Nilai Sebuah Resensi

Nilai Sebuah Resensi



Mimpi Itu Membangun Jiwa

Resensi buku Laskar Pelangi bukan mengenai alur cerita novel Laskar Pelangi. Resensi itu juga berisi bahasan bahwa mimpi nan dimiliki seseorang itu akan membangun jiwanya. Jiwa nan dikuatkan sebab ingin meraih apa nan telah dicita-citakan. Tanpa adanya jiwa nan kuat, mimpi itu akan terasa jauh dan mungkin tak tercapai. Mimpi itu milik semua orang dan siapapun boleh bermimpi. Ketika mimpi tak memberikan kekuatan jiwa, maka ada nan salah dari niat buat memimpikan mimpi itu.

Tidak ada salah memimpikan apapun. Tetapi mimpi nan memberikan kekuaatan jiwa ialah mimpi nan memberikan kebaikan dan bukan mimpi nan hanya diagungkan sebagai suatu verifikasi kepada orang lain bahwa ia bisa. Mimpi seperti ini tak memberikan kekuatan jiwa. Jiwa nan hebat itu akan membuat mimpi nan memberikan faedah tak hanya pada dirinya sendiri tetapi juga pada orang lain. Bila mimpi itu memberikan manfaatkan pada semuanya, ia akan mendapatkan kekuatan dari semua penjuru alam semesta.

Semua jiwa nan diniatkannya akan diajaknya merasakan nikmatnya mimpinya akan berdoa untuknya agar ia mampu meraih mimpinya. Lalu mimpi itu akan lebih cepat tercapai sebab nan mengimpikannya banyak. Namun, bila mimpi itu buat diri sendiri, dapat saja mimpi itu dicapai dalam waktu nan singkat, tetapi jiwa rasanya tak mendapatkan kebahagiaan hakiki dari terwujudnya mimpi tersebut. Kalaupun mimpi itu lambat terwujud atau mungkin sangat lama, nan memimpikannya mungkin akan merasa putus asa.

Saat merasa putus harapan meraih mimpi inilah nan dikatakan bahwa mimpi itu tak mengayakan jiwa. Laskar Pelangi memberikan pandangan lain. Kemiskinan itu bukan buat diratapi. Bahwa mimpi ialah penggerak jiwa mendapatkan apa nan diinginkan tetap harus diselimuti dengan getaran energi nan baik agar tak tercemar dengan hal-hal nan tak baik. Tidak boleh meraih mimpi dengan cara nan tak benar. Mimpi itu harus dijalan nan baik agar menjadi baik buat semuanya.

Laskar Pelangi memberikan bayangan bahwa dalam keadaan apapun, pendidikan dan jalan merentas mimpi tetap dapat didapatkan asalkan ada kemauan. Walaupun apa nan tak mampu diraih terhalang takdir lain, mimpi itu mungkin akan terwujud oleh generasi selanjutnya. Seperti Abraham Lincoln nan bermimpi menyatukan benua Amerika dengan jalur kereta api. Ia memang tak dapat mewujudkan mimpinya sebab ia tewas ditangan pembunuh.

Tetapi mimpinya itu diwujudkan oleh generasi setelahnya. Jangan takut bermimpi. Uraikan saja mimpi-mimpi itu dengan citra nan jelas. Selanjutnya, biarkan alam akan bekerja dengan caranya membantu mewujudkan mimpi itu. Tuhan pun akan merangkuh mimpi nan indah. Kekhawatiran Rasulullah terhadap umatnya diungkapkannya dalam kata-kata nan latif menyebut umatnya. Mimpinya melihat bumi damai dengan indahnya dalm rengkuhan keislaman nan sempurna, akan terwujud walaupun jauh setelah kematiannya.

Bermimpi itu akan membuat jiwa membesar dan tak mengenal kata putus asa. Tidak sekarang, nanti ketika generasi selanjutnya mungkin akan mengatakan bahwa inilah mimpi ibuku. Ibuku ingin seperti ini dan seperti itu. Aku mewujudkan mimpi ibuku. Banyak hal seperti itu terjadi. Yakinlah bahwa tiada nan sia-sia ketika niat itu memang merupakan niat nan baik. Semua akan tercatat sebagai amal nan tiada henti mengalir. Genre amal nan latif nan akan menjadi sahabat sejati di alam keabadian.

Indonesia sepatutnya bersyukur dengan adanya karya satu ini. Banyak mungkin nan meragukan estetika mimpi. Namun setelah melihat dan membaca novel Laskar Pelangi dan juga menelaah resensinya, orang akan mulai bermimpi lagi. Tidak ada salahnya menuliskan mimpi itu dalam mimpi nan berlanjut dengan mimpi nan lain. Tetapi jangan berhenti hanya pada mimpi. Mimpi membutuhkan kerja keras dan doa nan tiada henti.



