Tata Cara Mandi Wajib

Tata Cara Mandi Wajib

Mandi wajib merupakan suatu hal nan niscaya dilakukan muslim ketika dewasa. Baik pria maupun wanita, ketika menginjak dewasa niscaya melakukan prosesi ini. Namun, banyak nan belum memahami secara niscaya langkah-langkah mandi wajib. Dalam artikel ini nanti akan dijelaskan tata cara mandi wajib dengan lengkap.



Dalil Mandi Wajib

Kesucian merupakan dasar dari ibadah dalam Islam. Muslim diharuskan buat dalam keadaan kudus ketika melakukan ibadah. Kudus ini dalam arti jasmaniah, sedangkan proses penyucian ini dilakukan dengan wudhlu atau tayamum. Jika dalam keadaan junub, maka seseorang harus melakukan mandi wajib sebelum melaksanakan ibadah. Berikut ini merupakan beberapa dalil keharusan penyucian diri sebelum melakukan ibadah.

  1. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang nan taubat, dan menyukai orang-orang nan menyucikan diri” (QS. Al-Baqarah: 222).
  2. “Suci separuh dari iman” (HR. Muslim).

Selain dalil-dalil mengenai keharusan penyucian diri di atas, terdapat pula dalil tentang mandi junub. Beberapa dalil nan memerintahkan buat mandi jika seseorang dalam keadaan junub, yaitu sebagai berikut.

  1. “Dan jika kalian junub maka mandilah” (QS. Al-Ma`idah : 6).
  2. “Dan jangan pula (dekati sholat) sedang kalian dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kalian mandi” (QS. An-Nisa` : 43).
  3. “Apabila dua kemaluan saling bersentuhan, maka telah diwajibkan atas keduanya buat mandi” (HR. Muslim).
  4. “Allah tak menerima shalat seseorang nan tanpa thoharoh (bersuci)” (HR. Muslim).

Dari beberapa dalil di atas, memang diatur kewajiban buat bersuci. Apalagi jika dalam keadaan junub, maka penyucian ini menjadi kewajiban nan harus dilakukan setiap muslim ketika menginjak dewasa. Oleh sebab itu, setiap muslim harus mengerti tata cara mandi wajib nan benar.



Penyebab Mandi Wajib

Keadaan junub biasa dialami seseorang ketika menginjak dewasa. Seorang laki-laki mencapai dewasa ketika dia mimpi basah, sedangkan wanita menginjak dewasa ketika telah haid. Untuk umur mencapai dua hal tersebut bervariasi setiap orangnya. Keadaan ketika menginjak dewasa ini membuat seorang muslim dikenakan berbagai hukum syariat, misalnya ialah kewajiban sholat dan puasa.

Hal-hal nan menyebabkan mandi wajib sendiri ada beberapa macam. Jika seseorang telah mengalami salah satu dari kejadian ini, maka dia wajib melakukan mandi besar sebelum melakukan ibadah. Berikut ini beberapa hal nan menyebabkan mandi wajib.



1. Keluarnya Air Mani

salah satu hal nan menyebabkan seseorang harus melakukan mandi junub yaitu keluarnya air mani, baik dalam keadaan tidur atau sadar, sebab adanya syahwat. Hal ini diriwayatkan dalam beberapa hadits. Keluarnya air mani merupakan salah satu penyebab nan sering menyebabkan seseorang melakukan mandi wajib. Berikut beberapa dalil nan menjelaskan masalah ini.

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tak malu terhadap kebenaran (maka saya pun tak malu buat bertanya): Apakah wanita wajib mandi bila bermimpi? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “ Ya, apabila ia melihat air mani setelah ia bangun ” (Muttafaqun Alaih)

“Rasulullah ditanya tentang seseorang nan mendapatkan bekas basahan dan dia tak menyebutkan bahwa dia mimpi, beliau menjawab: Wajib mandi. Dan (beliau juga ditanya) tentang seseorang nan menganggap bahwa dirinya mimpi tapi tak mendapatkan basahan, beliau menjawab : Tidak wajib atasnya buat mandi” (HR. Abu Daud dalam Shohih At-Tirmidzy).

