Macam-Macam Sedekah – Mengkaji Sedekah Jariyah

Macam-Macam Sedekah – Mengkaji Sedekah Jariyah

Terdapat banyak macam-macam sedekah . Hal ini buat menepis asumsi dari sebagian kalangan bahwa sedekah hanya diartikan dalam bentuk mengeluarkan harta saja. Sedekah harta memang dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk sedekah, namun bukan satu-satunya implementasi sedekah.

Dengan banyaknya macam-macam sedekah, menjadi sebuah kesempatan bagi semua orang buat dapat berlomba mengumpulkan pahala dengan melakukan sedekah. Karena jika sedekah hanya diartikan secara sempit, sama artinya dengan mengebiri hak orang buat memperoleh kesempatan beribadah melalui sedekah.

Sebab sedekah secara sempit biasanya hanya dimaknai sebagai pemberian harta kepada orang lain. Jika ini sebagai makna sedekah, tentu hanya orang nan berasal dari kalangan kaya sajalah nan memiliki kesempatan buat bersedekah. Sedangkah kaum miskin, tertutup kesempatan buat menambah catatan amalannya di dunia.

Namun, pada dasarnya terdapat macam-macam sedekah, nan bukan sekedar diartikan mengeluarkan harta saja. Sehingga semua orang nantinya memiliki kesempatan dan hak nan sama buat dapat saling membantu orang lain melalui sedekah. Tentang caranya, semua disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi nan ada.



Macam-macam Sedekah

Dari pengertian di atas, dapat diartikan bahwa terdapat macam-macam sedekah. Sehingga sedekah bukan sekedar diartikan pada proses mengeluarkan harta nan kita miliki buat kita bagian pada orang lain saja. Ada beberapa jenis sedekah, di antaranya ialah :

  1. Sedekah Hati. Yakni jenis sedekah nan dapat kita wujudkan dengan jalan menjauhkan hati buat tak berprasangka jelek dan berpikir negatif pada orang lain. Sebaliknya, hati selalu digunakan buat berpikir positif pada orang lain dan mendoakan hal nan baik.
  2. Sedekah Sosial. yaitu dengan selalu menjalin interaksi baik kepada manusia lain serta dapat mengedepankan rasa saling menghormati pada sesama manusia.
  3. Sedekah Pemikiran. Wujud sedekah nan berupa proses pencarian solusi jika di lingkungan kita terdapat masalah. Sehingga dengan pemikiran, kita dapat membantu mencari jalan keluar dari masalah nan ada tersebut.
  4. Sedekah Informasi. Kita dapat memberikan informasi nan kita ketahui kepada orang lain nan membutuhkan agar dapat diperoleh manfaat. Seperti menyampaikan kepada orang lain, daerah mana nan terjadi bala alam dan jenis donasi apa nan dibutuhkan di lokasi tersebut.


Macam-Macam Sedekah - Mengkaji Sedekah buat Orang Meninggal

Di antara macam-macam sedekah nan masyhur di tengah masyarakat adalah, sedekah buat orang nan meninggal dunia. Ini termasuk sumber investasi amal kebaikan juga. Amal ini juga memiliki sumber hukum nan jelas. Yaitu, dari Anas disebutkan bahwa Sa’ad datang menemui Rasulullah Saw. Ia berkata, Ya Rasulullah, ibuku sudah meninggal dunia, tetapi ia belum sempat berwasiat. Adakah kegunaan jika saya bersedekah untuknya?” Rasulullah Saw. menjawab, “Ya, dan engkau menyediakan air.”

Yang dimaksud dengan menyediakan air adalah, mengalirkan dan menyampaikan pada orang-orang nan membutuhkan, baik dengan menggali sumur, membuatkan jalan, atau mengalirkan, dan sebagainya. Terlebih khusus, di daerah nan sulit air seperti padang pasir.

Sedekah orang nan meninggal dunia, dilakukan atau dikeluarkan oleh keluarga atau anaknya. Sedekah tersebut bukanlah sedekah jariyah nan dikeluarkan oleh orang nan meninggal global sendiri sewaktu hidupnya, dan bukan pula wasiat. Semua itu dapat dijadikan sumber dana amal kebajikan.



Macam-Macam Sedekah – Mengkaji Sedekah Jariyah

Di antara macam-macam sedekah nan sering didengar ialah sedekah jariyah. Yaitu, sedekah nan pahalanya tetap, meski orang nan menyedekahkannya telah meninggal dunia. Pahalanya senantiasa terus mengalir selama masih ada nan memanfaatkannya.

Di dalam kitab Shahih Muslim dimaktubkan, Rasulullah Saw. bersabda, “Jika anak cucu Adam meninggal dunia, terputuslah semua amalnya kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu nan bermanfaat dan anak shaleh nan mendoakannya.”

Sedekah jariyah ialah sedekah dengan pahal nan selalu mengalir. Hal ini tercermin pada wakaf kebaikan, yaitu sesuatu nan dikeluarkan muslim dari harta pribadinya buat Allah Swt buat kebaikan, selama barang itu masih ada. Dengan mewakafkan harta nan dimiliki, maka kita tinggal menyerahkan hasil amal tersebut kepada Allah.

Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwa Umar mendapat bagian tanah di Khaibar. Ia berkata, “Ya Rasulullah, saya mendapat bagian tanah di Khaibar. Belum pernah saya mendapat bagian semahal ini. Apa nan engkau perintahkan kepadaku?” Rasulullah Saw. bersabda, “Jika mau, engkau wakafkan tanah tersebut dan engkau bersedekah dengannya.”

