Sabar terhadap ujian dan musibah

Sabar terhadap ujian dan musibah

Indahnya kesabaran bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya ialah dengan menahan hawa nafsu amarah. Secara etimologi, sabar artinya dapat menahan dan mencegah.

Dalam Islam, sabar bisa diartikan sebagai sikap menahan diri buat melakukan keinginan dan meninggalkan embargo Allah SWT, atau sikap nan kukuh dalam menjalankan ajaran Islam saat timbul rasa nafsu, ketegaran ini dibangun di atas landasan Alquran dan Assunnah.

Di dalam surat Az-Zumar ayat 10, Allah SWT memuji orang-orang nan sabar dengan firman-Nya, “Hanya orang-orang nan bersabar akan diberi pahala mereka nan tak terbatas.”

Sabar merupakan proses menahan diri dari sesuatu nan dibenci, atau menahan sesuatu nan dibenci dengan penuh rida dan kerelaan. Sabar ialah bagian dari sifat terpuji nan dipunyai orang-orang beriman.

Dalam hal bersabar, umat muslim berpegang diri dan ingat akan pahala ketaatan terhadap Allah SWT, juga mengingat siksa nan sangat pedih dari Allah SWT. Boleh dibilang, sabar menjanjikan pahala dan tak sabar itu menjanjikan dosa.

Ibnu Salim menjelaskan, ada strata orang nan sabar, antara lain mutashabir, yakni orang nan berusaha buat bersabar; shabir, yakni orang nan sabar; dan shabhar, yakni orang nan sangat bersabar.

Kategori orang nan shabhar atau orang nan sangat bersabar, termasuk kategori orang nan kesabarannya sudah sebab Allah, dengan Allah, dan demi Allah. Indahnya sebuah kesabaran pun disinggung oleh Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Kesabaran ialah salah satu dari perbendaharaan surga.”

Rasulullah SAW pun bersabda ketika beliau ditanya tentang keimanan “Keimanan itu ialah kesabaran dan kemurahan hati.” Ali bin Abi Thalib juga pernah mengatakan, “Ingatlah, sungguh tak ada iman bagi orang nan tak memiliki sabar.”

Ada tiga macam strata sabar, nan dijelaskan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam Syarh Tsalatsatul Ushul, yakni sabar terhadap apa nan diperintahkan Allah SWT, sabar terhadap apa nan dilarang Allah SWT, dan sabar terhadap apa nan telah ditetapkan Allah SWT berupa ujian, musibah , dan cobaan.



Sabar terhadap perintah Allah SWT

Wujud sabar dalam perintah Allah SWT, yaitu dengan bentuk ridha terhadap apa nan sudah diperintahkan-Nya, dan menjalaninya dengan tulus sinkron kehendak-Nya. Menuntut ilmu termasuk perintah Allah SWT. Dalam menuntut ilmu, kita harus bersabar buat meraihnya.

Seperti nan diutarakan oleh Syaikh Nu’man, “Betapa banyak gangguan nan harus dihadapi oleh seseorang nan berusaha menuntut ilmu, dia harus bersabar buat menahan rasa lapar, kekurangan harta, jauh dari keluarga dan tanah airnya.

Dia juga harus bersabar dalam upaya menimba ilmu dengan cara menghadiri pengajian-pengajian, mencatat dan memperhatikan klarifikasi serta mengulang-ulang pelajaran.”

Banyak sekali contoh kesabaran dalam menjalankan perintah Allah SWT, termasuk sabar dalam menyalurkan ilmu, sabar dalam berdakwah, dan sabar dalam beribadah. Misalnya, ketika kita menjalankan ibadah puasa . Kesabaran diperlukan buat menjalani salah satu perintah Allah SWT ini.

Jika kita mengakhiri sahur, kemudian mempercepat berbuka, kita sudah melaksanakan perintah Allah SWT, sinkron kehendak-Nya. Begitu pula dengan perintah salat.

Jika sudah dilandasi dengan iman dan sabar, maka salat kita akan khusyu dan sinkron dengan perintah serta kehendak-Nya. Menyinggung soal sabar dalam melaksanakan ibadah salat, Allah SWT berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 45, “Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu.

Dan sesungguhnya nan demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang nan khusyu.” Jika kita sukses bersabar, kita pula nan merengguh indahnya sebuah kesabaran itu.



