di Luar Kota Palembang

di Luar Kota Palembang

Penampakan alam daerah genre Sungai Musi membangkitkan dan memberikan banyak makna. Bagi pebisnis, penampakan alam daerah genre Sungai Musi nan agak landai dapat dijadikan sebagai loka berbisnis dan membangun loka berjualan baik warung makanan, pakaian, hingga bahan bakar nan dibutuhkan oleh kapal-kapal nan berlalu lalang di salah satu sungai terbesar di Pulau Sumatera tersebut.

Tentu saja, warung nan dibangun berupa rumah rakit. Bagi pemerintahan Kota Palembang, penampakan alam daerah genre Sungai Musi dijadikan sebagai salah satu daya tarik pariwisata dan akselerasi pembangunan.

Untuk itulah, keberadaan rumah rakit atau rumah terapung sudah mulai ditata sedemikan rupa walaupun masih banyak saja masyarakat nan membangun rumah terapung atau rumah rakit tak sinkron dengan prosedur. Rumah-rumah rakit itu dapat juga dijadikan daya tarik pariwisata asalkan bentuk dan penempatannya diatur.

Penampakan alam daerah genre Sungai Musi juga dijadikan titik pijak perancangan Jembatan Musi 3 dan Jembatan Musi 4. Penyesuaian rancangan dengan penampakan alam sungai Musi itu akan membuat Jembatan Musi 3 dan Jembatan Musi 4 tak hanya berfungsi sebagai fasilitas infrastruktur penyebrangan, tapi juga dapat menjadi loka rekreasi dan loka berkumpul masyarakat Palembang nan ingin menikmati estetika penampakan alam Sungai Musi baik di pagi hari maupun senja dan malam hari.

Dengan demikian, penampakan alam Sungai Musi tersebut dapat menjadi wahana berbisnis dan bersosialisasi bagi para wong kito nan sudah semakin beragam dan semakin banyak. Para pelancong pun akan melihat bahwa Palembang tak lagi kumuh dan "dikuasai" oleh para preman. Estetika dan keamanan nan terjaga itu akan menambah kepopuleran penampakan alam daerah genre Sungai Musi.



Penampakan Alam Sungai Musi dari Atas Kapal Putri Kembang Dadar

Dengan menumpang Kapal Putri Kembang Dadar nan memang diperuntukkan bagi pelancong nan ingin melihat penampakan alam sepanjang Sungai Musi, para turis nan berasal dari luar kota Palembang dengan leluasa melihat bentuk-bentuk rumah nan menghadap ke Sungai Musi. Selain rumah-rumah berarsitektur orisinil Palembang juga ada Pasar 16 nan terlihat begitu sibuk.

Perahu-perahu pencari ikan pun terlihat mengapung dibiarkan bergerak mengikuti arus Sungai Musi. Kapal-kapal kecil bermesin lalu-lalang membawa penumpang nan hendak ke Pasar 16 atau ke loka lain nan ada di sekitar genre Sungai Musi tersebut. Benar-benar suatu penampakan alam pagi hari nan mengagumkan.

Kapal Kembang Dadar memang sengaja berangkat pagi hari agar penampakan alam Sungai Musi terlihat masih agak redup belum terpapar sinar matahari, Keredupan itulah nan membawa para turis buat berdiri di geladak kapal dan melihat penampakan alam tersebut dengan sangat leluasa. Harga tiket nan hanya Rp 70.000 per orang cukup sepadan dengan estetika penampakan alam Sungai Musi dan informasi nan didapatkan dari pemandu wisata nan disediakan oleh pihak kapal.

Memang jalur pelayaran Kapal Putri Kembang Dadar ini tak sepanjang Sungai Musi nan mempunyai panjang 720km, tapi pelayaran nan memakan waktu sekira 2 jam itu cukup memberikan pengalaman baru bagi para penumpangnya. Kapal nan mempunyai panjang sekira 20 meter tersebut melintasi Pabrik Pupuk Pusri nan di sekitarnya terdapat kapal-kapal berukuran raksasa.

Melihat penampakan alam sekitar Pusri nan cukup hijau tersebut memberikan nuasa berbeda. Apalagi setelah melewati Pusri (Pabrik Pupuk Sriwijaya), terlihatlah Pulau Kemarau dengan bangunan pagoda indahnya.

