Batik Pekalongan - Batik Kelas Wahid

Batik Pekalongan - Batik Kelas Wahid

Bertandang ke Pekalongan , apa nan terpikirkan oleh Anda? Sebagian besar niscaya berpikir tentang batik Pekalongan. Batik legendaris ini memang telah menjadi maskot. Tak hanya merupakan kebanggaan warga kota, nama batik Pekalongan pun telah mendunia. Menjadi magnet penarik siapa pun buat melihat, membeli dan memilikinya. Hingga Pekalongan mendapat julukan sebagai kota batik.



Pesona Kota Pekalongan

Sebagai kota nan terletak di pesisir utara Pulau Jawa, Pekalongan tumbuh dan berkembang jadi salah satu kota besar nan dilewati oleh jalur Pantura. Jalur nan menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya. Perekonomian kota pun terdongkrak pesat nan ditandai dengan adanya terminal besar, stasiun dan majemuk jenis kendaraan transportasi.

Pesatnya pertumbuhan kota juga berimbas pada semakin beragamnya pesona Pekalongan, tidak hanya dari batik. Tapi, banyak sudut dari kota ini nan mampu memikat siapa pun. Mulai dari alam latif permai, makanan khas penggoyang lidah, kemilaunya seni budaya, hingga beragamnya industri dan kerajinan nan telah punya nama. Singkatnya di kota ini, Anda tidak hanya terpuaskan oleh wisata batik, tapi juga dengan wisata alam, kuliner, budaya, dan kerajinannya.

Tak percaya? Jika ingin melihat wisata alam nan ada di pesisir Pekalongan, kunjungi saja objek wisata Pantai Pasir Kencana, Pantai Wonokerto, dan Pantai Slamaran Indah. Untuk nama objek wisata terakhir (Pantai Slamaran Indah), ada cerita mitos nan menarik di baliknya.

Diyakini oleh masyarakat setempat bahwa di pantai ini, Dewi Lanjar atau lebih dikenal sebagai Ratu Pantai Utara sering menampakkan dirinya. Adapun buat wisata gunung dan hutan, ada obyek wisata Linggo Asri, Petung Kriyono, Curug Muncar, Rogoselo, Alam Lolong, dan bumi perkemahan di Desa Yosorejo.

Bila hendak menjajal wisata masakan khas Pekalongan, maka carilah makanan lezat seperti nasi Megono diambil dari bahasa Jawa sego megono, tauto (sejenis soto), Garang Asam (sejenis Rawon), dan keripik Tahu. Dijamin sekali mencicipi makanan-makanan ini, akan ketagihan dan niscaya mencobanya lagi jika kembali bertandang ke Pekalongan.

Khusus nasi Megono, nasi berlauk irisan nangka nan dicampur dengan sambal bumbu kelapa ini, jika dihidangkan ketika masih hangat dan dicampur dengan petai dan ikan bakar, luar biasa lezatnya. Menu makanan nan tidak boleh sampai dilewatkan jika ke Pekalongan.

Lalu buat wisata budayanya, Pekalongan dikenal sebagai salah satu pusat budaya Jawa pesisir. Ini terlihat dari seni budaya Adiluhung seperti tari Sintren, Simtud Durar dan Kuntulan (seni musik bernafaskan nilai-nilai islami), tradisi Sya'banan, serta Syawalan (perayaan tujuh hari setelah lebaran).

Jika dilihat dari seni dan tradisi nan kini tetap hayati di masyarakat, sarat dengan perbedaan makna religiusnya. Memang dari dulu hingga sekarang, masyarakat Pekalongan termasuk religus dan mayoritas memeluk agama Islam. Bahkan, masyarakat Pekalongan pernah memecahkan rekor MURI buat pembuatan dan mutilasi Lopis raksasa saat seremoni Syawalan.

Sedangkan buat wisata industri dan kerajinan, Pekalongan punya kekhasan nan tak ada di daerah lain. Mulai dari industri konveksi nan menjual produk (minus batik) berupa sarung, hem, busana perempuan, baju anak, sprei, telapak meja, jeans dan sebagainya. Industri ini mayoritas berbentuk home industri nan tersebar di kota-kota kecil sekitar Pekalongan, yaitu di Kedungwuni, Tirto, Bojong, Wiradesa, Buaran, Klego dan Landungsari.

Lalu, ada juga tenunan dari Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) nan menghasilkan produk seperti handuk, kain ihram, dan interior rumah. Walaupun berjenis home industri, tapi punya kualitas nomor satu. Bahkan sudah menembus pasar ekspor, di antaranya ke Jepang, Singapura, Amerika dan Eropa.

