3. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)

3. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)

Dalam usaha pertanian, musuh primer nan selalu menjadi pengganggu ialah hama dan penyakit. Demikian halnya dalam usaha pertanian tanaman bawang. Ya, hama dan penyakit ternyata dapat juga menyerang tanaman bawang. Pada kesempatan kali ini, penulis akan mengajak pembaca buat mengetahui jenis-jenis hama nan paling banyak menyerang tanaman bawang. Untuk jenis-jenis penyakitnya sendiri akan dibahas dalam artikel berbeda.

Berikut ialah jenis-jenis hama krusial nan menjadi musuh primer para petani sebab mampu mengganggu pertumbuhan tanaman bawang merah nan tengah dipeliharanya. Simak.



1. Hama Putih (Thrips tabaci Lind.)

Siklus hayati Thrips berlangsung selama 3 minggu. Di daerah tropsi, siklus hayati Thrips hanya berlangsung 7-12 hari, sehingga dalam 1 tahun akan tercapai 5-10 generasi. Thrips dewasa berukuran kecil, yaitu hanya sekitar 1 mm, berwarna kuning pucat, coklat atau hitam. Semakin rendah suhunya biasanya rona Thrips akan semakin gelap.

Thrips jantan biasanya tak bersayap, sedangkan Thrips betina memiliki dua sayap nan halus dan berumbai. Hama ini berkembang biak secara parthenogenesis. Setiap ekor betina Thrips mampu menghasilkan telur sebanyak 80-120 butir selama hidupnya. Bentuk telur Thrips ialah lonjong. Thrips betina meletakkan telur secara terpisah di permukaan tanaman atau diselipkan ke dalam jaringan tanaman dengan donasi alat peletak telur.

Nimfa berbentuk kep[utih-putihan atau kekuning-kuningan dan belum memiliki kemampuan buat terbang. Penyebaran Thrips darpi satu tanaman bawang jke tanaman lainnya berlangsung sangat cepat tetapi berjalan secara pasif dengan donasi angin. Pupa dibentuk setelah melewati beberapa insarnimfa. Pupa banyak dijumpai di bagian daun atau dalam tanah di sekitar tanaman.

Serangan Thrips terjadi pada suhu udara rata-rata di atas suhu normal disertai hujan rintik-rintik dan berkelambapan di ats 70%. Tanaman inang Thrips meliputi jenis bawang-bawangan, kentang, cabai, tomat,waluh, bayam, dan jenis-jenis tanaman sayuran lainnya. Gejala agresi Thrips pada beberapa jenis tanaman ini bisa diamati pada daun muda atau pucuk daun.

Nimfa dan imago menyerang bagian daun atau pucuk dengan cara menggaruk atau meraut jaringan daun muda dan menghisap cairan sel-selnya. Bagian tanaman nan diserang akan ternoda berwarna putih mengkilap seperti rona perak, kemudian berubah menjadi kecoklatan dengan bintik hitam. Agresi berat menyebabkan seluruh daun berwarna putih sehingga disebut hama putih. Agresi berat menyebabkan tanaman mati, umbi nan dihasilkan berukuran kecil dan bermutu rendah.

Pengendalian terhadap hama Thrips bisa dilakukan secara terpadu dengan melakukan pergiliran atau rotasi tanaman.selain itu, pengendalian Thrips ini dapat dilakukan dengan tak menanam bawang merah dalam jangka waktu eksklusif pada lahan-lahan nan bawangnya pernah terserang Thrips, bertanam secara serentak, dan pelaksanaan insektisida nan efektif dan efisien, seperti Mesurol 50 WP dan Voltage 560 EC.



2. Ulat Bawang (Spodoptera exiqua Hbn.)

Siklus hayati ulat bawang mengalami beberapa perubahan bentuk dengan tipe metamorfosis paripurna (holometabola). Metamorfosis ini melalui empat stadium hidup, yaitu tahapan telur, tahapan larva, tahapan pupa, dan terakhir tahapan imago.

Serangga dewasa atau ngengat memiliki bentangan sayap nan panjangnya sekitar 25-30mm. sayap dewapn berwarna coklat tua dengan garis-garis nan kurang tegas dan terdapat bintik-bintik hitam. Sayap belakang berwarna putih, dan tepinya bergaris-garis hitam. Ngengat betina mulai bertelur pada umur 2-10 hari. Ngengat ini meletakan telur secara berkelompok tak beraturan nan dilapisi oleh bulu-bulu halus dari sisik induknya.

Telur bentuknya bulat sampai panjang dengan ukuran sekitar 0,5 mm. stadium telur lamanya 2-5 hari. Tiap kelompok telur maksimal terdiri atas 8- butir. Jumlah telur nan dihasilkan oleh ngengat betina sekiat 500-600 butir. Telur ini berwarna kehijauan, kemudian berubah menjadi abu-abu, dan akhirnya berwarna hitam, terutama pada saat beberapa jam sebelum telur menetas menjadi larva.

