Mengenal Malaikat

Mengenal Malaikat



Ilmu Wajib

Ilmu Allah Swt itu ada di mana-mana. Tinggal manusia nan memutuskan apakah akan mengambil ilmu nan kegunaan itu atau tidak. Salah satu ilmu nan harus dipelajari ialah tentang malaikat. Jangan salah dalam memahami mahluk nan satu ini. Bila salah, maka dapat saja terjebak ke dalam kesyirikan. Misalnya, orang nan mengaku nabi akan merasa didatangi oleh jibril. Ia akan mengatakan bahwa bentuk jibril itu seperti ini dan seperti itu. Padahal jibril itu sudah tak lagi menyampaikan wahyu setelah Rasulullah wafat.

Lalu ada video tentang malaikat nan menaungi Ka’bah. Mahluk nan katanya mempunyai sayap ini digambarkan melayang dan terbang di antara para jamaah haji. Padahal malaikat nan terbuat dari cahaya ini mungkin tak akan dapat dilihat oleh mata telanjang. Jangan-jangan nan terlihat itu ialah jin nan menyerupai malaikat. Kehati-hatian terhadap warta nan beredar di manapun akan menghindarkan manusia dari mempercayai hal-hal nan tak perlu diyakini ada.

Selanjutnya banyak film nan menggambarkan malaikat turun ke bumi dan seolah menjelma menjadi seperti manusia biasa nan menangguhkan kematian seseorang agar orang itu dapat menuntaskan tugasnya. Padahal tak seperti itu dan tak ada penangguhan kematian. Ketika kematian memang telah ditetapkan, maka tak ada kata ditunda. Kisah dalam film ini membuat pemikiran manusia nan tak berilmu menjadi semakin terombang-ambing. Untuk itulah, belajar ilmu nan sahih itu harus dilakukan dengan sahih juga.

Bagi nan tahu apa dan bagaimana malaikat itu, ia tak akan mudah percaya dengan warta nan tak sahih tentang apa nan dikatakan oleh sumber apapun tentang malaikat. Walaupun malaikat ini ialah mahluk nan tak berdosa, ternyata di hadapan Allah Swt, manusia tetap mempunyai keistimewaan. Malaikat beribadah kepada Allah Swt dnegan ikhlas sebab mereka memang tak mempunyai nafsu. Sedangkan manusia beribadah kepada Allah Swt itu sebab ia sendiri mau dan merasa membutuhkan Allah Swt.



Meningkatkan Keimanan

Beribadah kepada Allah Swt tidaklah cukup hanya dengan menjalankan ibadah nan wajib saja, seperti shalat atau puasa di bulan Ramadhan, tetapi juga harus dibarengi dengan ibadah sunnah. Untuk memahami masalah itu, keimanan ialah kunci primer nan harus dipegang oleh setiap umat Muslim. Keimanan itu turun naik. Ada kalanya hati ini begitu lembut sehingga merasa sangat dekat dengan Sang Khalik. Namun, terkadang iman sedang turun dan tak mampu merasakan afeksi dari Allah Swt.

Agama Islam sebagai rahmatan lil’alamin telah menetapkan bagaimana faktor keimanan ialah kunci primer kokohnya keislaman seseorang. Untuk itulah Islam telah menetapkan adanya rukun iman nan harus dipercayai oleh setiap Muslim. Rukun Iman nan wajib dipercayai oleh setiap Muslim itu ada 6 (enam) perkara, yaitu:

1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Para Malaikat
3. Iman kepada Kitab-Kitab
4. Iman kepada Para Nabi
5. Iman kepada Hari Akhir
6. Iman kepada Takdir nan Baik dan nan Buruk.

Hal ini sinkron dengan firman Allah, “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang nan beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi …” (QS Al-Baqarah, 2: 177).
Juga dilengkapi oleh hadits Nabi saw., “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Akhir. Dan engkau beriman kepada takdir Allah, nan baik maupun nan buruk.” (HR Muslim). Keimanan itu akan membuat hati menjadi semakin damai dan menyadari bahwa akhir dari kehidupan ini memang bukan hanya sampai di dunia. Akhir kehidupan itu ada di akhirat.

Betapa meruginya bila melakukan sesuatu hanya mendapatkan laba global tanpa ada sedikit pun laba nan diraih bagi akhirat. Agar apa nan dilakukan itu bermanfaat, sudah saatnya menginvestasikan waktu beberapa saat mempelajari apa nan harus diketahui tentang semua rukun iman tersebut termasuk tentunya ilmu tentang malaikat ini. Tidak ada salahnya mempelajarinya di antara ilmu global nan semakin melenakan diri. Masing-masing diri hendaknya memberikan pengaruh nan baik kepada sesama.

