Pembelajaran dalam Proses Sosialisasi

Pembelajaran dalam Proses Sosialisasi

Manusia ialah makhluk sosial nan tak dapat hayati tanpa pengenalan dengan sesama. Pemenuhan kebutuhan dan aplikasi roda kehidupan memerlukan kegiatan berkesinambungan dan pemugaran interaksi dengan sesama dan makhluk lainnya. Itulah pentingnya pengenalan dini kepada antarindividu makhluk. Apa pengertian pengenalan ?

Sebagai individu manusia memiliki tabiat buat berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Itu tak bisa kita mungkiri. Selama ada kehidupan dan keberagaman alam tetap terjaga, pengenalan manusia dengan sesama akan terus terjadi dan berkesinambungan. Betapa krusial mengerti dan memahami pengertian sosialisasi diri dalam kehidupan.



Pengertian Sosialisasi

Perbedaan manusia dengan binatang ialah binatang melakukan segala sesuatu hanya berdasarkan nalurinya. Sementara, manusia menggunakan akalnya.

Akal dijadikan tolak ukur manusia dalam melakukan tindakan dengan baik dan sahih serta sinkron dengan anggaran nan telah dibuat oleh manusia itu sendiri. Aturan-aturan tersebut menjadi tolak ukur dalam bermasyarakat dan berkehidupan nan akhirnya menjadi Norma dan lama-kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan manusia.

Sosialisasi sangat diperlukan dalam hal perwujudan kehidupan bermasyarakat nan kita gunakan dalam belajar dan membelajarkan adaptasi diri terhadap sesama. Sangat diperlukan pemahaman akan pengenalan diri sebagai wujud konduite nan baik terhadap makhluk Allah nan lain. Mampu menjalankan pengenalan diri ke dalam kehidupan konkret ialah sangat penting.

Sosialisasi diri terhadap kehidupan bermasyarakat akan mampu membawa individu tersebut ke dalam kehidupan nan bermanfaat. Menjalani hayati tak bisa sendiri, tapi memerlukan keteguhan dan kekuatan mentalitas diri nan baik.

Manusia memiliki pemikiran dan daya tawar dalam pengambilan keputusan dalam bermasyarakat nan selalu berbeda dengan sesamanya. Kita bersinergi dengan cara kita masing-masing dan bersosialisasi berdasarkan pemikiran serta Norma kita nan baik dan bisa dipertanggungjawabkan.

Keanekaragaman pembiasaan bisa kita jumpai dalam berbagai hal. Contohnya, dalam hal makanan, ada nan makan jagung, ada nan makan nasi, dan ada nan makan kentang.

Selain itu, masih ada kebiasaan-kebiasaan nan dimiliki kelompok manusia. Kebiasaan tersebut meliputi berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, pendidikan, kekerabatan, agama, dan politik. Berikut ini diuraikan satu per satu.

  1. Aplikasi pengertian pengenalan dalam kehidupan ekonomi ialah manusia memerlukan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hajat hidupnya. Untuk itu, manusia perlu dibarengi dengan kemampuan dan keahlian dalam pekerjaan.

  2. Aplikasi pengertian pengenalan dalam kehidupan pendidikan ialah manusia wajib berusaha buat memperoleh pendidikan guna memperbaiki tingkat hidupnya.

  3. Aplikasi pengertian pengenalan dalam kekerabatan ialah manusia diperlukan buat bersosialisasi dengan kerabat sebagai tindakan keluhuran budi pekerti dan sambung tali silaturahmi kepada kerabat terdekat.

  4. Aplikasi pengertian pengenalan dalam agama sangat absolut diperlukan sebab tanpa adanya saling pengertian dalam bersosialisasi antarumat beragama, tak ada keharmonisan kehidupan antarumat beragama.

  5. Aplikasi pengertian pengenalan dalam politik ialah dengan saling pengertian dalam bersosialisasi, akan didapatkan hawa politik nan segar, tak saling meniadakan, tapi menyejukkan dan nyaman dalam pengelolaan negara secara bersama.

Setiap anggota baru dari kelompok (masyarakat) harus mempelajari Norma melalui proses nan dinamakan sosialisasi. Dengan kata lain, agar dapat menjadi anggota masyarakat, seseorang harus belajar kebiasaan-kebiasaan masyarakat nan akan ditinggalinya dan dijadikan loka kehidupannya.

