Dampak Korupsi

Dampak Korupsi

Tidak diragukan lagi bahwa Indonesia ialah negara nan penuh dengan koruptor. Kasus-kasus korupsi selalu terdengar beberapa tahun belakangan ini. Akibat korupsi pun dapat dirasakan secara langsung maupun tak langsung oleh masyarakat luas.

Korupsi ialah suatu tindakan melanggar hukum dimana pelakunya akan berusaha memperkaya diri dengan cara nan tak semestinya. Contohnya “mencuri” uang negara demi kepentingan pribadi atau golongan.

Korupsi sering dikait-kaitkan dengan kolusi dan nepotisme. Perbedaannya, korupsi ialah menggelapkan uang, kolusi ialah tindakan penyuapan, sedangkan nepotisme ialah tindakan buat lebih memilih seseorang buat bekerja sama berdasarkan interaksi pribadi (keluarga atau teman dekat) daripada kemampuan kerjanya.



Mengapa Korupsi Dapat Terjadi?

Dampak korupsi nan jelek sebenarnya sudah dapat dirasakan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat luas. Tapi kenapa korupsi masih saja menjamur di negeri ini?

Berikut ini beberapa contoh penyebab korupsi nan sangat marak di Indonesia :

1. Hampir semua kejahatan terjadi sebab suatu alasan tertentu, begitu pula dengan kasus korupsi. Penyebab korupsi nan paling primer tentu saja sebab tabiat manusia nan selalu merasa tak puas, hingga akhirnya ia melakukan korupsi dan menumpuk kekayaan.

Kebanyakan manusia memang menginginkan buat hayati dengan lebih enak dan makmur. Dan saat ini baku atau ukuran orang dikatakan bisa hayati lebih makmur ialah ketika ia mendapatkan uang nan banyak. Untuk itu, semua manusia mengeluarkan usaha maksimal mereka buat mendapatkan uang.

Terlebih di jaman yangs erba materialistik ini. semua hal membutuhkan uang. Tanpa uang, kehidupan akan lebih sulit buat dijalankan. Sehingga orang berusaha mati-matian buat mendapatkan uang. Banyak hal dilakukan sampai pada hal nan seharusnya tidak dilakukan.

Apalagi jika memang terdapat kesempatan nan ada buat mendapatkan uang dengan cara nan mudah dan cepat serta uang nan didapatkan dalam jumlah nan tidak sedikit. Maka kebanyakan orang tentunya tidak akan melepaskan kesempatan ini. kesempatan buat mendapatkan uang ini ialah sebuah hal nan tidak akan datang berulang kali maka harus benar-benar dimanfaatkan.

Selain itu, memang pihak birokrasi kita sangat mudah buat mencari kesempatan itu. Kalaupun tidak ada maka akan dicari celah buat mendapatkannya agar mudah melakukan tindak korupsi ini.

2. Gaji atau pendapatan nan mungkin terlalu kecil, juga dapat mendorong terjadinya korupsi dengan tujuan buat memperkaya diri sendiri dengan harta nan tak seharusnya.

Namun sejatinya jika para koruptor berkedok pada minimnya gaji nan mereka dapatkan sehingga menjadikan hal ini sebagai alasan buat melakukan tindak korupsi maka hal ini bisa dikatakan sebagai hal nan sangat picik sekali. Seharusnya para pejabat ini melihat bahwa di sekitarnya masih banyak ribuan orang nan tidak bisa memperoleh gaji sebesar mereka.

Bahkan ada sebuah survey beberapa waktu nan lalu bahwa sebagian besar dari penduduk Indonesia sangat sulit atau tak dapat buat mendapatkan uang minimal dua dollar saja setiap harinya. Karena memang inilah nan dijadikan sebagai ukuran.

Uang dua dollar itu jika dikurskan ke rupiah ialah kurang dari dua puluh ribu rupiah. Jadi banyak penduduk Indonesia nan merasa sulit buat mendapatkan uang sejumlah itu.

Dibandingkan dengan para pejabat nan korupsi, sejatinya mereka memiliki kesempatan buat mendapatkan uang jauh lebih besar dari pendapatan sebagian besar rakyat Indonesia.

Bahkan saat ini ada seorang terdakwa kasus korupsi nan menjabat sebagai salah satu anggota DPR ketika menjalani sidang kasusnya masih mendapatkan gaji pokok anggota DPR. Gaji pokok tersebut sebesar 15,9 juta. Tentu ini ialah nilai nan cukup tinggi. Belum lagi nilai tambahan nan diberikan sebab memang ini anya gaji pokok. Jadi memang gaji para pejabat sudah tinggi hanya saja ada hal lain nan membuat mereka tetap melakukan tindak korupsi.

3. Lingkungan penuh koruptor juga dapat mempengaruhi seseorang buat melakukan tindak korupsi. Seseorang nan semula higienis dari hal-hal berbau korupsi, dapat saja tergiur melihat temannya nan mendadak kaya dengan cara korupsi. Ia pun meniru temannya buat mendapatkan kekayaan lebih tanpa memikirkan imbas atau pengaruh korupsi itu sendiri.

