Sejarah Kabupaten Bandung

Sejarah Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung ialah sebuah daerah nan dipenuhi dengan pegunungan. Jika Anda ingin menikmati bagaimana rasanya hawa nan sangat sejuk ala pegunungan, Kabupaten Bandung ialah salah satu destinasi wisata nan dapat Anda kunjungi.

Banyak orang mengatakan, jika ke Bandung hanya bertandang ke kotanya saja, itu tak ubahnya Anda sedang berada di Jakarta. Sebab, banyak bangunan megah di Kota Bandung seperti halnya di Jakarta. Pesatnya pendirian bangunan menyebabkan Kota Bandung kehilangan banyak pohon rindang nan sebelumnya telah memberikan kesejukan. Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan sensasi pegunungan nan menyejukkan, berkunjunglah ke Kabupaten Bandung.

Membicarakan Kabupaten Bandung, mungkin akan muncul pertanyaan-pertanyaan seputar Kabupaten Bandung: seberapa luaskah wilayahnya dan bagaimanakah keberadaannya secara historis dan geografis. Kabupaten Bandung ialah sebuah kabupaten nan berada di wilayah pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan ibu kotanya berada di Soreang.



Surga Pegunungan di Kabupaten Bandung

Mengenai batas wilayah nan ada di Kabupaten Bandung ini, maka pada bagian utara terdapat Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan juga nan masuk di kawasan sebelah utara ialah Kabupaten Sumedang. Sementara itu, wilayah nan berada di selatan ialah Kabupaten Garut dan Kabupaten Cianjur.

Adapun batas nan berada di wilayah barat, yakni meliputi Kabupaten Bandung Barat. Dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Garut. Jika Anda memang sudah berniat datang ke Kabupaten Bandung, maka itulah perbatasan-perbatasan nan saling bersinggungan.

Kabupaten Bandung memiliki daerah nan bertopografi kawasan pegunungan. Maka, tidaklah hiperbola jika kemudian artis asal Bandung melantunkan bahwa Bandung dikepung gunung. Itu memang sahih sebab sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung memang ialah kawasan pegunungan. Maka kabupaten Bandung banyak sekali dengan wisata-wisata nan datang ke daerah pegunungan kabupaten bandung ini.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung ialah pegunungan. Di antara puncak-puncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukittunggul, Gunung Tangkubanperahu di perbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. Sedangkan di selatan terdapat Gunung Malabar, Gunung Patuha, serta Gunung Guntur dan Gunung Papandaian, kedua-duanya di perbatasan dengan Kabupaten Garut. Pegunungan ini sangat latif dan slalu menjadi objek wisata, selain pemandangannya nan latif udaranya pun masih segar dan alami.

Gunung Batu ialah loka paling populer di sepanjang Patahan Lembang. Di puncaknya, terpasang sebuah seismograf nan berfungsi mencatat getaran-getaran gempabumi. Jika kita menjadi peserta Wisata Bandung Purba, para pemandu akan membawa kita ke sana, lalu menjelaskan bahwa “letusan dahsyat Gunung Sunda menyebabkan kekosongan pada kantung-kantung magma di sekitar Lembang, beban berat tidak dapat lagi ditahan, maka terjadilah ambrukan atau pematahan lapisan batuan sepanjang 22 kilometer, dan tebing batu nan tegak memanjang itu ialah cirinya nan kasat mata.”

Gunung nan mengepung Kabupaten Bandung di sebelah utara ialah Gunung Bukit Tunggu nan memiliki ketinggian 2.200 meter dari permukaan laut, Gunung Tangkuban Bahtera dengan ketinggian 2.076 meter dari permukaan bahari nan menjadi batas dengan Kabupaten Purwakarta. Sementara di sebelah selatan dikelilingi oleh Gunung Patuha dengan ketingian 2.334 meter dari permukaan laut, juga Gunung Malabar dengan 2.321 meter dari permukaan laut, Gunung Papandayan dengan ketinggian 2.262 meter dari permukaan laut, dan juga Gunung Guntur nan ketinggiannya mencapai 2.249 meter dari permukaan laut. Itulah nama-nama gunung nan berada di kawasan Kabupaten Bandung.

Dari sekian banyak gunung nan berada di kawasan Kabupaten Bandung, tampaknya Gunung Tangkuban Bahtera nan paling banyak diminati. Ini wajar sebab memang gunung ini memiliki sebuah legenda nan menyejarah dan abadi, yakni tentang kisah Sangkuriang nan mencintai Dayang Sumbi nan tidak lain dan tidak bukan ialah ibunya sendiri. Hampir setiap masa liburan, Gunung Tangkuban Bahtera selalu saja dipadati warga nan berasal dari berbagai belahan nusantara. Bahkan, gunung nan menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung ini kerap dikunjungi turis mancanegara nan sangat sangat tertarik melihat secara langsung artefak nan melegenda itu.

