Tingkatan Pendidikan di Indonesia

Tingkatan Pendidikan di Indonesia

Ir Soekarno pernah berkata “Berikan saya sepuluh pemuda, pasti akan kutaklukkan dunia.” Begitu pentingnya arti pemuda bagi bangsa dan global pendidikan di Indonesia . Pemuda ialah mereka nan akan diwarisi kesempatan buat memajukan bangsa di masa depan. Maka dari itu, pemuda perlu mengenyam pendidikan setinggi-tingginya agar dapat mewujudkannya, tidak terkecuali pendidikan di Indonesia.

Indonesia sebagai negara nan sedang berkembang perlu memperhatikan aspek pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia baik itu pendidikan formal maupun nonformal berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia mendapat perhatian spesifik dari pemerintah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan di Indonesia ialah usaha dasar dan terencana buat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya buat memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan nan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.



Poin Krusial dalam Undang-Undang Pendidikan di Indonesia

Seperti kita ketahui, landasan undang-undang pendidikan di Indonesia telah jelas. Dari landasan undang-undang pendidikan di Indonesia itu, terdapat poin-poin krusial nan bisa kita jadikan panduan buat menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Poin-poin krusial pendidikan di Indonesia itu ialah sebagai berikut.

  1. Usaha sadar dan terencana. Pendidikan di Indonesia ialah hal nan berkenaan dengan proses berpikir dan usaha buat mewujudkan segala planning nan disiapkan dalam proses pembelajaran guru, sekolah, wilayah perkotaan, dan nasional. Sementara pendidikan di Indonesia dalam kekhususannya mengacu pada Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007. Ada beberapa perencanaan nan harus dibuat yaitu RPP (Rencana Aplikasi Pembelajaran) nan berisi acuan mata pelajaran, KD (Kompetensi Dasar), SK (Standar Kompetensi), penyusunan silabus materi pengajaran, metode pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, waktu belajar, evaluasi hasil belajar, dan indikator pencapaian kompetensi.
  1. Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam mengembangkan potensi diri. Untuk dapat mewujudkan suasana belajar sebagai kontribusi terhadap pendidikan di Indonesia, dibutuhkan peran serta berbagai pihak baik itu masyarakat maupun pemerintah. Lingkungan fisik dan non fisik menjadi hal-hal nan sangat diperhatikan. Lingkungan fisik meliputi wahana dan prasarana sekolah baik di lingkungan sekolah formil maupun non formil. Sementara lingkungan nonfisik meliputi kolaborasi antara guru dan murid dalam proses belajar dan mengajar, kreativitas, emosional, kenyamanan, toleransi, prestasi, dan sosial nan tercipta dalam pendidikan di Indonesia.
  1. Untuk mencetak peserta didik nan aktif dalam proses pembelajaran, pembentukan karakter dirasa perlu sebagai dasarnya. Sejauh ini, banyak kita temui pendidikan di Indonesia nan hanya menitikberatkan pada kemampuan kognitif siswa. Siswa dituntut buat mendapatkan nilai nan baik dalam setiap mata pelajaran. Untuk tujuan itulah, anak-anak berlomba-lomba belajar terus menerus tanpa memperhatikan keadaan sekitar. Akhirnya nan mereka dapatkan hanya cetakan nilai bertinta hitam pada buku laporan pendidikan. Dan ketika mereka terjun di masyarakat dan mulai memasuki global kerja, mereka hanya dapat dinilai berdasarkan otak nan pasif bukan attitude dan kerja kreatifnya.
  1. Pendidikan karakter haruslah diadakan bersamaan dengan pendidikan kognitif. Guru dan orangtua sebagai orang-orang terdekat peserta didik memikul tanggung jawab dalam memancing kreativitas dalam belajar mereka. Kreativitas akan dapat tercipta jika peserta didik aktif dalam proses belajarnya. Meski tak tertulis dalam pakem pendidikan di Indonesia , pendidikan karakter itu perlu ditanamkan dalam hati setiap pendidik.MDS atau mind mapping, discussing, sharing mungkin dapat menjadi cara nan dipakai buat menciptakan karakter anak. Metode pemetaan diperlukan agar anak tetap fokus pada apa nan ingin dikerjakannya dan ia tahu betul ke mana akan melangkah buat dapat menyukseskan proyek pelajarannya. Berdiskusi ialah metode nan tepat buat menggali lebih dalam apa nan peserta didik pikirkan. Sementara sharing atau berbagi ialah kegiatan meraba apa nan mereka rasakan selama mengikuti proses belajar. Terkadang sharing juga dapat dijadikan wahana buat mengetahui psikologis anak.
  1. Memiliki kegiatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan nan diperlukan buat dirinya. Sudah jelas tercantum di sana bahwa pendidikan di Indonesia tak dapat terlepas dari poin-poin ini. Kegiatan keagamaan menjadi dasar dari pendidikan karakter dan nan akan member pengaruh kuat dalam penyerapan ilmu pengetahuan. Kalau seorang anak dididik agama dengan baik mulai dari rumah kemudian ditambah asupan pelajaran agama dari sekolah, maka bisa diperhitungkan secara niscaya anak-anak nan notabene ialah peserta didik akan mampu mengendalikan diri sebab tertanam akhlak nan mulia. Dapat dikatakan kalau pendidikan spiritual dapat membuka sisi kecerdasan anak sehingga ia bisa dengan mudah mempelajari keterampilan nan akan menjadi kapital untuknya di masa depan. Dengan begitu, anak-anak Indonesia dapat menjadi berdikari dan menjadi apa saja nan diinginkannya.