Oleh sebab itu, pemahaman terhadap pengertian pengenalan sangatlah diperlukan mengingat kehidupan masyarakat sebagai individu sangatlah bergantung kepada kebersamaan dalam pencapaian tujuan hayati bersama. Pintu pencapaian kesetujuan hayati ialah dengan adanya pemahaman dalam pengertian pengenalan diri terhadap setiap tindakan-tindakan peran kehidupan.

Pengertian dalam pengenalan sangat diperlukan. Hal ini mengingat dengan sosialisasi, pengertian diri akan lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Koentjaraningrat, pengertian pengenalan ialah proses belajar nan dialami sejak masa kanak-kanak sampai masa tuanya. Ia belajar pola-pola tindakan dalam hubungan kehidupan dengan segala macam individu sekelilingnya nan mengedepankan dan mengutamakan keanekaragaman peran sosial nan ada dalam kehidupan sehari-hari.



Pembelajaran dalam Proses Sosialisasi

Dalam proses sosialisasi, perlu adanya pembelajaran tentang peran. Peran merupakan tindakan nan seharusnya dilakukan dan dipertanggungjawabkan oleh seseorang sinkron dengan status atau kedudukannya dalam masyarakat tersebut baik sebagai individu nan utuh ataupun masyarakat secara majemuk.

Tahapan nan terjadi pada perkembangan diri manusia dalam pembekalan terhadap pengenalan diri, di antaranya sebagai berikut.



  1. Tahap pertama

Tahapan ini mengedepankan pembelajaran dini diri dalam keluarga, sperti belajar berbicara, berjalan, menirukan kegiatan orang sekitar seperti orang tua, tetangga, atau orang nan sering berinteraksi dengannya. Saat ini individu belum bisa menentukan tindakan peran diri nan sinkron dengannya. Oleh sebab itu masih terdapat imitasi tindakan peran dalam proses pengenalan diri.



  1. Tahap kedua

Pada tahapan ini, individu yaitu anak tak hanya mengetahui tindakan peran diri nan harus dijalankannya, tapi juga menyadari, mengerti sedikit, dan bisa membedakan antara tindakan peran nan ia jalankan dengan peran orang lain. Misalnya, dalam bermain sepak bola ia menyadari adanya peran sebagai wasit, kipper , atau penjaga gawang.



  1. Tahap ketiga

Pada tahapan ini, proses pengenalan berlanjut dalam taraf nan lebih tinggi dan baik. Anak telah memahami sepenuhnya tindakan peran diri orang lain nan lebih luas. Melalui interaksi, ia mampu memilih peran nan ia kehendaki sehingga ia memiliki jati diri dalam mewujudkan keinginan diri dalam bersosialisasi sebab anak telah memahami pengertian sosialisasi dengan sempurna.

Pengertian proses pengenalan bisa berjalan baik, teratur, dan intensif jika masyarakat membentuk forum nan mendapat tugas spesifik dalam penanganan kebutuhan diri manusia buat berbagai keperluan dan tujuan baik secara benefit atau nonbenefit, seperti:

  1. forum keagamaan nan bisa menampung rasa keingintahuan dan ingin mengembangkan diri dalam sosial masyarakat,

  2. lembaga pendidikan nan bisa mengayomi dalam hal perolehan pendidikan,

  3. kesederajatan dalam pembelajaran hayati buat kehidupan nan layak,

  4. lembaga sosial dan politik nan mengayomi rasa keinginan dalam bersosial dengan sesama dan kebutuhan dalam berpendapat secara baik dan sahih melalui politik,

  5. serta forum ekonomi nan bisa menyinergikan keragaman keadaan ekonomi individu sosial sehingga bisa mempermudah pengenalan diri dalam masyarakat.

Dengan demikian, masyarakat bisa lebih memahami pengertian pengenalan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk dalam rangka menyediakan loka buat individu masyarakat berperan dalam menyosialisasikan nilai, norma, dan peranan nan harus dipelajari dalam kehidupan bersama.

Sosialisasi merupakan kegiatan nan bertujuan agar pihak nan perlu dididik dan diajarkan kebaikan akan diajak buat bisa mematuhi kaidah dan nilai kehidupan nan berlaku serta dianut oleh masyarakat tersebut dalam penyelenggaraan kehidupan bersama.