Hadits di atas menjelaskan bahwa seseorang harus melakukan mandi wajib jika mengeluarkan mani, baik disengaja atau tidak. Sedangkan jika merasa mimpi, namun tak mendapatkan air mani, maka dia tak wajib buat mandi. Namun, jika seseorang melakukan persetubuhan dengan versus jenis, maka dia diwajibkan buat melakukan mandi wajib. Hal ini sinkron hadits berikut ini.

“Apabila seseorang duduk antara empat bagiannya (tubuh perempuan) kemudian ia bersungguh-sungguh, maka telah wajib atasnya mandi. Dan salah satu riwayat dalam Shohih Muslim “walaupun tak keluar” (HR. Bukhary-Muslim).



2. Wanita nan Mengalami Haid

Wanita harus melakukan mandi wajib setelah darah haid berhenti keluar. Jika dia melakukan mandi wajib dan setelahnya masih ada darah nan keluar, maka mandinya tak sah. Berikut dalil melakukan mandi wajib ketika selesai haid:

“Dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di loka nan diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang nan bertaubat dan menyukai orang-orang nan menyucikan diri” (QS. Al-Baqarah: 222).
“Jika telah tiba masa haidhmu maka tinggalkan shalat, dan bila selesai masa haidmu maka mandilah kemudian shalatlah” (HR. Bukhari).

Wanita nan mengalami nifas juga wajib melakukan mandi. Nifas merupakan darah nan keluar ketika melakukan persalinan. Hal ini biasanya berlangsung selama dua sampai tiga hari. Dalil nan digunakan dalam masalah nifas ini sama dengan dalil haid. Hal itu sebab nifas dianggap sama konteksnya dengan haidh.



3. Orang Kafir nan Masuk Islam

Orang kafir ini ialah orang nan tertutup dari rahmat Allah, baik kafir asli, dalam arti memang dari lahir bukan Islam maupun kafir murtad, wajib melakukan mandi. Berikut dalil nan mewajibkan mandi orang kafir ketika masuk Islam:

“Dari Qais bin Ashim Radhiyallahu Anhu bahwa ia masuk Islam, lalu diperintah oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam agar mandi dengan menggunakan air nan dicampur dengan daun bidara” (Shahih: Irwa-ul Ghalil no: 128, Nasa’I I: 109, Tirmidzi, II:58 no: 602 dan ‘Aunul Marbud II: 19 no: 351).



4. Orang Meninggal

Orang meninggal juga harus dimandikan sebelum dikebumikan. Berikut merupakan dalil hadits nan digunakan: “Mandikanlah dia dengan air dan daun bidara dan kafanilah dengan dua baju” (HR. Bukhary-Muslim).



Tata Cara Mandi Wajib

Mandi wajib memiliki tata cara dalam pelaksanaannya. Memang pada prinsipnya tata cara mandi wajib ialah membawahi sekujur tubuh. Namun, ada beberapa langkah nan menjadi patokan dalam melakukan mandi wajib. Hal ini jika pelakunya ingin melakukan tata cara mandi wajib nan sempurna. Jika hanya ingin melakukan tata cara mandi wajib hanya buat memenuhi syarat, hanya dua poin teratas nan harus diperhatikan. Berikut langkah-langkah dalam tata cara mandi wajib.



1. Niat

Tata cara mandi wajib nan pertama ialah melakukan niat dalam hati dan tak perlu diucapkan. Berikut contoh niat melakukan mandi wajib: Bismillahi Rahmani Rahimi, saya melakukan mandi wajib sebab Allah taala .