Tingkatan Pendidikan di Indonesia

Pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun atau WAJAR dalam sistem pendidikan di Indonesia. Program pendidikan di Indonesia ini pertama kali diprakarsai oleh Depdiknas atau Departemen Pendidikan Nasional. Yang dimaksud dengan wajib belajar sembilan tahun ialah jenjang pendidikan di Indonesia nan dijalani selama sembilan tahun, yaitu kelas satu sampai kelas enam di Sekolah Dasar dan kelas tujuh sampai kelas sembilan di Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah.

Namun, program WAJAR ini haruslah bergerak secara bergerak maju agar dapat mengikuti perkembangan zaman. Sine qua non nan dapat diusahakan agar setiap peserta didik nan lulus dari SMP dapat melanjutkan ke SMU atau bahkan ke perguruan tinggi. Beruntung di Indonesia masyarakat kita mengenal 3 macam jalur pendidikan.

  1. Jalur pendidikan formal; ini ialah jalur pendidikan nan ditempuh melalui sekolah-sekolah pada umumnya mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, hingga pendidikan tinggi.
  1. Jalur pendidikan non formal; ini ialah jalur pendidikan tambahan nan berfungsi buat menunjang pendidikan formal atau kursus-kursus agar peserta didik mempunyai keterampilan. Contoh pendidikan non formal ialah bimbingan belajar, kursus menjahit, kursus musik, TPA atau Taman Pendidikan AlQuran, dan Sekolah Minggu.
  1. Jalur pendidikan informal; ini merupakan pendidikan dasar nan diterima peserta didik dari lingkungan rumah dan lingkungan loka tinggalnya. Pendidikan ini menjadi bentuk pendidikan pertama nan didapatnya.

Tingkat pendidikan di Indonesia diklasifikasikan menjadi lima bagian, yaitu sebagai berikut.

  1. Pendidikan usia dini; pendidikan nan diterima peserta didik pada pra sekolah ini terjadi ketika mereka berusia tiga tahun. Pemerintah memang tak menyediakan pendidikan formal buat anak-anak pada usia ini sebab memang tujuan utamanya hanya sebagai persiapan anak buat memasuki jenjang pendidikan dasar. Ini menjadi tanggung jawab orangtua secara pribadi sebagai penyedia pendidikan informal anak.
  1. Pendidikan dasar; pendidikan di Indonesia ini sudah dapat diikuti anak ketika berusia 6 tahun pas. Mereka akan menjalani enam level pendidikan dasar nan disediakan oleh pemerintah. Saat ini, program BOS atau Donasi Operasional Sekolah semakin memudahkan orangtua murid dalam keringanan biaya pendidikan. Terutama dalam penyediaan buku-buku sekolah.
  1. Pendidikan menengah; pendidikan lanjutan setelah pendidikan dasar ini terdiri dari dua tahap, yaitu Sekolah Menengah Pertama atau SMP dan Sekolah Menengah Atas atau SMA nan disediakan oleh pemerintah. Beberapa pihak partikelir juga turut serta dalam penyediaan sekolah seperti madrasah dan sekolah menengah lain berbasis keagamaan.
  1. Pendidikan tinggi; ini ialah pendidikan di Indonesia teratas nan dapat dimasuki peserta didik buat dapat menunjang kariernya di masa depan. Pendidikan tinggi meliputi sekolah tinggi, akademi, universitas, dan politeknik.