Pelajaran Menulis Di Sekolah

Pelajaran Menulis Di Sekolah

Kemampuan berkomunikasi memiliki peranan vital bagi seseorang. Sebab, tanpa memiliki kemampuan komunikasi nan baik, ide sebagus apapun tak akan pernah dapat dipahami oleh orang lain. Selama ini kita mengenal tiga cara dalam berkomunikasi, yaitu secara verbal (lisan), tulisan, dan isyarat.

Ketiga cara berkomunikasi tersebut bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.Hal ini menunjukkan bahwa manusia tak bisa lepas dari komunikasi. Sinkron kehidupannya, manusia termasuk makhluk sosial nan bergantung pada orang lain.

Komunikasi sebagai salah satu cara manusia bisa berhubungan dengan orang lain. Ketika melakukan komunikasi, maka kita harus memilih cara nan tepat buat menyampaikannya. Sinkron klarifikasi di atas, tulisan sebagai salah satu cara dari kita melakukan komunikasi dengan orang lain.

Dalam hal tulisan, kita membutuhkan keterampilan menulis di dalamnya. Semua orang memiliki keterampilan tersebut. Namun, sebagian besar dari mereka menganggap bahwa kemampuan menulisnya tak ada. Sebagiannya nan lain, kemampuan menulisnya ada, tapi tak mau melakukannya.

Keterampilan menulis bisa dilatih dan dibiasakan sejak dini. Ketika Norma menulis telah terbentuk pada diri masing-masing orang, maka komunikasi lewat tulisanpun akan lancar. Selain itu, akan menjadikan Anda seorang penulis dengan banyak menularkan ide dan ilmunya melalui tulisan.

Dalam kehidupan, kita membutuhkan adanya komunikasi dengan cara nan bagus. Dalam hal ini maksudnya ialah komunikasi nan dapatdipahami oleh orang lain maksud dan tujuan kta melakukan komunikasi. Melalui tulisan, maka tulisan kita juga harus bisa dipahami oleh penerima pesan.



Cara Berkomunikasi Yang Bagus

Cara berkomunikasi akan dikatakan bagus apabila maksud atau pesan nan dibawa, dapat dipahami oleh orang lain secara mudah. Dan pengertian ini berlaku buat semua cara dalam berkomunikasi, termasuk tulisan. Tulisan memang rawan mengalami kesalahpahaman jika tak bagus menyusun kalimat dan hal lain nan berkaitan dengan tulisan.

Misalnya saja melalui tulisan sms di hand phone. Manusia kadang salah paham dampak kesalahan dalam menuliskan pesan. Selain itu, menulis pada sebuah buku atau hasil karya nan lain. Menulis dalam sebuah karya, tingkatannya lebih tinggi pelaksanaannya daripada menulis pada biasa.

Ketika keterampilan menulis sebuah karya terus diasah dan dilatih secara kontinyu, maka karya nan dihasilkan juga akan komunikatif. Maksudnya ialah karya hasil menulis tersebut bisa dipahami oleh orang lain. Dalam hal ini tak terbatas pada jumlah kecil saja tapi juga bisa dipahami oleh manusia di seluruh wilayah dalam jumlah besar sebab karya menulis Anda.

Dalam pengertiannya nan seperti ini, maka tulisan nan bagus ialah juga sebuah tulisan nan mudah dipahami oleh pembacanya. Pembaca sebuah tulisan biasanya memiliki pemahaman masing-masing ketika membacanya. Tulisan Anda akan bisa dipahami dengan baik dan sahih sebab banyak faktor. Keterampilan menulis nan diasah dan dilatih sejak dini merupakan faktor primer nan bisa menyelesaikan masalah kesalahpahaman.

Membuat tulisan nan mudah dipahami, sangat bergantung pada keterampilan menulisseseorang. Adapun keterampilan menulis ini, bukanlah suatu kemampuan nan berhubungan dengan takdir seseorang, namun sesuatu nan sebenarnya dapat dipelajari oleh siapa saja. Menulis bisa dipelajari dan dilatih mulai dari usia anak-anak.

Awalnya latihan menulis mengenai hal-hal nan sederhana. Anak-anak biasanya perbendaharaan kosakatanya masih sedikit sinkron perkembangan otaknya. Anak-anak suka menuliskan hal nan mereka sukai juga. Jadi, keterampilan menulis bisa dilatih sedikit demi sedikit agar menjadi suatu Norma nan baik bagi diri anak hingga dewasa kelak.



Menulis Itu Mudah

Selama ini tugas menulis menjadi momok bagi pelajar dan mahasiswa. Karena, hanya sebagian kecil dari pelajar dan mahasiswa nan menaruh minat dan memiliki hobi menulis. Padahal keterampilan menulis membutuhkan pembiasaan bukan minat ataupun hobi. Menulis membutuhkan pembiasaan seperti uraian sebelumnya.

Sebenarnya pelajar dan mahasiswa lebih mudah jika menulis. Hal tersebut sinkron dengan perkembangan otak mereka. Semakin usia bertambah, seharusnya perbendaharaan kosakata dimiliki dalam jumlah banyak. Hal inilah nan akan memudahkan menulis. Banyaknya perbendaharaan kosakata tersebut tergantung dari berapa banyak buku atau sumber bacaan lainnya nan pernah dibaca.

