Tradisi Sabung Ayam di Indonesia

Tradisi Sabung Ayam di Indonesia

Siapa nan menyangkal bahwa tradisi sabung ayam sudah punah di masyarakat Indonesia? Rasanya tak akan ada, sebab memang hingga kini, tradisi sabung ayam masih ada dan terjaga di kalangan masyarakat Indonesia. Ibarat sebuah kebudayaan, sabung ayam masih eksis.



Masyarakat Indonesia dan Tradisi Sabung Ayam nan Mengakar

Masyarakat Indonesia, khususnya mereka nan belum terlalu banyak tersentuh kemajuan teknologi dan arus perubahan kehidupan sosial nan begitu deras, terbilang kokoh dalam mempertahankan budaya serta tradisinya. Termasuk tradisi sabung ayam ini.

Apa nan terlahir dari Norma masyarakat, nyatanya sulit buat dihapuskan. Karena terkadang hal tersebut sudah bukan lagi berurusan dengan boleh atau tidak, tapi wajib. Meninggalkan atau melupakan tradisi, akan terasa ganjil, jika memang hal tersebut sudah inheren erat. Begitupun nan terjadi dengan tradisi sabung ayam ini.

Sabung ayam sebenarnya sebuah merupakan permainan nan berubah kategori menjadi tradisi atau kebudayaan. Perubahan itu dapat jadi disebabkan sebab rutinitas dan Norma masyarakat nan sering memainkan permainan tersebut. Dalam sabung ayam, ada dua Ayam nan dipertemukan dalam satu kali kesempatan main. Dua Ayam tersebut berada dalam satu arena, dan Anda niscaya sudah bisa menebak apa nan kemudian terjadi.

Ayam nan sering diikutkan pada permainan sekaligus tradisi sabung ayam ini biasanya ialah ayam jago. Ayam jago biasanya mudah tersulut emosinya sehingga sangat mudah buat dipancing agar bisa menyerang lawan. Kalaupun Ayam tersebut terlihat diam dan tak terpancing, orang-orang di sekitar arena sabung ayam tersebutlah nan akan memancingnya.

Layaknya seorang pria nan tengah bertanding, ayam Jago tersebut akan saling mengalahkan. Satu di antara dua ayam jago tersebut harus kalah. Baru kemudian diketahui siapa pemenang dalam sabung ayam tersebut. Ayam nan kalah biasanya dan menyerah biasanya akan kabur, terluka, atau mati.

Sayangnya, tradisi sabung ayam ini seringkali ditempeli dengan praktik perjudian di antara pemilik Ayam atau orang-orang nan menyaksikan. Layaknya pertandingan bola, mereka akan menjagokan salah satu Ayam tersebut dengan mengeluarkan sejumlah uang. Tentu saja, pemenanglah nan nantinya akan memperoleh uang.

Praktik taruhan atau perjudian saat sabung ayam berlangung beberapa kali pernah ditangani oleh pihak berwajib. Sayangnya, hukum di Indonesia tak sekeras hayati di ibukota. Dengan kompromi dan diselesaikan melalui azas kekeluargaan, masalah perjudian ini takjarang selesai dan tak berlanjut.

Wajar rasanya jika permainan ini bukan hanya berpredikat sebagai permainan biasa. Karena berdasarkan cerita, sabung ayam ini sudah dilakoni oleh masyarakat Indonesia pada saat Kerajaan Demak berkuasa. Dari cerita tersebut, permainan ini dapat jadi berakar dari salah satu kerajaan terbesar di Indonesia itu.



Pro dan Kontra Sabung Ayam

Mengatasnamakan pelestarian tradisi ketika sabung ayam dilakukan seolah memang membuat lidah menjadi kelu ketika akan melarang orang-orang buat melakukan itu. Imbasnya, sebagai pihak nan merasa keberatan dengan tradisi ini, Anda mungkin hanya biasa diam. Karena bagaimanapun, sabung ayam menimbulkan dua sisi nan berbeda di masyarakat.

Dua sisi nan dimaksud ialah mereka nan pro dan mereka nan kontra terhadap tradisi atau permainan sabung ayam ini. Dua pandangan tersebut nyatanya memang tak dapat dilepaskan dari apa pun, termasuk sebuah permainan berusia sangat tua ini. Terlebih masyarakat Indonesia ialah masyarakat nan heterogen, disparitas menjadi hal nan lumrah sekaligus seringkali menimbulkan masalah.

Secara kasat mata, sabung ayam memang kejam. Sebagai manusia nan berpikir, membiarkan makhluk hayati buat saling bertarung hingga akhirnya saling melukai dan salah satunya bahkan ada nan mati, rasanya tak layak. Sekalipun nan dipertandingkan ialah ayam, tapi ayam juga memiliki hak hayati nan sama-sama diberikan oleh Sang Pencipta.

Reaksi ini semakin kuat ketika dihubungkan dengan ajaran agama. Bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia ialah para pemeluk agama Islam. Ajaran Islam melarang umatnya buat melakukan itu. Sebenarnya, dalam ajaran agama apa pun, kekerasan menjadi hal nan sebisa mungkin harus dihindarkan. Bahkan kekerasan terhadap hewan sekalipun. Jadi wajar jika pada akhirnya, pro dan kontra terjadi pada sabung ayam ini.

