Tiga Aspek nan Dimiliki Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Tiga Aspek nan Dimiliki Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial ialah kodrat yag dimiliki manusia itu sendiri. Mulai dari pembentukan zigote sampai ketika manusia itu meninggal tidak lepas dari perannya sebagai makhluk sosial. Setiap langkah hidupnya selalu melekatkan dirinya sebagai individu nan memiliki predikatnya, yaitu manusia sebagai makhluk sosial.

Makhluk sosial di sini maksudnya ialah makluk nan terdapat dalam majemuk aktivitas dan lingkungan sosial. Meliputi interaksinya maupun bagaimana kehidupannya dalam lingkungan-lingkungan sosial nan menjadi loka manusia itu tinggal. Loka mereka berkembang biak dan melakukan berbagai aktivitas dalam mengisi hayati mereka dengan berkehidupan sosial.

Ada beberapa hakikat nan menjadikan manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk nan tak pernah dapat lepas atau melepaskan diri dari lingkungan sosial maupun aktivitas sosial. Hal ini tentunya berkaitan pula dengan peran manusia nan juga sebagai makhluk individu. Makhluk nan mempunya cipta, rasa dan karsa.

Cipta buat menciptakan sesuatu sinkron dengan ide nan dimilikinya. Rasa yaitu perasaan nan meliputi berbagai emosi nan mungkin bisa ia keluarkan sebagai seorang individu. Ini menyangkut ciri masig-masing individu tersebut.

Sementara buat karsa, yaitu kehendak nan dimiliki manusia nan membuatnya memiliki keinginan buat melakukan segala sesuatu dalam rangka buat memenuhi kebutuhan peribadinya. Berikut ini hakikat manusia sebagai individu nan menjalankan perannya nan tiada lain ialah manusia sebagai makhluk sosial.



Makna Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Makna nan terkandung dalam peran manusia sebagai makhluk sosial yaitu hal-hal nan membuat manusia harus hayati bermasyarakat. Hayati berdampingan dengan manusia lainnya dalam sebuah lingkungan masyarakat atau dinamakan juga dengan istilah bersosialisasi. Mereka saling berinteraksi satu sama lain mulai dari hal-hal nan sifatnya kecil hingga nan besar.

Mulai dari hubungan buat memenuhi kebutuhan pokoknya sampai iteraksi nan bertujuan buat memneuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya. Peran manusia sebagai makhluk sosial inilah nan pada akhirnya membuat manusia mengenal apa nan dinamakan bahasa atau simbol-simbol lain. Alat nan sering dipergunakan dalam kegiatan interaksinya sebagai makhluk sosial.



Dualisme Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Dialisme dalam hal ini ialah peranan manusia nan tak hanya memiliki peran dalam peran manusia sebagai makhluk sosial saja, tetapi juga manusia sebagai makhluk individu. Keduanya berkaitan erat satu sama lain dan saling mempengaruhi dalam kehidupannya.

Mulai dari ketika manusia itu berada di dalam kandungan sebagai sel telur nan telah dibuahi atau dikenal dengan istilah Zigote, sampai ketika manusia itu meninggal. Dualisme ini selalu inheren di dalam diri manusia sebagai makhluk Tuhan nan paling sempurna.

Sebagai seorang individu, manusia memiliki tugas dan peran lainnya yaitu manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai indvidu dengan kemampuan dan keunikan dirinya sebagai indvidu buat dapat dipergunakan dalam masyarakat.

Dengan begitu, peran manusia sebagai makhluk sosialnya bisa dilakukan dengan memanfaatka potensi-potensi individu nan dimilikinya. Begitupun dengan kelemahan nan dimiliki manusia sebagai makhluk individu nan bisa dilengkapi oleh individu lainnnya. Proses saling melengkapi ini dilakukan ketika mereka hayati dalam suatu lingkungan masyarakat.



Tiga Aspek nan Dimiliki Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial memiiki tiga aspek krusial dalam hidupnya. Ketiga aspek ini meliputi:



1. Aspek Organik

Aspek organik ini yaitu manusia sebagai makhluk sosial nan memiliki fisik nan disebut jasmani. Organ tubuh manusia mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki, hingga ia dapat disebut sebagai manusia. Tidak disebut binatang eksklusif atau tumbuhan nan juga merupakan kreasi Tuhan nan ada di muka bumi ini.



2. Aspek Psikologis

Aspek psikologi di sini yakni unsur rohaniah nan terdapat dalam diri manusia sebagai makhluk sosial. Jiwa atau ruh nan menjadikan seorang manusia itu hayati dan memiliki ciri-ciri hidup. Mulai dari bernafas, tumbuh, berkembang, dan bisa memiliki pemikiran-pemikiran nan sifatnya abstrak. Termasuk memiliki perasaan tehadap segala sesuatu nan dialaminya dalam hidupnya baik sebagi individu maupun manusia sebagai makhluk sosial.



