan nan menggunakan boneka-boneka kayu nan diberi baju kain dan pakaian dengan iringan gamelan.

5. Seni Tradisional Jawa Tengah

Ketoprak menjadi seni khas wilayah Jawa Tengah. Kesenian ini berupa pementasan cerita sejarah atau kejadian tertentu. Diungkapkan melalui mobilitas tari percakapan dan tembang. Secara tradisi dalam setiap pertunjukkannya selalu diiringi gamelan pelog dengan kentongan sebagai penuntunnya.

6. Seni Tradisional Jawa Timur

Wayang Suluh merupakan seni tradisional nan berkembang di daerah Jawa Timue. Wayang Suluh ialah wayang kulit nan wayangnya digambarkan persis seperti orang nan sebenarnya. Ceritanya berkisar pada perjuangan nasional.Sedangkan ludruk ialah seni tradisional nan paling populer.

7. Seni Tradisional Kalimantan Selatan

Di dawrah ini ada wayang Krusil nan terbuat dari kayu dengan tangan-tangannya terbuat dari kulit. Cerita dalam wayang Krucil ini diambil dari Mahabarata, sedangkan cerita Damarwulan dimainkan dengan wayang Klitik.

8. Seni Tradisional Sulawesi Utara

Di Sulawesi Utara ada seni Gunde berupa tarian pemujaan nan dilakukan oleh para gadis dalam rangka penerimaan tamu. Dalam pertunjukkan itu juga dapat disisipi dengan dialog-dialog nan informatis. Ada juga musik Ria sebagai alat musik tiup tradisional nan dibuat dari kulit kerang.



Komunikasi Modern

Masyarakat semakin rasional menghadapi zaman. Era modern nan serba cepat dan high gadget memaksa masyarakat buat berubah. Dulu, ketika hari raya tiba, orang-orang akan antre menulis di post card . Kini, itu sudah menjadi cerita usang. Teknologi email , SMS, dan facebook, mulai menggantikan hal demikian.

Komunikasi modern tak melulu berkonotasi buruk. Komunikasi modern suatu keniscayaan. Namun, kita tak boleh membuang jati diri. Ibarat pohon, komunikasi tradisional ialah benih nan dipupuk oleh modernitas sehingga budaya kita mempunyai karakter. Toh, komunikasi modern memang berimplikasi positif, membuat serba cepat, tepat, dan mudah.



Nilai Komunikasi Tradisional

Apa nan perlu kita teladani dari bentuk komunikasi tradisional

  1. Kekeluargaan. Semangat ini menunjukkan rekanan emosional nan kuat. Rekanan manusia tak selalu ditakar dari jabatan, materi, atau kedudukan. Rasa kekeluargaan menempatkan manusia pada posisi nan sejajar.

  2. Pamrih. Sikap ingin dibalas budi sering mewarnai komunikasi kita belakangan ini. Komunikasi ini berlandaskan pada rasa tulus. Sikap pamrih dibuang jauh-jauh.

Empati. Keunggulan komunikasi tradisional ialah empati, sikap kita mengerti kondisi orang lain. Merasakan jika kita berada pada posisi orang lain. Itu sebabnya orang-orang merasa perlu menjenguk tetangga sakit, mengirim ketupat, opor, dan sebagainya.