2. Membasahi Seluruh Anggota Badan

Setelah membaca niat di dalam hati, langkah berikutnya yaitu dengan membasahi seluruh anggota badan. Lakukanlah dengan sahih dan sinkron dengan langkah-langkahnya. Beberapa hal nan disunahkan dalam melaksanakan hal ini, yaitu sebagai berikut.

  1. Dimulai dengan membasahi kedua tangan sebanyak tiga kali. “Kami (para shahabat) saling membicarakan tentang mandi junub di sisi Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam maka beliau berkata: Adapun saya, cukup dengan menuangkan air di atas kepalaku tiga kali kemudian setelah itu menyiramkan air ke seluruh badanku” (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh An-Nawawy dalam Al-Majmu’ 2/209 dan asal hadits ini dalam riwayat Bukhary-Muslim).
  2. Mencuci kemaluan.
  3. Melakukan wudu dengan paripurna sebagaimana wudhlu biasa, nan membasuh mulai dari anggota badan sebelah kanan. “Kami (istri-istri Nabi-Pent) jika salah seorang diantara kami junub, maka dia mengambil dengan kedua tangannya tiga kali diatas kepalanya kemudian mengambil dengan salah satu tangannya diatas bagian kepalanya nan kanan dan tangannya nan lainnya diatas bagian kepalanya nan kiri” (HR. Aisyiah).
  4. Menuangkan air ke kepala sebanyak tiga kali sambil menyibak rambut sehingga air menyerap sampai kulit kepala. Ada juga nan menganjurkan dengan membersihkan kepala dengan cairan pembersih atau istilahnya berkeramas.
  5. Membasahkan air ke sekujur tubuh dengan memulai dari bagian sebelah kanan, lalu dilanjutkan ke bagian tubuh sebelah kiri. Jangan lupa membasahi ketiak, bagian dalam dan balik telinga, bagian pusar, dan jari-jari kaki. Hal ini dilakukan sedikitnya tiga kali.
  6. Bagi perempuan nan memiliki rambut panjang, tak diwajibkan baginya buat menguraikan rambutnya seperti halnya laki-laki. Hal ini sinkron hadits berikut ini: “Bahwa seseorang perempuan bertanya kepada Rasul Allâh SAW: “Jalinan rambutku amat ketat, haruskah diuraikan jika hendak mandi janabah? ”Rasul AllâhSAW menjawab: “Cukuplah bila engkau menuangkan ke atasnya air tiga kali, kemudian engkau timbakan ke seluruh tubuhmu. Dengan demikian engkau telah suci” (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidziy).

Ada tata cara mandi wajib menurut hadits lainnya, yaitu: “Saya meletakkan buat Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam air mandi janabah maka beliau menuangkan dengan tangan kanannya diatas tangan kirinya dua kali atau tiga kali kemudian mencuci kemaluannya kemudian menggosokkan tangannya di tanah atau tembok dua kali atau tiga kali kemudian berkumur-kumur dan istinsyaq (menghirup air)

kemudian mencuci mukanya dan kedua tangannya sampai siku kemudian menyiram kepalanya kemudian menyiram seluruh tubuhnya kemudian mengambil posisi/tempat, bergeser lalu mencuci kedua kakinya kemudian aku memberikan padanya kain (semacam handuk-pent.) tetapi beliau tak menginginkannya lalu beliau menyeka air dengan kedua tangannya” (HR. Bukhary-Muslim).

Demikianlah pembahasan mengenai mandi junub. Dimana mandi junub merupakan hal krusial nan harus dilakukan oleh mereka nan telah mengalami mimpi basah, wanita nan beres haid, serta bagi pasangan suami istri nan telah melakukan interaksi badan. Mandi junub tersebut harus dilakukan agar ibadahnya absah di mata Allah Swt. Di dalam melakukan mandi junub, sebaiknya dilakukan dengan tata cara mandi wajib nan sahih dan sinkron dengan langkah-langkahnya. Semoga apa nan telah dibahas di atas bisa bermanfaat bagi Anda.