Asal-Usul Manusia dalam Ajaran Islam dan Pesan Moral

Asal-Usul Manusia dalam Ajaran Islam dan Pesan Moral

Perihal mengenai asal-usul manusia memang seringkali dibicarakan oleh beberapa ahli. Mereka meneliti asal-usul manusia dari beberapa sudut pandang. Entah secara ilmiah keilmuan atau ilmu nan sifatnya mistik atau spiritual. Asal-usul manusia memang sebuah cerita nan misterius dilihat dari segi apapun. Bagaimana tidak, manusia membicarakan asal usulnya sendiri, sedangkan keberadaan manusia itu saja sudah suatu keajaiban alam nan sangat besar.

Dunia ini memang penuh dengan misteri, salah satunya cerita tentang asal-usul manusia, dan itu ialah rahasia besarnya kehidupan di global ini. Sebuah teori mengatakan bahwa asal-usul manusia sejatinya berasal dari hewan homogen kera. Pendapat tersebut sempat diyakini beberapa waktu, dan dipercaya sangat luas, walaupun banyak juga nan menentangnya.

Penemuan hasil-hasil residu fosil manusia purba nan cenderung lebih mirip kera semakin mempertegas teori tersebut. Pendapat tersebut diyakini cukup lama. Tetapi kemudian justru menimbulkan berbagai spekulasi di antara para peneliti. Keberadaan teori tersebut hingga kini masih terus menjadi topik pembicaraan nan menyenangkan bagi para peneliti.

Teori asal-usul manusia nan paling terkenal tersebut dikemukakan oleh Darwin. Kemudian disusul dengan penemuan-penemuan oleh para peneliti lain. Dalam bidang keilmuan, teori nan mengemukakan asal-usul manusia dikenal juga dengan sebutan teori evolusi.

Dalam cerita asal-usul manusia, Indonesia juga ternyata memiliki andil nan cukup besar. Beberapa fosil manusia purba nan diteliti ditemukan di wilayah Indonesia. Anda mungkin ingat dengan nama Homo Wajakensis. Yaitu, sesosok fosil manusia purba nan ditemukan di daerah Wajak.

Sebenarnya, jauh sebelum teori-teori evolusi itu bermunculan, jauh sebelum para peneliti itu mulai "berpikir", rahasia tentang asal-usul manusia sudah berhembus. Dalam agama Islam, bercerita tentang asal-usul manusia berarti berbicara tentang kisah Nabi Adam dan Siti Hawa.

Asal-usul manusia seolah merupakan sebuah topik pembicaraan nan tak pernah habis dibicarakan. Hal ini merupakan hal nan paling hakiki, jauh sebelum perihal mengenai apapun dimuka bumi ini dibahas. Jauh sebelum perihal tentang ilmu alam, angkasa, dan jagat raya dibahas dan menjadi topik bagi semua umat manusia.

Siapakah manusia itu? Bagaimanakah cerita asal usul manusia? Dahulu, ketika para filsuf Yunani sibuk mencari dari mana asalnya sesuatu, termasuk bumi ini, datanglah seorang nan bernama Socrates. Kata Socrates, “ Pahamilah diri kalian sendiri sebelum kalian memahami nan lainnya .” Socrates sebenarnya ingin mengajak mereka buat berpikir dan mengenali diri sendiri, yaitu sebagai manusia. Ketika Al-Quran datang kepada umat manusia, klarifikasi mengenai manusia itu kemudian terjabarkan secara lebih terperinci.



Asal-Usul Manusia – Menurut Ajaran Islam

Pandangan atau pendapat tentang asal-usul manusia memang bermacam-macam. Salah satunya ialah cerita asal-usul manusia dari kacamata ilmu Agama Islam. Rasanya semua agama memiliki pandangan nan sama terhadap penciptaan manusia. Bahwa manusia ialah makhluk kreasi Tuhan. Dari pandangan agama kita lebih mendapatkan informasi nan memuaskan karena, sumber nan digunakan ialah berasal dari sang pencipta manusia itu sendiri.

Dalam Al-Quran Surat As- Sajdah ayat 7 disebutkan sekilas mengenai asal usul manusia, “Yang membuat sesuatu nan Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah” . Di dalam ayat lain disebutkan pula, “Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam nan dibentuk.” (QS. Al-Hijr: 26). Jadi, dalam Al-Quran dikemukanan dengan tegas bahwa Adam ialah manusia pertama nan diciptakan oleh Allah Swt.

Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah risi sebab takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan, ".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam nan diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).

Firman inilah nan membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap dalam kesombongannya dengan tak melaksanakan firman Allah.



