Biografi Singkat Raden Ajeng Kartini

Biografi Singkat Raden Ajeng Kartini

Bulan April mengingatkan kita pada hari Kartini. Tepatnya tanggal 21 April, ramai diperingati sebagai hari kartini oleh rakyat Indonesia. Peringatan nan dilakukan banyak macamnya misalnya saja dengan memakai baju adat saat berangkat ke sekolah, hingga berbagai macam perlombaan dari masak hingga membuat contoh puisi kartini .

Kartini merupakan pejuang wanita pada masanya. Ia banyak berjasa bagi wanita di Indonesia. Kartini selalu memerjuangkan hak wanita buat bisa mengenyam pendidikan nan saat itu masih dikesampingkan. Bahkan dulu wanita dilarang keras buat sekolah.

Perjuangan nan dilakukan oleh Ibu Kartini sangat berdampak besar bagi kemajuan banga ini. khususnya bagi kemajuan para wanitanya. Waniat juga memiliki banyak potensi krusial nan sangat perlu buat disalurkan.

Tidak hanya itu, kesempatan buat mendapatkan pendidikan tinggi juga selayaknya bukan milik kaum pria saja. Namun kaum wanita pun juga berhak buat mendapatkan pendidikan.

Disinilah peran Kartini nan sangat besar tersebut dalam memerjuangkan hak wanita dalam mendapatkan pendidikan nan layak. Selain itu wanita juga berhak buat menyalurkan bakatnya hingga menorehkan prestasi-prestasi. Apresiasi dan pengakuan menjadi hal nan krusial disini.

Saat ini wanita sudah mendapatkan hak nan sama dalam menuntut ilmu di sekolah maupun perguruan tinggi. Begitu juga dengan peran wanita dalam banyak pekerjaan nan tak kalah dengan laki-laki.

Namun semua itu harus sinkron dengan kodratnya sebagai seorang wanita. Bahkan dengan ilmu nan dipunyainya seorang wanita bisa mengangkat harkat dan martabatnya menjadi seorang wanita nan sinkron dengan kodratnya.

Dengan ilmu tersebut akan menjadi bekalnya dalam mendidik para generasi nan nantinya akan menjadi penerus bangsa, yakni anak-anaknya. Banyak buku tentang Ibu Kartini nan beredar.

Begitupun dengan contoh puisi kartini nan juga banyak dibuat oleh para siswa buat tugas sekolah, maupun buat lomba hari Kartini. Semuanya dilakukan buat mengenang jasa-jasa beliau.



Biografi Singkat Raden Ajeng Kartini

Bernama lengkap, Raden Ajeng Kartini nan lahir di Jawa Tengah tepatnya di kota Jepara. Pada tanggal 21 April 1879 nan saat ini tanggal tersebut dijadikan peringatan hari Kartini.

Ia merupakan anak dari seorang bangsawan. Tinggal dengan adat istiadat nan masih sangat kental. Lulus dari Sekolah Dasar, Kartini tak diperbolehkan oleh orangtua buat melanjutkan sekolahnya.

Setelah lulus SD ia dipingit oleh orangtuanya sembari menunggu waktunya menikah. Ia sedih dengan hal tersebut, namun tidak berani melawan sebab akan dianggap sebagai anak durhaka.

Akhirnya ia hanya menghabiskan waktunya dengan membaca. Entah itu membaca buku pelajaran-pelajarannya nan dahulu maupun buku pengetahuan nan lain. Ia tekun membaca dengan ditemani oleh seorang pembantu .

Karena kebiasaannya itu akhirnya Kartini menjadi hobi membaca. Tiada hari tanpa ia lakukan dengan membaca dan terus membaca. Apapu ia lahap, entah itu buku maupun surat kabar. Jika ada kesulitan, Kartini selalu minta donasi Ayahnya buat menerjemahkannya.

Melalui surat kabar ia tertarik dnegan cara berpikir dari wanita Belanda. Hingga ia berkeinginan buat memajukan kaum wanita di negerinya seperti kemajuan nan dialami oleh wanita-wanita Belanda.

Bahwa wanita memang tugasnya ialah di dapur. Namun bukan itu saja, sebab wanita juga membutuhkan pendidikan dan ilmu nan tinggi. Teman-teman perempuan nan ada di sekitarnya dikumpulkan lalu diajarinya membaca dan menulis serta ilmu pengetahuan nan lainnya.

Selain mengajar, Kartini tetap menyempatkan diri buat membaca dan menulis surat pada sahabatnya nan berada di Belanda . Ia pun sempat menulis surat permohonan beasiswa kepada Mr J.H Abendanon buat bisa menimba ilmu di Belanda.

Ternyata surat nan telah ia tulis tersebut membuahkan hasil. Ia mendapatkan beasiswa buat belajar di Belanda. Namun dengan sangat terpaksa Kartini tak bisa mengambil kesempatan emas tersebut.

Ia akan dinikahkan dengan seorang Adipati. Ia menikah dengan Adipati Joyodiningrat atas keinginan kedua orangtua Kartini. Setelah menikah, Kartini ikut dengan suaminya di Rembang Jawa Tengah . Karena semangat nan benar-benar menggebu buat mendidik dan mengajar para wanita.