Karya Kejujuran

Laskar Pelangi ialah buah karya kejujuran seorang anak bangsa nan mengaku sulit dalam mendapatkan kelayakan sistem pendidikan nan seharusnya menjadi hak sebagai warga negara. Andrea Hirata menunjukkan dan menguak sebuah fakta menyedihkan soal hak-hak seorang warga negara nan terdiskriminasi buat mendapatkan pendidikan. Kemiskinan membuat pendidikan seakan menjadi satu barang nan sangat sulit diraih. Padahal lewat pendidikan, nasib itu dapat diubah. Pendidikan akan mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan.

Pendidikan seolah identik hanya menjadi mereka-mereka nan punya uang. Sementara orang miskin, tempatnya hanya di pasar. Bekerja sebagai buruh kasar dan diberi gaji imbalan sekedarnya. Orang miskin tidak layak punya cita-cita buat berpendidikan tinggi. Cukuplah mereka dipekerjakan oleh para cukong kaya nan menjadi penjajah ekonomi di daerah. Perjalanan nan tak mudah dicerna ketika seseorang nan begitu cerdas harsu kandas sebab kerasnya kehidupan nan harus dihadapi.

Hanya dengan keinginan nan sangat kuat dan komitmen nan tinggi nan akan mengangkat seseorang nan tak berpunya menjadi seseorang nan mampu memiliki apa nan dahulu tak dimilikinya. Pendidikan ini akan membukakan mata dan hati bahwa kehidupan ini niscaya dapat ditahlukan oleh orang-orang nan memang ingin menahlukannya. Kalau hanya pandai bermimpi namun tidak mau bekerja keras, ia hanya akan menjadi pemimpi tangan kosong. Bukan ini nan dimaksud oleh Andrea Hirata.

Andrea Hirata nan sederhana otu ingin semua pembacanya mengetahui bahwa keluasan mimpi itu tidak terbatas. Bahwa Allah Swt akan mengubah nasib seseorang kalau orang itu sendiri nan mau bangkit memperjuangkan perubahan bagi nasibnya. Kalau ia sendiri tidak ingin berubah, maka tak akan ada perubahan. Tidak boleh meletakkan nasib di tangan siapa pun lalu menantinya berubah. Ubahlah nasib sendiri dan bangkitlah dengan kedua kaki sendiri. Tak harus menanti uluran tangan orang lain. Ketika mimpi terwujud, alurkanlah tangan mewujudkan mimpi orang lain.



Nilai Sebuah Resensi

Menyimak resensi Laskar Pelangi akan membuat setiap generasi muda terbuka matanya. Seorang anak akan bersyukur telah mendapat hak pendidikan nan layak tanpa harus bersusah-susah bekerja buat bisa sekolah. Membaca resensi novel Laskar Pelangi juga akan membuka mata para tenaga pendidik saat ini. Apa sebenarnya nan menjadi tugas primer seorang guru terhadap anak didiknya.

Bagaimana memberi semangat kepada peserta didik buat bisa terus belajar dan berjuang meraih prestasi meski dengan kondisi nan minim fasilitas dan wahana pendidikan. Laskar Pelangi mengajarkan kepada para pendidik bahwa guru ialah seorang pejuang. Ia bukan semata-mata orang nan dipekerjakan buat mendapatkan gaji dan bayaran. Lebih dari itu ia punya tanggung jawab buat mendidik, menyemangati, memotivasi dan menggerakkan semangat berprestasi para peserta didiknya.

Seorang guru harus mampu tetap berjuang meskipun dalam kondisi sulit. Baik lingkungan loka ia mendidik, fasiltas nan tidak memadai, kondisi peserta didik nan menguji kesabaran, bahkan hingga pada titik puncak ketika ia bekerja tak dibayar. Disanalah puncak hakikat perjuangan seorang pendidik.



Mengenal Tokoh Laskar Pelangi

Ada banyak tokoh inspiratif dalam buku Laskar Pelangi. Melalui resensi buku Laskar Pelangi, kita bisa menyerap banyak karakter positif dari tokoh-tokoh nan disajikan Andrea Hirata. Diantaranya karakter seorang Ibu Muslimah sebagai tenaga pendidik nan cukup idealis dalam mengedepankan nilai perjuangan seorang guru.

Juga terdapat sosok Lintang sang peserta didik nan memiliki taraf intelektualitas di atas rata-rata. Sosok ayah dari Ikal nan cukup berperan sebagai orang tua nan memiliki dedikasi semangat memajukan pendidikan anaknya. Juga sosok Ikal sang tokoh primer nan mampu berkeliling global dengan kapital tekad dan azzam nan kuat buat dapat memperoleh pendidikan nan layak.

Andrea Hirata melalui Laskar Pelangi mampu menghadirkan aliran sastra baru nan sarat dengan nilai-nilai edukasi. Sastra edukasi merupakan terobosan baru nan dihadirkan Andrea Hirata melalui tetralogi Laskar Pelangi. Resensi buku Laskar Pelangi merupakan pelajaran bagi siapapun nan ingin maju dalam bidang pendidikan.