Kadang nan terjadi berupa persoalan pertama berikut ini. Adapun persoalan nan melatar belakangi ialah evaluasi negatif nan ditujukan pada dirinya sendiri, "saya tak dapat menulis". Ironisnya, tudingan ini berasal dan ditujukan bagi dirinya sendiri. Mengapa? Jawabnya sederhana, sebab tak terbiasa menulis.

Jawaban sederhana di atas, bila ditelisik lebih jauh akan bermuara pada akar sejarah budaya nan kompleks. Dalam tradisi masyarakat kita, komunikasi nan lazim dilakukan hanyalah secara lisan. Wajar saja jika muncul pertanyaan tersebut. Menulis membutuhkan Norma serta latihan.

Namun demikian, Indonesia terbawa arus nan dibuat oleh peradaban. Kemampuan komunikasi lisan lebih primer daripada menulis. Meski lisan merupakan kunci primer komunikasi dengan lisan, tapi hal nan menentukan komunikasi lisan yaitu cara penyampaiannya harus nyaman, sopan dan mudah dipahami.

Sedari kecil kita sudah terbiasa dengan tradisi dongeng. Tradisi nan membuat kebanyakan orangtua secara lisan menyampaikan cerita dongeng kepada anaknya sebelum tidur. Langkah tersebut tak salah. Bayi akan terbiasa mendengar hal-hal nan Ana sampaikan termasuk dongeng. Hal tersebut akan berlanjut hingga usia remaja dan dewasa nantinya.

Banyak nilai-nilai nan terkandung dalam dongeng, dapat ditransformasikan secara lisan melalui pengulangan-pengulangan. Kebiasaan ini menjadikan anak terbiasa bersikap pasif dalam proses komunikasi tersebut. Sebenarnya banyak jenis bacaan buat anak. Melalui majemuk jenis bacaan, anakpun akan mudah memahami banyak kata nan nantinya menambah perbendaharaan kosakata.



Pelajaran Menulis Di Sekolah

Hal nan sama juga terjadi pada metode pembelajaran di sekolah, nan cenderung berusaha mengoptimalkan kemampuan komunikasi anak didik secara lisan. Wajar jika anak tak terbiasa menulis dalam kesehariannya. Kemampuan menulis sebenarnya bisa dilakukan di rumah dan sekolah bisa memfasilitasinya. Namun, pada kenyataannya, di rumah mereka tak dibiasakan menulis dan di sekolahpun mereka tak melakukan pembiasaan menulis.

Satu-satunya pelajaran nan mengajarkan menulis, hanya pelajaran bahasa. Itupun sangat teknis sekali dan hanya berkaitan dengan struktur tatabahasa. Padahal semua ilmu nan diajarkan sebenarnya dapat dituangkan kembali dalam tulisan. Sering terjadi seorang pengajar hanya memberikan catatan nan harus dikutip atau ditulis ulang oleh siswanya.

Itulah pembiasaan yan diberikan pengajar kepada peserta didiknya nan harus diubah. Seiring perkembangan teknologi, peserta didik harus dibiasakan membaca majemuk sumber bacaan nan bermanfaat kemudian menuliskan hasil bacaannya sebagai bahan belajar mereka. Ketika mereka membaca dan menulis hal nan mereka temukan, tentu ini akan membantu peserta didik buat belajar dan berlatih menulis dengan sahih dan mudah dipahami.

Padahal, andaikata upaya buat meningkatkan keterampilan menulis ini disadari oleh semua pihak, juga memiliki nilai penting, maka metode pembelajaran sekolah harus mengalami sedikit modifikasi. Ketika modifikasi ini berhasil, maka hasil nan dicapai sekolahpun akan membanggakan dan membahagiakan sebab peserta didik bisa memahami konsep materi dengan membaca sendiri dan mampu menulis sebab perbendaharaan kosakata nan dimilikiya.

Berikut ini contoh modifikasinya. Misalnya, ketika pengajar sudah selesai memberikan materi pelajarannya, dia dapat meminta siswanya buat menuliskan kembali materi pelajaran nan telah disampaikan, menurut daya tangkap dan versi dari masing-masing siswa. Jadi, selain dari sumber bacaan, maka kemampuan menulis bisa dilatih dengan mengulang dari penyampaian materi secara lisan.

Dengan metode ini mau tak mau setiap siswa akan memiliki kegiatan menulis setiap hari. Dan karenanya dia akan jadi terbiasa dengan menulis. Kebiasaan menulis ini akan terus dikembangkan dalam berbagai bidang pelajaran di sekolahnya. Selain bisa membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan menulis siswa, metode ini juga dapat digunakan buat melihat sampai seberapa jauh kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran.

Selain itu juga nantinya akan tampak, bagaimana sebenarnya kemampuan menulis peserta didik di bidang sains, teknologi, bahasa dan lainnya. Dengan demikian pengajar dapat mendapatkan feedback dari siswa. Sementara bagi siswa sendiri, selain mendapatkan ilmu pengetahuan, lambat laun dia juga akan memiliki keterampilan menulis.

Ketika mereka memiliki kemampuan menulis di berbagai bidang keilmuan, maka ia akan memiliki inisiatif sendiri buat berkarya dengan kemampuannya tersebut. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda. Selamat mencoba!