Penciptaan dan Asal-Usul Manusia

Bagaimana Allah menciptakan manusia dari tanah itu? Benarkah bahwa dalam Al-Qur’an asal-usul manusia adalah tanah? Ayat nan lain menyebutkan berdasarkan proses nan berlangsung dari tanah menuju manusia, "Dan, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam loka nan kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian, Kami jadikan dia makhluk nan (berbentuk) lain. Maka, MahaSucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (Q.S. Al Mu’minuun: 12-14).

Jika mau meneliti dan memahami lebih jauh, firman Allah tersebut memiliki sebuah makna tersendiri nan nantinya berkaitan dengan cerita asal-usul manusia. Disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa manusia itu tercipta dari saripati. Saripati nan menjadi “bahan” buat membentuk manusia pada dasarnya ialah suatu proses manusia dalam mengolah kekayaan alam.

Apa nan kita makan semua berasal dari alam ini dan tertancap di dalam tanah. Nasi nan kita makan (beras), sayuran, buah-buahan, ialah bahan nan kegiatan proses pertumbuhannya besal dari tanah. Bahan-bahan makanan itulah nan setiap hari kita konsumsi menjadi energi atau tenaga buat melakukan aktivitas sehari-hari. Di sana ada saripati nan berasal dari tanah nan sangat berguna bagi tubuh manusia. Tidak heran jika dokter menyarankan kita buat banyak mengkonsumsi buah-buahan atau sayuran sebab di dalamnya mengandung saripati nan sangat berguna buat tubuh manusia. Terlihat jelas bahwa asal-usul manusia nan dari tanah itu sebenarnya ialah benar.

Jika dikaitkan dengan ilmiah, proses asal-usul manusia berlanjut ke dalam proses reproduksi. Rahim ialah loka “benih” manusia disimpan. Hingga, pada akhirnya menjadi segumpal darah dan Allah menyempurnakan bentuknya. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka tabir (apa nan terjadi di dalam rahim) ini sehingga kita mampu memahaminya. Al-Quran sendiri jauh sebelum ilmu dan teknologi itu muncul sudah menjabarkannya secara mendetail. "Kitab (Al Qur’an) ini tak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka nan bertakwa (yaitu) mereka nan beriman kepada nan gaib" (Q.S. Al-Baqarah: 2-3)



Asal-Usul Manusia dalam Ajaran Islam dan Pesan Moral

Dalam ayat-ayat Al-Quran di atas juga dalam proses asal-usul manusia, ada beberapa hikmah berupa pesan moral nan bisa kita ambil, di antaranya:

  1. Allah ialah satu-satunya Dzat Yang Hakiki nan menciptakan manusia. Dia nan menciptakan manusia maka Dia berkuasa atas segala manusia nan ada di global ini. Dia pun mengetahui apa nan dilakukan oleh manusia.

  2. Manusia telah diangkat derajatnya oleh Allah Swt. sampai seluruh malaikat pun diperintahkan buat bersujud. Namun, sayangnya setelah manusia itu berjalan di muka bumi mereka malah merendahkan derajatnya sendiri di hadapan Allah dengan cara tak mau tunduk dan turut kepada-Nya. Jadi, manusia nan akan diangkat derajatnya ialah manusia nan bertakwa kepada-Nya.

  3. Alam nan kita tempati ini mengandung banyak energi nan kita butuhkan buat menjaga kelangsungan hidup. Saripati nan kita ambil dari alam telah “membuat” kita hadir di global ini. Kita sehat sebab saat kita dalam kandungan, ibu kita mengkonsumsi saripati nan dihadirkan oleh alam. Karena itulah kita harus selalu menjaga alam ini dan tak berbuat kerusakan.

  4. Allah ialah Tuhan nan jauh dari keraguan. Mahasuci artinya Dia kudus dari segala berpretensi dan keraguan manusianya. Dia kudus dari segala sekutu nan dibuat oleh manusia.

Apa nan kita peroleh dari keterangan wahyu ini semoga bisa lebih ita yakini kebenarannya daripada hasil penelitian manusia nan sangat mungkin tak teliti. Disamping itu keprcayaan nan sahih akan membawa ita kepada derajat iman nan baik, tak ternoda oleh olah pikir manusia nan tak selaras dengan sumber informasi hakiki. Demiki semoga pembahasan ini bermanfaat dan bisa menjadi panduan berharga buat mengenal diri. Dengan mengenal diri kita akan mengenal Tuhan, dan terbebas dari kesalahan pandangan nan menyesatkan. amiin.