Tujuan pengertian pengenalan diterapkan dalam masyarakat, diantaranya ialah sebagai berikut.

  1. Guna membekali individu masyarakat dengan keterampilan nan mumpuni dan dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat nan bersinergi dengan kehidupan alam semesta

  2. Guna mengembangkan kemampuan dan keahlian berkomunikasi berdikari secara efektif dan efisien buat menunjang kehidupan, seperti membaca, menulis, dan berbicara

  3. Guna mengendalikan fungsi organik tubuh manusia melalui latihan mawas diri dan bertanggung jawab dengan tepat dan bijak

  4. Guna melatih dan membiasakan diri berperilaku nan sinkron dengan nilai dan keimanan pokok nan termaktub dalam kehidupan masyarakat.

Sosialisasi pada dasarnya berlangsung dan berlaku seumur hidup. Itu berlaku selama individu masyarakat tersebut masih mampu dan mau meningkatkan kemampuan serta keahliannya guna menjadi manusia nan berguna dan seutuhnya bagi kehidupan masyarakat.

Perubahan diri masyarakat menuju ke arah nan lebih maju dan baik bisa meningkatkan tingkat serta kulitas kehidupan masyarakat. Dalam proses tersebut, akan terjadi berbagai perubahan nilai, norma, dan perilaku. Sebagai anggota masyarakat, kita harus melakukan pembelajaran dan pemugaran dari perubahan tersebut secara konstan dan bertahap.

Melalui proses sosialisasi, individu masyarakat menjadi tahu dan mengerti bagaimana ia harus berperilaku dan bertabiat di tengah kehidupan masyarakat dan lingkungan. Proses pengenalan bisa diwarnai dengan cara berpikir dan Norma dalam kehidupannya. Akhirnya, individu tersebut akan terampil dan cakap dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat.

Sosialisasi dibedakan atas dua jenis, yaitu pengenalan utama dan pengenalan sekunder. Pengenalan utama merupakan pengenalan paling dini atau awal nan diterima individu masyarakat dari lingkungan keluarga.

Tempat asal pengenalan utama ialah keluarga sebab individu masyarakat secara generik lahir di tengah keluarga. Pengenalan utama bisa memengaruhi dan berdampak pada individu diri dalam hal ini ialah anak buat bisa membedakan akan dirinya dengan individu lain nan berada di sekitarnya. Seperti ayah, ibu, kakak, dan adik.

Sosialisasi utama ialah loka menanamkan nilai budaya, sosial dini, dan budaya nan baik serta sahih nan dianut keluarga. Contohnya, aturan-aturan dalam kehidupan keluarga, kehidupan beragama, dan kepecayaan atau keimanan.

Sosialisasi sekunder ialah lanjutan dari pengenalan primer. Pengenalan ini mengajarkan nilai-nilai baru dari luar lingkungan nan tak didapatkan di dalam lingkungan keluarga. Contohnya, pergaulan di sekolah, lingkungan loka bermain individu, dan lingkungan loka individu bekerja.

Berbagai pengalaman hayati nan diperoleh baik berasal dari individu itu sendiri ataupun orang lain, berguna bagi kehidupan kita sebagai individu masyarakat di masa mendatang. Dari pengalaman hidup, kita diajari cara hayati dalam kehidupan sebagai warga masyarakat dan negara nan baik dan bersahaja.

Pengalaman hayati bisa memengaruhi kita sebagai individu masyarakat dalam menghargai diri kita sebagai individu serta harkat dan prestise orang lain dengan memiliki kepribadian nan tangguh. Pengalaman hayati akan membentuk kepribadian individu nan paripurna melalui proses sosialisasi.

Dalam kehidupan bermasyarakat, tak semua individu mendapatkan kesempatan buat bersosialisasi dengan baik. Banyak kasus nan telah terjadi, pengertian pengenalan tak dipahami dengan baik dan benar.

Pengertian pengenalan hanya sebagai definisi lahiriah semata sehingga perwujudan pengenalan kehidupan berjalan timpang. Tidak adanya kata sepakat dalam pembentukan Norma baik akan melahirkan kebudayaan nan tak seimbang pula.