Stadium larva antara 8-11 hari. Larva ini warnanya bervariasi. Larva nan masih muda biasanya berwarna hijau dengan garis hitam pada punggungnya. Setelah larva menjadi tua, warnanya berubah menjadi hijau tua kecoklatan dengan garis kekuning-kuningan. Larva nan hayati di dataran rendah pada umumnya berwarna hijau, sedangkan nan hayati di dataran tinggi berwarna coklat.

Larva ulat bawang terdiri atas 5 instar. Instar larva ini bisa dibedakan berdasarkan lebar kepala atau panjang tubuh beserta warnanya. Larva ini lebih aktif pada malam hari dan merupakan stadium nan paling merusak tanaman bawang merah. Gejala agresi larva bisa diamati pada bagian daun, akan tetapi apabila populasinya sangat banyak, larva juga dapat menyerang umbi.

Larva biasanya ment-yerang dengan cara membuat lubang pada daun bagian ujung, kemudian masuk dan memakan daging daun bagian dalam. Daun bagian luar tak dimakan oleh larva ini sehingga daun-daun tersebut tampak bercak-bercak berwarna putih nan apabila diterawang dapat tembus cahaya. Agresi berat larva pada daun ini bisa menyebabkan daun-daun menjadi terkulai dan kering.

Pengendalian ulat bawang bisa dilakukan secara terpadu meliputi cara-cara sebagai berikut.

  1. Mengatur pergiliran tanaman denganjenis tanaman lain nan bukan dari genus Allium, dan mengatur waktu tanam secara serempak.
  2. Memasang perangkap hama sex pheromone pada sore sampai malam hari sebagai perangkap ngengat jantan, sehingga ngengat betina tak dapat dikawini dan akhirnya populasi ulat bisa ditekan serta kondusif buat lingkungan. Produk sex pheromone nan ampuh antara lain ugratas biru, dipasang sebanyak 5-10 nuah buat huma seluas 1 hektare.
  3. Mengumpulkan dan memusnahkan ulat nan ditemukan sewaktu melakukan pemeliharaan tanaman bawang merah.
  4. Aplikasi insektisida nan efektif dan efisien, misalnya lannate 25 WP atau Curacron 500 C. berdasarkan hasil pengamatan ditemukan 5 larva instar kedua atau 10 larva instar kesatu per tanaman, atau minimal 250 ekor ngengat per malam per perangkap feromoid seks, atau 5% kerusakan pertanaman.


3. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)

Jenis-jenis hama pada tanaman bawang merah nan terakghir ialah ulat tanah, yakni serangga dewasa nan berupa ngengat. Ngengat ini memiliki sayap nan berwarna coklat kelabu dengan bercak bentuk ginjal di tengah dan bercak hitam berbentuk baji dengan garis melintang nan samar-samar.

Bantangan panjang sayap ngengat ini antara 40-50 mm. sayap belakang berwarna lebih pucat, [utih, sampai biru keputihan dengan tepi coklat keabu-abuan. Perbandingan ngengat jantan dan betin ialah 1:1.

Ngengat ini kawin dan meletakkan telur pada malam hari. Telur diletakkan di loka nan basah di sekitar tanaman inang. Jumlah telur nan dihasilkan ngengat betina bervariasi antara 500-2.500 butir per betina. Telur berbentuk seperti bola dan berwarna putih atau transparan pada waktu baru dikeluarkan. Pada perkembangannya telur berubah menjadi kuning dan akhirnya menjelang menetas menjadi kelabu tua. Telur akan menetas setelah berumur 6 hari.

Larva nan baru menetas ini biasanya aktif pada malam hari dan merusak tanaman dengan cara memotong pangkal batang tanaman nan masih muda kemudian menyeret pangkal tersebut ke dalam tanah nan merupakan loka persembunyiannya. Dalam upaya pencarian makannya, ulat tanah ini mampu merayap sampai 20 m dari loka semual.

Pengendalian ulat tanah bisa dilakukan secara terpadu, yakni dengan cara melakukan pergiliran tanaman, mengatur tanaman secara serentak, pengolahan tanah nan baik, pengumpulan dan pembasmian ulat. Selain itu pengendalian dilakukan dengan pemasangan umpan beracun dengan insektisida Triceroform dan pelaksanaan insektisida nan disemprotkan pada sore atau malam hari.

Demikianlah pembahasan mengenai jenis-jenis hama nan seringkali mengganggu tanaman bawang merah. Gangguan nan dilakukan oleh hama-hama ini jika tak ditanggul;angi dengan segera akan mendatangkan kerugian nan cukup besar kepada petani. Untuk itu, perlu tindakan sigap dalam mengatasi agresi hama tanaman ini. Semoga bermanfaat.