Gunung Tangkuban Bahtera sendiri berasal dari bahtera nan ditendang oleh Sangkuriang saat merasa gagal menyelesaikan tugasnya. Bahtera nan terhempas itu berada pada posisi tengkurap nan dalam bahasa Sunda disebut dengan posisi ‘ nangkub '. Maka, jadilah bahtera itu gunung nan bernama Gunung Tangkuban Bahtera nan berarti gunung bahtera nan tengkurap.



Sejarah Kabupaten Bandung

Setiap daerah di mana pun ia berada, pastinya selalu berkaitan dengan masa lalu. Sebab, pada dasarnya apa nan terjadi pada saat ini ialah efek dari masa lalu dan apa nan kita lakukan hari ini akan berimbas juga pada masa depan. Hal ini pula nan terjadi dalam sejarah Kabupaten Bandung nan sangat terkenal dengan masa kerajaan Sunda pada masa lalu.

Dalam catatan sejarah nan ada, keberadaan Kabupaten Bandung sejatinya lahir dari Piagam Sultan Ageng Mataram pada 9 Muharram tahun Alif nan jika dikonversikan pada masa kini sama dengan hari Sabtu, 20 April 1641 Masehi. Dari segi pemerintahan, Kabupaten Bandung kali pertama dijabat oleh Bupati Tumenggung Wiraangunangun nan lahir pada 1641 dan mati pada 1681 M. Maka hingga kini, setiap tanggal 20 April diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bandung.

Estafet pemerintahan kemudian dipimpin oleh bupati selanjutnya nan nan tidak lain ialah Tumenggung Nyili, nan merupakan putra dari bupati pertama. Akan tetapi, pemerintahan Nyili ini tidaklah berlangsung lama sebab ia harus mengikuti Sultan Banten nan sejak tahun 2000 lalu sudah memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Banten. Setelah Nyili, maka nan kemudian memegang pemerintahan ialah seorang Dalem Tenjolaya atau Timbanganten nan bernama Tumenggung Ardikusumah pada tahun 1681 hingga 1704.

Setelah itu, kepemimpinan diserahkan kepada putra Tumenggung Ardikusumah sendiri nan bernama R. Ardisuta nan pengangkatannya terjadi pada tahun 1704 setelah melewati rendezvous para bupati Se-Priang di Cirebon atas gagasan Pemerintah Belanda.

Bupati R. Ardisuta saat menjabat dikenal dengan sebutan Tumenggung Anggadiredja I. Namun, setelah wafatnya, ia kembali dijuluki Dalem Gordah. Sementara itu, gelar Anggadiredja II disematkan kepada putranya nan bernama Demang Hatapradja (1707-1747).

Baru kemudian pada masa Pemerintahan Anggadiredja III (1763-1794) digagaslah sebuah konsep penggabungan antara Kabupaten Bandung dan Timbanganten. Pada 1786, Anggadireja III menjadikan Batu Layang sebagai bagian dari kawasan pemerintahannya.

Pemerintah Kabupaten Bandung nan semula berada di Karapyak (Dayeuhkolot) kemudian oleh pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II (1794-1829) dipindahkan ke kawasan tepi Sungai Cikapundung, nan kini menjadi alun-alun Kota Bandung saat ini. Pemerintah Belanda memang mengambil peranan krusial pada keputusan pemindahan ini.

Sebab, pemindahan ibu kota tersebut berdasarkan perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda nan saat itu dijabat oleh Daendels pada 25 Mei 1810. Saat itu, Daendels menilai bahwa daerah nan dipilih tersebut kelak akan memberikan prospek nan lebih baik terhadap perkembangan dan pembangunan nan ada di kawasan pemerintahan Kabupaten Bandung.

Keberadaan pemerintah Hindia Belanda memang pada satu sisi membawa akibat nan tak menarik bagi negara jajahan. Namun, pada sisi lain, keberadan pemerintahan Hindia Belanda dengan pemikiran nan lebih maju, memberikan imbas positif dalam pembangunan. Mereka memiliki cara pandang nan berbeda dalam membangun daerah jajahannya. Meskipun demikian, tetap saja penindasan mereka terhadap masyarakat Indonesia tak bisa dibenarkan.

Pemindahan ibu kota Kabupaten terbukti membuahkan hasil. Terbukti bahwa pusat ibu kota Kabupaten Bandung memang menjadi semacam pusat pemerintahan di mana dari sanalah roda pemerintahan digerakkan. Sejalan dengan hal tersebut, kawasan Kabupaten Bandung pun menjadi semakin meriah dan menjadi salah satu destinasi wisata nan patut dikunjungi.

Dengan banyaknya objek wisata Bandung kini menjadi loka wisata nan padat di kunjungi oleh orang-orang dari kota-kota lainnya. Adapun turis asing nan sengaja datang buat melihat estetika kota Bandung. Selain banyaknya pegunungan bandung juga menjadi kota trend juga.

Itulah sekilas tentang Kabupaten Bandung. Apakah Anda kini tertarik mendatangi kawasan Kabupaten Bandung buat menikmati sejuknya udara pegunungan nan mengelilinginya?