Pengembangan Metode Qiraati

Pengembangan Metode Qiraati

Menurut sejarah, pembelajaran cara membaca Al Quran cepat di Indonesia tumbuh dan berkembang seiring dengan tumbuh dan berkembangnya Islam di negeri nan kita cintai ini. Pada umumnya, dimana Islam tumbuh dan berkembang di suatu wilayah, disitulah dibangun masjid atau mushala nan tak hanya dipakai buat salat berjamaah tapi sekaligus pusat pembelajaran cara membaca AlQuran dan ilmu agama lainnya buat anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.



Cara Membaca alqur’an cepat - Metode Baghdadiyah

Khusus bagi anak-anak, metode klasik nan biasanya dipakai menggunakan Juz Amma, dalam Bahasa Jawa disebut Turunan atau Baghdadiyah. Pertama-tama anak-anak mengenal huruf hijaiyah, tanda baca Al Quran dengan cara dieja. Barulah setelah menguasai, diajarkan membaca Surat Al Fatihah, Al Nas, Al Falaq, Al Ikhlas, dan seterusnya sampai selesai Juz Amma sebelum diajarkan membaca surat-surat lain dalam AlQuran.

Dari generasi ke generasi, dari waktu ke waktu begitulah metode nan digunakan buat membaca AlQuran nan tersebar hampir ke semua pelosok di tanah air. Dengan kemampuan membaca AlQuran tadi ikut membantu penyebaran ilmu agama Islam dari generasi ke generasi dan dari satu loka ke loka lainnya.

Seiring berjalannya waktu, metode pembelajaran AlQuran Turunan atau Baghdadiyah mulai ditinggalkan, sebab dianggap kurang menarik minat anak-anak zaman sekarang. Anak-anak lebih bahagia berlama-lama menonton acara kesayangan di televisi daripada belajar membaca AlQuran dengan anak-anak lainnya di masjid atau mushala. Dampaknya, waktu pembelajaran membaca AlQuran menjadi lama.

Jika menggunakan metode Turunan atau Baghdadiyah hanya dibutuhkan waktu beberapa bulan saja buat mahir membaca AlQuran, makan dengan kondisi seperti di atas, paling sebentar belajar membaca AlQuran sampai mahir membutuhkan waktu 2-5 tahun menurut penelitian praktisi dan pakar pendidikan AlQuran. Akibat lebih buruknya lagi, semakin banyak anak-anak dan remaja nan tak dapat membaca Al Quran sebab waktunya terlalu lama dan membosankan. Ironis bukan?



Cara Membaca Al quran Cepat - Metode Iqra

Dengan kondisi nan memprihatinkan ini, mendorong banyak praktisi dan pakar pendidikan AlQuran buat mencari dan menciptakan metode nan sinkron bagi anak-anak nan tak membuat bosan dan cepat dapat membaca Al Quran. Dimulai sejak tahun 1980-an di Indonesia dibuatlah metode-metode membaca AlQuran cepat bagi anak-anak buat memperbaharui metode sebelumnya nan tak menarik dan membosankan. Adalah KH. Asad Humam, salah satu praktisi dan pakar nan memperkenalkan metode Iqro sebagai cara membaca Al Quran cepat bagi anak-anak.

Metode Iqro ini terdiri atas 6 jilid nan tiap jilidnya sudah disesuaikan dengan kemampuan membaca tiap siswa, baik fariasi atau taraf kesulitannya. Karena sifatnya nan private, otomatis waktu nan dibutuhkan tiap siswa buat menyelesaikan metode Iqro tergantung kepada kemampuan anak buat menggunakan metode Iqro. Semakin anak-anak lancar membaca dan mengikuti petunjuk dan peraturan Iqro semakin cepat pula anak itu menyelesaikan Iqro sampai jilid ke-6 dan semakin mahir membaca AlQuran, sebab semakin tinggi level Iqro semakin mirip bacaannya dengan ayat-ayat Al Quran, sehingga ketika tamat sampai jilid ke-6, siswa nisbi tak susah buat beradaptasi lagi dengan AlQuran mau dimulai dari surat apapun.



Pengembangan Metode Qiraati

Berawal dari taaruf dengan KH. Dachlan Zarkasyi, rekan bisnis keluarga KH. Humam, bapaknya KH. Asad Humam, beliau mengenal metode Qiraati buat membaca AlQuran nan lebih menonjolkon unsure seni dari pada cara membacanya. Darisanalah KH. Asad Humam treinspirasi buat menciptakan metode membaca AlQuran nan lebih menitikberatkan kepada tata cara membaca AlQuran nan lebih teliti namun mudah buat dipelajari bagi siswa nan mau belajar membaca AlQuran. Setelah KH. Asad Humam melakukan percobaan, akhirnya lahirlah metode nan sekarang dikenal dengan metode Iqro.