Hal ini seperti mudahnya seseorang nan sejatinya ia memiliki kelakuan baik namun hayati di alam atau lingkungan nan tidak baik. Maka jika ia terus menerus ada di dalam lingkungan tersebut maka dapat jadi ia pun akan berubah mengikuti apa nan ada di dalam lingkungan tersebut.

Dan hal inilah nan paling banyak terjadi di lingkungan kerja pejabat pemerintahan kita. Karena seakan korupsi ialah budaya dan sudah terjadi dengan sangat tersistem maka memaksa orang nan tidak ingin melakukan korupsi menjadi ingin atau terpaksa buat melakukannya.

Itulah beberapa penyebab nan memungkinkan seseorang buat menggelapkan uang nan bukan miliknya. Namun, kejahatan korupsi juga dapat terjadi sebab ada faktor-faktor lain nan mendukung. Berikut ini beberapa contohnya:

1. Kurang atau bahkan tak ada sama sekali transparansi keuangan dalam suatu sistem pemerintahan, baik pemerintahan Indonesia secara dunia maupun pemerintahan skala kecil, misalnya dalam suatu perusahaan.

2. Lemahnya badan hukum negara. Dengan tak adanya sangsi berat bagi koruptor, kasus korupsi akan terus terjadi. Selain itu, bukan misteri lagi bahwa oknum-oknum di badan hukum juga ikut terlibat KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).

Kita tahu bagaimana sistem hukum nan diterapkan di Indonesia tak bisa memberikan imbas jera terhadap para koruptor. Sanksi nan dijatuhkan kepada mereka dinilai masih sangat ringan. Sehingga tidak akan memberikan ketakutan kepada orang lain nan akan melakukan korupsi.

Apalagi banyak kasus nan memperlihatkan para terdakwa korupsi masih bisa memperoleh kemewahan kehidupan di dalam penjara. Mereka bisa memperoleh fasilitas nan lebih mewah dibandingkan para narapidana nan lainnya.

Inilah nan semakin menambah jelek nilai penerapan hukum nan ada di Indonesia. Seakan hukum tidak bisa menyentuh kaum nan berduit. Kalaupun dapat maka akan dibuatlah pemakluman-pemakluman lain nan akan mempermudah jalan di tersangka atau terdakwa buat tetap merasakan kemewahan.

3. Lemahnya pimpinan negara dan seluruh pemerintahan dalam penanganan kasus korupsi. Sampai saat ini, belum ada tindakan tegas nan benar-benar akan membuat koruptor jera. Koruptor nan masuk penjara pun, masih dapat leluasa melakukan tindak KKN buat hal-hal tertentu. Misalnya mendapat fasilitas kamar penjara nan mewah, atau bahkan keluar masuk tahanan sesuka hati.



Dampak Korupsi

Karena korupsi ialah sebuah hal nan memang merugikan bagi semua pihak maka akan mendatangkan pengaruh nan juga banyak bagi kehidupan kita. Sejatinya uang nan akan digunakan buat kepentingan generik tidak jadi digunakan namun digunakan buat kepentingan perseorangan ataupun kelompok. Dalam hal ini sekali lagi rakyat kecillah nan tidak tahu menau akan menjadi korban dari tindak korupsi ini.

Banyak sekali pengaruh korupsi nan ada di dalam masyarakat kita. Berikut ialah beberapa pengaruhnya.

1. Pengaruh korupsi nan paling jelas ialah negara mengalami kerugian dan membuat rakyat semakin miskin. Uang nan seharusnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat, malah masuk ke kantong-kantong pejabat.

2. Saat satu tindakan korupsi sukses dilakukan dan tak mendapat hukuman hukum nan sesuai, hal ini akan memicu tindakan korupsi nan lain. Hal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara paling korup di global sebab korupsi menjamur dengan suburnya.

3. Gambaran badan hukum negara seperti kepolisian akan menjadi jelek di mata masyarakat. Hal ini akan membuat warga Indonesia tak lagi menghormati badan hukum negara.

4. Tak hanya badan hukum, seluruh pemerintahan Indonesia juga akan mendapat pandangan sinis dari masyarakat. Membuat warga tak percaya lagi pada sistem pemerintahan.

5. Pemilu tak akan berjalan lancar sebagaimana mestinya. Hal ini disebabkan masyarakat sudah malas buat memilih pimpinan. Menurut masyarakat, mengikuti pemilu sama saja memilih koruptor berikutnya.

6. Bila kasus korupsi dibiarkan terus-menerus, pengaruh korupsi nan paling besar ialah perlawanan dari rakyat sebab ketidakpuasan pemerintahan. Misalnya, tak ada lagi masyarakat nan mau membayar pajak, terjadi demo besar-besaran nan memungkinkan dapat menggulingkan pemerintahan, dan keadaan negara akan rancu balau sebab rakyat nan marah.

Itulah banyaknya pengaruh atau akibat nan dihasilkan dari tindak korupsi. Akibat korupsi ini akan lebih menjadi parah jika tak segera diatasi tindakan korupsinya.