Adapun buat kerajinan, Pekalongan terkenal dengan kerajinan serat alam berbahan unik yaitu standar enceng gondog, pelepah pisang dan gedebog pisang, serat nanas serta serat alami lainnya. Dari serat alam tersebut, menghasilkan berbagai kerajinan seperti baju, tas, interior rumah dan jenis produk menarik lainnya.

Nah, buat industri nan sudah bertaraf internasional ialah industri pengolahan ikan. Selain batik, industri pengolahan ikan jadi sektor andalan perekonomian di Pekalongan . Dengan didukung adanya pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa, industri pengolahan ikan ini terdiri dari:

  1. Pengalengan ikan.
  2. Penggaraman atau pengeringan (penggerehan).
  3. Pembekuan ikan.
  4. Pemindangan.
  5. Pengolahan dan pengawetan ikan.

Hasil olahannya berupa ikan asin, sarden, terasi, dan kerupuk ikan. Adapun jenis perusahaan pengolah tangkapan ikan di perairan Pekalongan itu, ada berskala besar dan banyak pula nan bertaraf industri rumah tangga.



Batik Pekalongan - Batik Kelas Wahid

Memang tidak sempurnanya rasanya jika ke Pekalongan tidak membeli batik khas dari kota ini. Sebagai batik nan memiliki kekhasan corak dan variatif, nama batik Pekalongan sudah jadi agunan mutu. Selalu dicari dan diminati oleh banyak orang.

Sebenarnya, apa nan menarik dari batik Pekalongan? Sebagai jenis batik pesisir, batik Pekalongan berlimpah warna, punya corak khas nan bersifat naturalis, dan eye catching terlihat. Selain itu, motif nan umumnya menghiasi batik Pekalongan dipengaruhi oleh unsur dari batik Solo atau Yogya dan perbedaan makna etnik Cina serta Belanda. Ini membuat corak batik menjadi sangat bebas dan variatif.

Permainan jumlah rona nan atraktif (bahkan ada nan menggunakan delapan rona pada satu motif) mampu dikombinasikan dengan dinamis. Contoh, motif batik nan paling terkenal di Pekalongan yaitu Jlamprang. Selain itu, motif batik Senokelir, Bambu Runcing, Tanaman Cengkehan, Jlamprang Cinde Wilis, Pagi Sore Demakan, Jalamprang Limaran, juga jadi rebutan para penggila batik.

Bagi Anda nan bahagia dengan 'keriuhan' warna, pola ragam hias nan bergerak maju dan bahan berkualitas wahid, maka batik Pekalongan ialah jenis tepat buat dimiliki.

Untuk daerah pemasarannya pun, batik Pekalongan tidak hanya berkutat di Pulau Jawa. Tapi, sudah melebar ke seluruh nusantara. Mulai dari daratan Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Uniknya, motif dari batik Pekalongan pun dapat dipesan sinkron dengan kehendak sang pembeli nan sinkron dengan adat dan seleranya masing-masing. Sangat fleksibel, di samping juga sangat kreatif. Bahkan, di setiap momen krusial nan terjadi di masyarakat dan bangsa ini, bisa memicu kekreatifan pembuat motif buat melahirkan ciptaan barunya.

Contoh, ketika penjajahan Jepang, ada motif dan rona nan mirip Kimono Jepang dan dinamakan nama'Batik Jawa Hokokai'. Pada masa suksesi Soekarno (tahun enam puluhan), lahir motif batik nan bernama Tritura.

Ketika tsunami melanda Aceh pada akhir 2004, muncul motif tsunami nan hingga kini jadi salah satu jenis motif primadona. Bahkan saat presiden saat ini (SBY) naik memimpin, keluarlah motif batik nan mirip dengan kain tenun ikat atau songket dengan nama motif 'SBY'.

Kekreatifan dari pembuat batik Pekalongan juga ditujukkan dengan melimpah-ruahnya pengajuan akan hak paten ke Kementerian Hukum dan HAM. Dari sekitar 700 pengrajin batik pada tahun, sejak tahun 2004 hingga 2010 telah mengajukan 96 motif batik buat mendapatkan persetujuan.

Pemerintah pun 'dipaksa' selektif dalam menyetujuinya. Ini sebab tak semua ragam motif tersebut merupakan original dari pembuatnya. Ada motif nan boleh dibilang sudah jadi milik bersama masyarakat Pekalongan sebab sudah ada sejak dahulu. Dan siapa pembuatnya susah buat dilacak sehingga tak dapat dipatenkan jadi milik perseorangan.