SOP (Standar Operating Procedure) Iqra'

Cara mengajarkan metode Iqro tak dapat asal-asalan tapi harus sinkron dengan SOP nan sudah dibuat oleh KH Asad Humam sebagai pembuatnya, yaitu:

  1. CBSA (Cara Belajar Siswa/Santri Aktif). Dalam sistem ini, siswa aktif membaca Iqro nan bacaannya sistematis dan disesuaikan dengan kemampuan membaca AlQuran tiap siswa. Adapun guru berfungsi sebagai pendamping siswa ketika membaca Iqro supaya sinkron dengan petunjuk dan peraturan Irqo.
  1. Private. siswa tak membaca Iqro secara bersamaan tapi bergiliran sehingga jumlah idealnya 1 orang guru hanya mendampingi 5 – 6 orang siswa supaya lebih intensif. Semakin sedikit siswa nan didampingi guru akan semakin baik.
  1. Asistensi. siswa nan kemampuan membacanya lebih baik, dapat membantu dan memperhatikan temannya ketika membaca Iqro.
  1. Disediakan contoh bacaan nan akan dibaca, sehingga guru tidak perlu lagi repot-repot mencari dan menjelaskan bacaan nan akan menghabiskan banyak waktu. Dalam metode Irqo pun tidak menggunakan ejaan fathah, tanwin, sukun dan tanda baca lain, nan krusial siswa betul membacanya.
  1. Komunikatif . guru nan mendampingi harus komunikatif, misalnya jika siswa membaca dengan sahih berikanlah pujian, begitu juga sebaliknya jika melakukan kesalahan ketika membaca Iqro betulkanlah sinkron dengan SOP.
  1. Jika semua materi sudah dibaca dengan benar, tak usah diulangi lagi.
  1. Apabila siswa salah ketika membaca, cukup dibetulkan nan salahnya saja.
  1. Apabila siswa dinilai mahir membaca Iqro, tidak perlu membaca 1 halaman penuh, dapat langsung dipindahkan ke halaman nan selanjutnya.
  1. Apabila siswa sering melakukan kesalahan ketika membaca Iqro sebab tak fokus, guru dapat menutup bacaan lain nan tak dibaca.
  1. Siswa tak perlu diajari dengan lagu atau irama bacaan seperti murattal apalagi qiraah, biarkanlah siswa membaca secara alami supaya tak membebani siswa dan hanya fokus kepada cara membaca Al Quran nan baik dan sahih menurut kaidah tajwid (ilmu nan mempelajari cara membaca Al Quran).
  1. Apabila jumlah siswa lebih banyak daripada jumlah nan ideal, siswa boleh membacanya secara bersamaan dengan syarat semua siswa di level nan sama dan guru benar-benar memerhatikan kemampuan siswa ketika membaca bacaan Iqro.
  1. Supaya baku kemampuan siswa nan menggunakan metode Iqro sama, ada EBTA (Evaluasi Belajar Termin Akhir) tiap akhir bacaan oleh penguji khusus.
  1. Standar guru Iqro harus fasih membaca AlQuran, teliti dan menguasai metode Iqro supaya hasilnya sama, siapapun nan guru dan muridnya.


Begitulah baku mengajarkan metode Iqro, supaya meminimalisasi kesalahan nan dilakukan oleh guru dan siswa siapapun mereka. Meskipun KH. Asad Humam menyadari tidak ada metode pembelajaran nan paripurna dan paling efektif termasuk metode belajar membaca AlQuran, semuanya kembali kepada kebutuhan, siapa nan mengajarkan, siapa nan belajar, dan apa nan diajarkan.

Namun demikian metode Iqro ini harus diakui menjadi fenomenal. Setelah dilakukan beberapa kali pengujian dalam waktu nan tak sebentar oleh para praktisi dan pakar pendidikan AlQuran metode ini dinilai efektif dan banyak digunakan hampir di semua pendidikan AlQuran baik formal maupun nonformal di Indonesia khususnya buat anak-anak. Sungguh metode Iqro ini menjadi ilmu nan bermanfaat dan menjadi ladang amal bagi KH. Asad Humam sebagai penciptanya

Inilah kupasan singkat tentang cara membaca al quran cepat. Semoga bermanfaat.