Kira-kira pemikiran seperti itulah nan terlintas di benak mereka nan kontra terhadap sabung ayam. Bahwa pertengkaran atau perkelahian nan seharusnya dihindari justru dijadikan hiburan tersendiri. Sekalipun itu terjadi antara dua ayam. Tidak beda jauh dengan pertandingan olahraga tinju. Dua manusia nan tak saling memiliki kebencian dipaksa buat saling melukai satu sama lain hanya dengan tujuan uang atau kesenangan pribadi.

Berbeda nan kontra, berbeda juga mereka nan pro. Mereka melihat permainan sabung ayam ini benar-benar sebagai hiburan. Emosi mereka seolah tersalurkan ketika berteriak saat melihat dua Ayam saling mematuk dan menyakiti. Kepuasan menjadi perasaan nan dominan ketika ayam miliknya sukses menumbangkan ayam lain.



Tradisi Sabung Ayam di Indonesia

Kontroversi sabung ayam di Indonesia sepertinya tak akan pernah habis. Pada akhirnya, tetap akan ada dua pendapat. Boleh dan tidak. Bagaimanapun bentuk kontroversi nan dihasilkan oleh sabung ayam, pada kenyataannya Indonesia masih memiliki cerita tradisi itu. Termasuk pada cerita tradisi dari dua kebudayaan di Indonesia ini.



1. Tradisi Sabung Ayam dalam Kebudayaan Masyarakat Dayak Linoh

Masyarakat Dayak Linoh ialah masyarakat nan tinggal di Kalimantan Barat. Di salah satu suku kebanggaan Indonesia ini, sabung ayam memiliki peranan nan cukup besar. Tradisi ini digunakan ketika ada dua pihak nan bertengkar dan sudah tak mampu lagi diselesaikan dengan cara adat serta hukumnya.

Masyarakat Dayak Linoh memiliki keunggulan, mereka mahir dalam memecahkan masalah-masalah rumit. Tapi, kadang masalah rumit juga tak mampu diselesaikan, terutama secara adat. Oleh sebab itu, hal nan dipilih buat membantu menyelesaikan masalah ialah sabung ayam. Tradisi itu masih berlanjut hingga kini.

Dalam menyelesaikan masalah nan rumit, masyarakat Dayak Linoh sebenarnya memiliki beberapa cara nan unik sekaligus menyeramkan. Seperti hukum rendam dan hukum goreng tangan. Kedua hukum tersebut cenderung mengerikan. Hukum rendam dilakukan dengan cara menenggelamkan kepala dua orang nan sedang berseteru ke dalam air, siapa nan muncul lebih dulu maka dia nan salah.

Sama halnya dengan hukum goreng tangan. Tangan kedua orang nan sedang berseteru dicelupkan ke dalam minyak panas. Syahdan siapa nan tangannya lebih dulu melepuh ialah ia nan bersalah. Dua tradisi itu benar-benar menyeramkan bukan, sabung ayam tak ada apa-apanya.

Berdasarkan hal tersebut, dipilihlah sabung ayam sebagai jalan tengah nan baik. Sabung ayam dinilai dan dirasa lebih bijaksana, lebih memiliki prestise dan lebih sederhana. Dalam tradisi masyarakat Dayak Linoh, sabung ayam nan dilakukan terbilang tak biasa. Beberapa ritual serta persiapan dilakukan lebih rumit.

Ayam nan akan digunakan dalam tradisi sabung ayam tersebut dipersiapkan terlebih dahulu dengan dibacai mantra, diberi ramuan spesifik dan dibekali pisau taji nan beracun di kaki ayam. Persiapan itu dilakukan secara rahasia. Menurut masyarakat Dayak Linoh, kekuatan seekor ayam dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya cara ayam tersebut mencari makan.



2. Tradisi Sabung Ayam dalam Kebudayaan Masyarakat Bugis

Lain Dayak, lain juga Bugis. Sabung ayam di dalam kebudayaan masyarakat Bugis disebut dengan Massaung Manuk . Dahulu, sabung ayam ini dilakukan oleh para bangsawan dan raja Bugis. Permainan ini dilakukan buat memeriahkan acara-acara tertentu.

Permainan dan tradisi sabung ayam dalam masyarakat Bugis memiliki sejarah nan unik. Sebelum dikenal sabung ayam, dulu, pemuda-pemuda desa diadu, tujuannya buat memilih siapakah nan terbaik dan pantas dijadikan prajurit kerajaan. Lama-lama, sebab perang sporadis terjadi, tradisi menarungkan manusia itu berubah dengan menarungkan ayam.

Permainan sabung ayam ini kemudian menjadi permainan wajib antar kerajaan. Ayam siapa nan memenangkan pertandingan mewakili kejayaan kerajaannya. Sabung ayam sudah membawa misi tertentu, yaitu adu gengsi dan prestasi. Ayam nan memenangkan pertandingan akan dijadikan mascot kerajaan. Nama pemiliknya pun akan ikut terkenal dan diabadikan.