Geografis Boyolali

Geografis Boyolali

Boyolali ialah sebuah kabupaten kecil nan terdapat di Jawa Tengah. Boyolali terkenal dengan sebutan kota susu dikarenakan daerah tersebut merupakan sentra peternakan sapi perah terbesar di Jawa Tengah. Komoditas susunya mampu membawa nama harum Boyolali di taraf nasional.

Prestasi peternak di Boyolali nan sukses meningkatkan komoditas susu, menjadikan Boyolali sebagai loka percontohan bagi peternak dari luar daerah nan ingin membudidayakan sapi perah.Kabupaten Boyolali sangat mudah dijangkau menggunakan kendaraan umum, sebab dilintasi oleh jalan negara Semarang menuju Surakarta.Jarak tempuh dari Surakarta ke Boyolali hanya 25 km. Dapat dikatakan Boyolali menjadi daerah strategis bagi jalur perekonomian lintas provinisi.



Sejarah Kata Boyolali

Menurut catatan Babad Tanah Jawa, Boyolali dahulu merupakan tanah kekuasaan Kerajaan Mataram. Dahulu, Boyolali hanyalah hutan belantara, belum banyak penduduk tinggal di sana. Boyolali merupakan daerah strategis, wilayah nan pelintasan dari pesisir utara menuju ke selatan. Jadi, ketika ada musuh nan datang menyerang dari utara mau masuk ke wilayah Mataram dapat dipantau, bahkan dicegat di Boyolali.

Sedangkan asal muasal kata Boyolali diyakini diberi oleh Ki Pandan Arang, tokoh pendiri kota Semarang. Beliau berasal dari Tembayat, sebuah desa di Klaten. Dahulu, Ki Pandan Arang sedang melakukan perjalanan bersama anak istri ke Selatan, beliau jalan terlalu cepat sehingga anak istrinya tertinggal jauh di belakang. Akhirnya, beliau memutuskan buat beristirahat sambil menunggu istri dan anaknya.

Beliau rehat di kali Pepe, sambil berucap, ”Baya wis lali wong iki”, kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah, "apakah sudah lupa orang-orang ini?" Setelah anak istrinya nan ditunggu sudah datang, kata tersebut diucapkan lagi didepan anak istrinya.

Sehingga akhirnya daerah itu dinamai Boyolali.Namun, kata Boyolali banyak disalahmaknakan menjadi buaya nan lupa. Orang awam mengira Boyolali terdiri dari dua kata yakni boyo dan lali . Kalau digabung artinya buaya lupa.Padahal arti nan sebenarnya bukan begitu.



Sistem Pemerintahan Kabupaten Boyolali

Luas wilayah administratif Kabupaten Boyolali 1.015,10 km2, terbagi menjadi 19 kecamatan dan memiliki 264 kelurahan. Kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang bupati nan menjabat selama lima tahun. Bupati dipilih melalui pemilihan generik daerah atau Pilkada nan diselenggarakan oleh KPU dan dipilih langsung oleh seluruh masyarakat Boyolali.

Kinerja Bupati dibantu oleh jajaran Muspida nan beranggotakan Kepolisian, Kejaksaan, Ketua DPRD, Dandim, Kehakiman. Dinamika politik di Boyolali sangat aman ini berkat, kinerja pemerintah daerah dibantu dengan masyarakat.



Geografis Boyolali

Secara geografis kabupaten Boyolali dibagi menjadi dua wilayah, yakni dataran tinggi dan dataran rendah. Dataran tinggi terletak di wilayah barat Boyolali nan berdekatan dengan Gunung Merapi dan Merbabu. Kecamatan nan tergolong daerah dataran tinggi ialah Kecamatan Ampel, Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, dan Musuk.

Sedangkan dataran rendah meliput daerah utara dan timur nan berbatasan dengan Surakarta. Di bagian utara terdapat waduk Kedungombo nan dahulu pembangunannya menyimpan peristiwa kontroversial.Letak Boyolali berbatasan dengan beberapa kabupaten, seperti di utara berdampingan dengan Ungaran dan Ambarawa, di Selatan berdekatan dengan Sleman dan Klaten, sedangkan di timur berbatasan dengan Surakata dan Kartosuro.



Sumber Daya Alam dan Ekonomi Boyolali

Kontribusi terbesar pemasukan daerah ialah pertanian dan peternakan, apalagi Boyolali bagian selatan nan terkenal fertile sebab berdampingan dengan Merapi gunung volkanik paling aktif di dunia. Daerah Selo terkenal dengan sentra pertanian sayuran, sedangkan Cepogo menjadi sentra peternakan sapi perah.