Malaikat akan menjadi saksi bagi semua perbuatan nan baik itu. Misalnya, seorang guru menghukum muridnya nan datang terlambat atau nan tak masuk beberap kali dengan membaca beberapa ayat Al-Quran dan pengertiannya. Hal ini sebagai salah satu langkah agar anak-anak didiknya merasa bahwa Al-Quran itu wajib dimengerti dan diamalkan dan bukan hanya dibaca pada saat-saat eksklusif saja. Al-Quran itu ialah tuntunan nan pasti.



Mengenal Malaikat

Salah satu bentuk keimanan itu ialah iman kepada para malaikat. Iman kepada malaikat ialah keyakinan umat Muslim nan kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat nan diciptakan-Nya dari cahaya. Malaikat ialah kekuatan-kekuatan nan patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah Swt.

Malaikat berasal dari kata malak (bahasa Arab) nan artinya kekuatan. Mereka ialah hamba-hamba Allah nan dimuliakan sebab mereka tak pernah melanggar dan selalu patuh pada perintah-Nya. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat nan bertugas di sana. Sinkron tugas-tugasnya, para malaikat itu terbagi atas 10 (sepuluh), meskipun jumlah sebenarnya hanya Allah saja nan mengetahui. Dan tugas-tugas 10 malaikat inilah nan harus diketahui oleh setiap Muslim.

Kesepuluh malaikat itu ialah Malaikat Jibril, Malaikat Mikail, Malaikat Israfil, Malaikat Izrail, Malikat Munkar, Malaikat Nakir, Malaikat Raqib, Malaikat Atid, Malaikat Malik, dan Malaikat Ridwan.

Tugas dari 10 Malaikat
Sementara kesepuluh malaikat ini bertugas antara lain:
1. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul. Jibril-lah nan menjadi penghubung antara Allah dengan para nabi dan rasul-Nya.
2. Malaikat Mikail bertugas memberi rezeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil bertugas meniup terompet sangkakala pada hari Kiamat.
4. Malaikat Izrail bertugas mencabut nyawa manusia. Rasa sakit saat ruh kita dicabut, tergantung dari amal perbuatan kita.
5. Malaikat Munkar dan Nakir bertugas menanyakan dan melakukan inspeksi pada manusia di alam kubur tentang amal perbuatan nan mereka lakukan selama di dunia.
6. Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal baik nan dilakukan manusia, sedangkan Malaikat Atid bertugas mencatat segala amal jelek nan dilakukan manusia selama hidupnya.
7. Malaikat Malik bertugas menjaga pintu neraka. Penampilan mereka begitu menyeramkan sebab mereka berhadapan dengan manusia-manusia penghuni neraka.
8. Malaikat Ridwan bertugas menjaga pintu surga. Penampilan mereka begitu menyenangkan sebab mereka berhadapan dengan manusia-manusia penghuni surga.

Dibandingkan dengan makhluk-makhluk Allah lainnya, malaikat tak memiliki nafsu dan mereka selalu mendoakan manusia nan berbuat baik pada waktu-waktu eksklusif nan telah ditetapkan Allah. Apabila kita telah mengetahui dan memahami tugas malaikat Allah, tentu kita akan lebih beriman lagi.

Manfaat Percaya kepada Malaikat
Percaya atau beriman kepada malaikat sangat bermanfaat bagi umat Islam, beberapa di antaranya adalah:

1. Selalu melakukan perbuatan baik dan merasa malu saat melakukan perbuatan buruk, sebab dirinya merasa selalu diawasi oleh malaikat, yaitu malaikat Raqib dan Atid.
2. Berusaha melakukan amalan-amalan ibadah sunnah pada waktu-waktu eksklusif seperti pada sepertiga malam, dhuha, hari Jumat, dll sebab konfiden bahwa pada saat itu ada banyak malaikat nan siap mendoakan kebaikan buat kita.
3. Sifat-sifat malaikat nan selalu patuh pada Allah dan tak pernah menolak atau memberontak atas segala perintah membuat kita buat turut mengikutinya.
4. Betapa mengerikannya berhadapan dengan Malaikat Malik nan menjaga pintu neraka dan betapa menyenangkannya berhadapan dengan Malaikat Ridwan nan menjaga pintu surga, akan membuat kita selalu menjaga amal-amal perbuatan kita nan akan mendekatkan kita pada surga dan menjauhkan kita dari neraka.

Nah, sudah percaya atau berimankah kita pada para malaikat itu?