Pulau Kemarau nan terkenal dengan legenda cinta itu terlihat teduh dengan pepohonan nan rapat. Setelah itu, ada perkampungan nan rumahnya tertata cukup rapi. Rumah-rumah anjung itu semakin menambah estetika penampakan alam sepanjang daerah genre Sungai Musi.

Dari Pulau Kemarau, Kapal Putri Kembang Dadar berbelok ke arah dermaga nan ada di dekat Benteng Kuto Besak. Sepanjang perjalanan menuju dermaga itu, terlihatlah perumahan para petinggi Pertamina di Bagus Kuning. Penataan daerah tepian sungai nan baik, membuat penampakan alam di Bagus Kuning terlihat sangat istimewa.

Perkampungan orang Arab nan ada di seberang Ulu juga membuat penampakan alam semakin menarik hati. Jalan-jalan bertiang kayu kuat nan menghubungkan masjid dan rumah-rumah penduduk seolah berada di Venesia.

Setibanya di dermaga, pemandangan penampakan alam di sekitar Benteng Kuto Besak juga memberikan perbedaan makna lain. Bangunan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II nan megah dengan dua tangga setengah lingkaran serta halaman nan begitu luas menambah kemegahan plaza benteng nan dibangun di tepian Sungai Musi.



Penampakan Alam Daerah Genre Sungai Musi di Luar Kota Palembang

Kalau penataan penampakan alam daerah genre Sungai Musi dalam Kota Palembang sudah terlihat rapi. Tidak dengan penampakan alam di sepanjang daerah genre Sungai Musi di luar kota Palembang.

Perkembangan bisnis nan memanfaatkan genre Sungai Musi kadang malah membawa petaka bagi Sungai Musi dan sungai-sungai lain nan sering juga disebut sebagai anak Sungai Musi. Di beberapa loka penampakan alam masih cukup asri dengan pohon-pohon besar nan menjaga agar tanah di sepanjang sungai tak longsor.

Tapi di beberapa bagian nan lain, terlihat penampakan alam nan cukup menyedihkan. Tanah nan longsor hingga menggerus jalan nan menjadi urat nadi perekonomian masyarakat nan tak memanfaatkan genre sungai sebagai rute perjalanan.

Terlihat juga bangunan dermaga pabrik-pabrik karet dan kelapa sawit dengan kapal-kapal mesin nan siap mengangkut para karyawan dan orang-orang nan berkepentingan dengan kedua jenis bisnis tersebut. Tapi di lain tempat, penampakan alam daerah genre Sungai Musi terlihat kumuh dengan bangunan rumah rakit nan tak beraturan dan sampah-sampah nan berserakan.

Penampakan alam nan harusnya latif itu juga terasa miris manakala menyaksikan penduduk nan tinggal di tepian sungai, mandi di air nan tampak keruh, kecokelatan. Anak-anak seolah tidak mempedulikan keadaan air nan mungkin sudah tercemar tersebut. Mereka asyik bersenda gurau sambil berenang dan main bola.

Keadaan penampakan alam nan kurang menyenangkan itu memang sulit buat dikelola dengan baik. Keadaan ekonomi dan pendidikan menjadi salah satu hambatan bagi Pemerintahan Kota Palembang khususnya dan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya buat meningkatkan harkat dan prestise penduduk nan ada di daerah genre Sungai Musi.

Upaya memperbaiki penampakan alam daerah genre Sungai Musi
Pendidikan dan kesehatan perdeo telah dicanangkan beberapa tahun nan lalu. Hasilnya memang belum terlihat konkret saat ini. Diharapkan bahwa 5-10 tahun mendatang kehidupan masyarakat Palembang akan meningkat begitupun dengan masyarakat nan tinggal di genre Sungai Musi.

Bila pemerataan ekonomi telah tercapai, diharapkan masyarakat akan tergerak dengan sendirinya buat memperbaiki keadaan lingkungannya. Dengan demikian ada asa bahwa penampakan alam sekitar genre Sungai Musi akan berangsur membaik dan tidak kalah indahnya dengan penampakan alam daerah genre Sungai Musi nan ada di sekitar dalam Kota Palembang.

Jutaan hektar huma nan telah rusak nan berada di daerah genre Sungai Musi mulai dibenahi sehingga banjir tak terlalu parah dan genangan air tak terlalu lama merendam pemukiman dan jalan-jalan raya. Kalau penataan kembali jutaan huma itu berhasil, pemampakan alam daerah genre Sungai Musi tentunya akan semakin latif dan akan semakin banyak menarik pelancong dan para investor.