Tanaman musiman selain sayur ialah tembakau, Boyolali juga salah satu penghasil tembakau dataran tinggi dan dataran rendah. Total produksi tembakau pertahun dapat mencapai angka 5500 ton, buat tembakau jenis rajangan. Sedangkan tembakau daun asap nan dipakai sebagai campuran cerutu setiap tahun total dapat mencapai 2,200 ton.



Boyolali Terkenal dengan Sentra Sapi Perah

Sebagian besar wilayah administrasi Boyolali ialah dataran tinggi, dengan hawa nan sejuk, memang cocok buat budidaya sapi perah. Ditunjang dengan ketersediaan pakan hijau nan melimpah dan sumber air bersih.

Sentra peternakan sapi perah dipusatkan di kecamatan Cepogo, total produksi susu pertahun mencapai angka 30,500 jt liter pertahun dari total jumlah ternak sapi sekitar 59.193 ekor sapi.Selain sapi perah, di Boyolali juga dikenal sebagai sentra peternakan sapi potong, total estimasi jumlah sapi pangkas nan ada di Boyolali mencapai 87.725 ekor.



Produk Andalan Boyolali

Selain susu segar dan sapi potong, di Boyolali juga terdapat sentra produksi olahan nan dibuat dari susu sapi dan daging sapi. Contohnya, dodol susu, yogurt, dan keju. Produk turunan bertujuan agar susu sapi sepenuhnya dapat dipakai secara maksimal tanpa ada nan dibuang sebab kelebihan kuota.Selain olahan susu, juga ada produksi abon nan terbuat dari daging sapi, dan kripik paru.



Tempat-tempat Wisata di Boyolali

Boyolali memiliki loka wisata nan menarik, kalau Anda kebetulan sedang di Boyolali sempatkan mengunjungi objek wisata berikut ini :



1. Gardu Ketep Pass

Ketep pass merupakan objek wisata nan berlatar belakang panorama gunung merapi dan Merbabu. Jeda tempuh dari kota Boyolali hanya butuh satu jam menggunakan kendaraan pribadi, medan jalan nan menanjak dan berbelok-belok menjadikan pengalaman traveling menyenangkan apalagi sepanjang jalan disuguhi pemandangan kas pegunungan nan elok.

Di Ketep Pass Anda dapat menyaksikan puncak gunung merapi dengan jelas. Di area ini juga terdapat museum volcanic nan memajang dokumentasi pristiwa tentang gunung merapi.



2. Waduk Kedung Ombo

Salah satu objek wisata nan banyak didatangi oleh pemancing ialah waduk Kedung Ombo. Waduk ini berada di Kecamatan Kemusu, nan jaraknya 50 km dari Boyolali. Waduk Kedung Ombo dibangun pada masa pemerintahan Soeharto, tujuan pembangunan waduk atau Bendungan Kedung Ombo ialah sebagai cadangan air irigrasi disekitar Boyolali, Surakarta, dan sekitarnya.

Waduk Kedung ombo menjadi tujuan pemancing sebab di loka itu terdapat banyak ikan nan dapat dipancing. Kalau hari minggu dan libur tanggal merah, banyak pengunjung nan datang ke waduk ini. Pengunjung tidak hanya mancing saja, ada nan mendayung sampan, dan bermain air di pinggir waduk.



3. Sentra Sapi Perah

Salah satu wisata berbasis agro nan menjadi kebanggaan Boyolali ialah sentra sapi perah nan berada di Cepogo. Sentra peternakan sapi perah dijadikan sebagai objek wisata baru. Pengunjung dapat datang kapan saja melihat peternak memerah susu dan pengunjung pun dapat bertanya langsung kepada peternak bagaimana cara memelihara sapi perah nan baik.

Yang niscaya pengunjung dapat meminum susu segar sepuasnya dan perdeo pula. Kalau belum puas pengunjung dapat membeli susu segar buat dibawa pulang. Oleh-oleh tidak hanya susu, Anda dapat memborong dodol susu, keju dan yoghurt segar dengan aneka rasa.



4. Sentra Lele

Desa wisata berbasis agro nan lain ialah Kampung Lele nan ada di kecamatan Sawit, tepatnya di desa Tegalrejo. Di desa ini sebagian besar penduduknya membudidayakan lele sebagai sumber penghasilan utama. Didukung sumber air nan melimpah di Desa Tegalrejo, maka usaha budidaya lele dapat berkembang dengan baik. Setiap bulan kampung lele dapat panen sampai 4 ton.

Desa Tegalrejo menjadi salah satu contoh desa nan berhasil dengan hasil karya masyarakatnya nan memanfaatkan sumber daya alam sekitarnya. Prestasi kampung lele membawa nama harum Boyolali pada taraf nasional.