3. Aspek Sosial

Aspek sosial nan dimaksud, yaitu adanya kebersamaan yag menjadi bagian dari karakteristik manusia sebagai makhluk sosial. Dalam situasi atau kondisi eksklusif mereka melakukan sesuatu secara bersama-sama. Mereka melakukan kolaborasi dengan manusia lainnya buat menghasilkan sesuatu dapat juga dalam upayanya buat mewujudkan peranan manusia sebagai makhluk sosial.



Ketahanan Hayati Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Seorang manusia tak bisa bertahan hayati jika ia tak melakukan peran manusia sebagai makhluk sosial. Ia tak hayati sendiri walaupun sudah diberi akal dan kemampuan nan paripurna sebagai makhluk individu. Mereka tetap membutuhkan orang lain. Tidak dapat hayati sendiri atau bahkan terisolasi dari manusia lainnya. Manusia tak memiliki ketahananan buat hayati seorang diri.

Itulah sebabnya pada kondisi eksklusif terkadang manusia menjadikan makhluk lain buat dijadikan mitra atau teman pengenalan sebagai pengganti manusia. Walaupun pastilah tak seideal ketika ia berinteraksi dengan sesama manusia.

Hal ini bisa kita lihat dalam sebuah film nan cukup terkenal, yaitu "Cast Away". Dalam film tersebut tokoh primer nan terdampar sendirian di sebuah pulau nan tak berpenghuni menjadikan sebuah benda berbentuk bola nan ditemukannya buat dijadikan teman bicaranya. Hal itu dikarenakan ia tak akan tahan hayati tanpa melakukan hubungan dengan manusia lainnya sebab ia ialah manusia sebagai makhluk sosial.



Cara Bermasyarakat Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Masyarakat ialah loka aktualisasi seorang manusia sebagai makhluk sosial. Dalam bemayarakat manusia memiliki cara-cara eksklusif utuk menyukseskan peran manusia sebagai makhluk sosial. Cara-cara ini dikenal pula dengan bentuk hubungan sosial nan ada dalam masyarakat. Berikut ini cara-cara nan dilakukan manusia buat beriteraksi dalam hayati bermasyarakat:



1. Imitasi

Dalam proses imitasi ini seorang manusia sebagai makhluk sosial bersikap, bertindak, bertingkah laku atau berpenampilan dalam rangka meniru orang lain. Hal ini dilakukan sebab dalam masyarakat biasanya adanya persamaan inilah nan membuat hubungan bisa berjalan dengan menyenangkan. Tentunya dengan tak memperlihatkan peniruan itu sacara jelas, hingga orang nan ditiru merasa kita menirunya habis-habisan.



2. Sugesti

Sugesti ini lebih pada tindakan dalam rangka memberikan pengaruh kepada orang lain dalam peran manusia sebagai makhluk sosial. Caranya dengan memberikan stimulus-stimulus atau rangsangan eksklusif nan membuat seseorang dengan mudah dipengaruhi. Akibatnya, orang tersebut melakukan sugesti nan kita berikan tanpa berpikir secara rasional.



3. Simpati

Simpati ialah suatu sikap nan ada pada seseorang nan memliki ketertarikan kepada individu lain nan ada dalam masyarakat. Ketertarikan ini dapat disebabkan oleh penampilannya, karismanya, kebijaksanaannya, pola pikirnya, dan lain sebagainya. Unsur-unsur nan dianggap memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai nan dianut oleh seseorang nan menaruh simpati tersebut dalam kodrat manusia sebagai makhluk sosial.



4. Identifikasi

Suatu keinginan buat menyerupai atau mengidentikan diri seorang indvidu dengan individu nan lainnya. Biasanya, target nan diidentifikasi, yaitu seorang tokoh idola nan berasal dari public figure atau tokoh nan cukup dikenal oleh masyarakat. Jadi, ketika seseorang tersebut tampil ia bisa mengingatkan kita pada tokoh nan ia identifikasi tersebut. Ini termasuk Norma normal dari manusia sebagai makhluk sosial.



5. Empati

Empati Ini ialah sebuah proses nan dilakukan seseorang buat turut serta merasakan suatu hal nan dialami oleh orang lain nan ada dalam masyarakat. Ketika orang lain mengalami sebuah penderitaan, maka kita seolah-olah empati penderitaan nan dialami orang tersebut. Hal ini juga lumrah dilakukan manusia sebagai makhluk sosial.



Fungsi dan Tugas Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki fungsi dan tugas nan harus diembannya. Baik itu dalam masyarakat dan kemasyarakatan, Selain itu, juga fungsi dan tugasnya di masyarakat sebagai wadah nan memanusiakan seorang pribadi manusia.

Manusia sebagai makhluk sosial juga mengemban tugas dan fungsi dalam keluarga sebagai lingkungan sosial terkecil. Agar individu-individu menjadi satu anggota keluarga buat bisa menjadi manusia sebagai makhluk sosial.