Ia akhirnya didukung oleh suaminya buat mendirikan sebuah sekolah. Atas kerja keras dan kegigihan dalam berjuang, akhirnya Kartini sukses mendirikan sebuah sekolah wanita di berbagai kota seperti Semarang, Madiun, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Cirebon serta daerah lainnya. Sekolah wanita ini diberi nama sekolah kartini.

Kartini meninggal di usia muda, yakni di usia 25 tahun. Ia meninggal pasca melahiran anak pertamanya. Setelah meninggal dunia, Surat-surat Kartini nan pernah dikirimkannya kepada sahabat-sahabatnya di Belanda oleh Mr J.H Abendanon dikumpulkan lalu dibukukan.

Buku tersebut berjudul “Door Duisternis Tot Licht” nan mempunyai arti Habis gelap terbitlah terang. Hingga saat ini buku tersebut masih terkenal.

Pada masa itu wanita benar-benar dikekang. Ia tak boleh sekolah tinggi-tinggi sebab nantinya hanya akan lari ke dapur. Kartini merupakan salah satu dari wanita-wanita tersebut. Ia merasa tak nyaman. Ia merasa tidak memiliki pilihan buat menentukan hidupnya.

Ia merasa diperlakukan berbeda dengan saudara laki-lakinya maupun dengan teman-temannya nan laki-laki. Kartini merasa iri dengan wanita Belanda nan bebas menentukan pilihan bagi masa depannya.

Mereka dapat sekolah dan mengenyam pendidikan tinggi. Akhirnya sebab hal ini ia menjadi bertekad buat mengubah tradisi nan telah mengakar tersebut.

Raden Ajeng Kartini adalahsalah satu pahlawan wanita nan memiliki loka tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Cita-cita, kegigihan dan tekadnya itu mampu mengilhami serta menggerakkan perjuangan kaumnya buat mengangkatnya dari kebodohan.

Berbagai perjuangan dan keberaniannya Kartini mampu mengubah para wanita dari subordinat nan telah menjerat kaum wanita pada masanya. Saat ini perjuangan Kartini telah bisa dirasakan oleh kaum wanita. Semangatnya nan bergelora masih bisa dirasakan hingga kini.

Salah satu Contoh puisi kartini

Judul: Bangkitlah wanitaku
Oleh: Neene

Wanita bak perhiasan
Kilaunya memukau seluruh alam
Mentaripun malu-malu mengintip dibalik awan
Kulit nan latif mempesona bak pualam
Pantaslah Tuhan menyuruh buat menutup indahnya tubuhmu
Bukan mengekang,
Namun menghindari tatapan liar lelaki jalang

***

Ketika wanita tidak lagi memikirkan buah hati
Ketika wanita tidak lagi sudi memberi asi
Buah hati ditinggal pergi berlari mencari sesuap nasi
Buah hati sendiri bersama eyang putri
Atau baby sister pengganti popok bayi
Bermantelkan emansipasi di era demokrasi

***

Sudah bernarkah emansipasi nan selama ini digemborkan?
Ataukah hanya jargon klise perusak generasi?
Ada nan bilang jika wanita disuatu bangsa itu jelek
Maka buruklah bangsa tersebut
Ketika wanita masa kini disibukkan dengan pekerjaan
Saat dirumah tinggallah serpihan-serpihan energi kelelahan nan bersisa
Tak ada jarak buat memberi makna
Materi dikejar tidak kenal lelah tidak kenal waktu
Hanya buat kemapanan dan kemuliaan global semata
Jadilah sang anak generasi nan frustasi
Tak kenal moral tidak kenal budi pekerti

***

Peranmu sungguh luarbiasa
Mendidik juga mengatur keluarga
Tak ada embargo mencari materi
Namun bukan berarti tugas rumah jadi terbengkelai
Tugas primer tetaplah mendidik anak dan mengatur keluarga
Menyiapkan generasi cemerlang
Penentu kegemilangan Negara
Pewaris surgawi

Kartini lantang menyuarakan hakkmu
Dalam meraih ilmu dan pendidikan tinggi
Namun tetap sinkron dengan kodratmu
Sebagai ibu pengatur rumah tangga
Mendidik anak buat menjadi mulia

Pena ini tidak mampu lukiskan indahmu
Bangkitlah wanitaku , wanita indonesia, seluruh wanita didunia
Dengan meneladani ibu kita
Ibu kartini, ibu bangsa pemimpin negeri

Batas-batas teritorial ini seakan memisahkan kita dengan wanita di belahan global sana
Saatnya kita bangkit dan bersatu
Karena peranmu krusial dan strategis layaknya indonesia sebagai negeri agraris
Engkaulah tonggak peradaban
penentu kemajuan atau kemunduran
suatu bangsa

Demikianlah biografi singkat mengenai Ibu Kartini. Satu contoh puisi kartini semoga bisa melengkapi apa nan tengah terjadi saat ini. Dimana emansipasi sudah demikian parahnya di belokkan.

Wanita memang perlu buat selalu upgrade diri dan menghiasi diri dengan ilmu. Menuntut ilmu hingga perguruan tinggi. Namun jangan sampai lupa dengan kodratnya sebagai seorang wanita.

Karena saat ini banyak wanita nan sudah terlalu disibukkan dengan bekerja hingga lupa tugasnya dirumah. Semoga para wanita modern tetap bisa menyeimbangkan itu semua, antara menuntut ilmu dan prioritas tugasnya di rumah menjadi seorang istri.