Sabar terhadap embargo Allah SWT

Kesabaran juga diperlukan dalam menjauhi embargo Allah SWT. Alasannya, segala embargo Allah SWT merupakan hal-hal nan menyenangkan hawa nafsu manusia. Untuk itu, diperlukan kesabaran dalam menangkalnya agar kita terhindar dari siksa barah neraka kelak.

Bersabar menahan diri dari kemaksiatan kepada Allah SWT, kata Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali, dilakukan buat menjaukan kita dari bahaya dunia, siksa kubur, dan akhirat. Sudah banyak umat terdahulu nan binasa sebab kemaksiatan mereka. Mereka ditenggelamkan Allah SWT ke dalam lautan nan luas, disambar halilintar, dimusnahkan oleh gelombang , dan ditelan perut bumi.



Sabar terhadap ujian dan musibah

Syaikh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al Madkhali mengatakan, “tidak ada satu gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tak ada suatu kejadian atau urusan melainkan Allah lah nan mentakdirkannya.

Maka bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah nan menimpa diri, baik nan terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain sebagainya nan merupakan takdir nan berjalan menurut ketentuan Allah di alam semesta.”

Dalam kehidupan, manusia sering ditimpa ujian dan musibah nan berat. Oleh sebab itu, kesabaran sangat dibutuhkan dalam menghadapinya. Kiranya sudah banyak teladan dari nabi-nabi Allah SWT buat urusan sabar dalam menghadapi ujian dan musibah ini.

Ambil contoh kehidupan Nabi Ayub AS. Beliau sering ditimpa ujian nan berat dan bertubi-tubi, seperti penyakit kulit dengan gatal-gatal nan luar biasa di seluruh tubuh, hingga diselimuti nanah dan belatung. Akibatnya, ia diasingkan oleh masyarakat. Hanya istrinya nan setia menemani.

Di tengah ujian tersebut, Nabi Ayub tetap melaksanakan perintah Allah SWT dan berzikir. Kesabaran nabi Ayub memang luar biasa dibandingkan kita nan sedikit-sedikit marah kepada Allah SWT sebab penyakit nan sebetulnya biasa saja.

Alquran mengabadikan kesabaran nabi Ayub dalam surat Al Anbiya ayat 83, “dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: (Ya Tuhanku), sesungguhnya saya telah ditimpa penyakit dan Engkau ialah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” Selain nabi Ayub, banyak sekali kisah para nabi Allah SWT tentang indahnya kesabaran .

Para sahabat nabi pun mencontohkan kesabaran. Mereka bersabar terhadap sedikitnya harta mereka. Ketenangan dirasakan mereka, sebab waktu luang buat bermunajat kepada Allah SWT semakin banyak. Berbeda jika harta itu bertambah dan datang pada mereka, mereka menangis. Sebab, mereka risi harta nan bertambah itu justru akan merusak akhirat mereka.

Cukup banyak firman Allah SWT dalam Alquran nan menjelaskan kesabaran dalam menghadapi cobaan, di antaranya surat Al Baqarah ayat 155, nan berbunyi,”Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah warta gembira kepada orang-orang nan sabar.”

Dan, surat Luqman ayat 17, nan berbunyi, “Dan bersabarlah terhadap apa nan menimpa kamu, sesungguhnya nan demikian itu termasuk hal-hal nan diwajibkan (oleh Allah).”

Lantas, bagaimanakah cara meraih indahnya kesabaran itu? Ada lima kiat nan diberikan oleh para ulama. Berikut gambaran dari kiat-kiat buat meraih kesabaran sehingga kita bisa merasakan indahnya arti dari sebuah kesabaran, diantaranya:

  1. Mengenal watak kehidupan global dengan semua kesusahannya. Penderitaan dan juga ujian merupakan salah satu dari watak global ini.
  2. Beriman dan meyakini takdir dari Allah SWT. Ketiga, meminta pertolongan kepada Allah SWT, bertawakal, dan kembali kepada perlindungan-Nya.
  3. Mengenal balasan serta pahala sabar.
  4. Percaya serta konfiden setiap masalah ada jalan keluar atau solusinya, Allah SWT menjadikan semua kesulitan itu ada solusi atau jalan keluar sebagai bentuk rahmat-Nya.