Maka Umar pun menyedekahkannya – dengan syarat tak dijual, tak dihibahkan, dan tak diwariskan – kepada fakir, kerabat, budak, tamu dan musafir. Tidaklah berdosa seseorang makan sesuatu dari hasil tanah tersebut, termasuk memberi makan orang nan tidak punya apa-apa.”

Dengan begitu, Rasulullah Saw. telah meletakkan landasan-landasan syar’I tentang wakaf kebaikan nan memiliki pengaruh nan luar biasa bagi masyarakat Islam sepanjang masa. Inilah bukti paling konkret mengenai otentitas jiwa kebaikan.



Bukti Riwayat Rasulullah Saw. Bersedekah

Di dalam kitab tafsir Thabari, dimaktubkan riwayat dari Jabir ra. bahwa seseorang pernah datang meminta-minta kepada Rasulullah Saw. Lalu ia pun memberikannya. Setelah itu, datang orang lain nan juga meminta-minta, dan beliau menjanjikannya buat memberinya.

Lalu Umar bin Khattab berdiri dan berkata, “Ya Rasulullah, engkau diminta, maka engkau memberi. Kemudian engkau kembali diminta, dan engkau kembali memberi lagi. Tetapi, ketika engkau diminta lagi, engkau berjanji akan memberi lagi. Seakan-akan Rasulullah Saw. benci memberi orang itu ataukah memang engkau takut memegang harta tersebut.?

Rasulullah Saw. bersabda, “Aku memang diperintahkan buat memberi pertolongan kepada orang nan membutuhkan. Dan saya takut harta nan dimiliki akan menjadi penyebabku lupa dengan Allah. Dengan memberikannya, saya selalu ingat Allah dan Aku konfiden bahwa pemilik ‘Arasy tidak akan mengurangi.”

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah Saw. datang menemui bilal dan masuk ke dalam rumahnya. Lalu beliau menemukan beberapa tumpuk kurma. Rasulullah Saw. bersabda, “Apa ini, wahai Bilal? Bilal menjawab, “Tidakkah kau takut ia menjadi asap neraka jahannam? Sedekahkanlah hai Bilal. Jangan engkau takut bahwa pemilik Arasy mengurangi hartamu. Malah, ia akan menambahkannya.



Riwayat Sedekah Aisyah binti Abu Bakar

Dari Ummu Dzarrah –budak nan melayani Aisyah- bahwa anak saudara perempuan Aisyah, Abdullah bin Az-Zubair, mengirimkan dua karung harta kepada ummul Mukmini. Ummu Dzarrah bercerita, “Menurutku, jumlah 180 ribu dirham. Setiap karung berisi 90 ribu dirham. Aisyah meminta nampan, kebetulan saat itu ia sedang berpuasa. Harta itu kemudian dibagi-bagikan kepada masyarakat

Sore harinya, ia tak memiliki satu dirham pun. Menjelang senja ia berkata, “Wahai pembantu, bawalah kemari makananku.” Sang pembantu membawakannya sepotong roti dan minyak samin. Aisyah berkata, “Tidak adakah residu satu dirham dari nan bagikan hari ini buat dibelikan daging untuk makan kita? UmmuDzarrah berkata, “Jika kau ingatkan saya seperti itu tadi pagi, niscaya saya melakukannya.”

Aisyah binti Abu Bakar sampai lupa buat menyisakan satu dirham buat berbukanya. Ia lebih primer mendahulukan orang lain. Karena ia tahu, bahwa harta nan dimiliki sangat berbaya bila tak digunakan dengan sebaik-baiknya.

Dalam kitab al-Muwaththa’, Imam Malik mengaku mendapatkan informasi dari Aisyah, Isteri Nabi Saw. bahwa ada orang miskin datang meminta-minta kepadanya ketika ia sedang berpuasa. Saat itu di rumahnya hanya ada roti-roti kecil. Aisyah berkata kepada budaknya, “Berikanlah kepadanya.” Budak tersebut berkata, “Tidak ada nan dapat kau makan lagi.” Aisyah berkata, “Berikanlah kepadanya.” Kata budak tersebut, “Aku pun melakukannya.”

Sore harinya, tiba-tiba ada seseorang datang memberikan lebih dari nan diberikan Aisyah. Yaitu seekor daging domba berlapis. Aisyah memanggilku dan berkata, “Makanlah ini. Ini lebih baik dari selembar rotimu.”

Imam Malik berkata, “Aku mendengar ada seseorang nan miskin datang meminta makanan kepada Aisyah, isteri Nabi Saw. Di depan Aisyah ada anggur. Ia berkata pada seseorang, “Ambilkan sebiji dan berikan kepadanya.” Orang tersebut memandangnya dengan rasa heran. Aisyah berkata, “Engkau heran? Tidak tahukah engkah bahwa di dalam sebiji anggur ini terdapat banyak biji dzarrah?

Makanya tidak perlu merasa heran kenapa kehidupan Aisyah selalu dalam kesederhanaan. Ia tak suka mengumpuli harta. Yang ia sangat sukai mengumpulkan banyak pahala. Bahkan diriwayatkan dari Urwah bin Zubair, bahwa ia melihat Aisyah bersedekah 70 ribu dirham, sedangkan ia sendiri mengenakan baju nan sangat sederhana.”

Inilah kajian singkat tentang ragam dan macam-macam sedekah . Plus, ditambah dengan kisah konkret bagaimana Rasulullah Saw. dan isterinya bersedekah.