Lebih banyak fakta tentang korupsi:

Lebih banyak fakta tentang korupsi:

Kasus korupsi Artalita merupakan salah satu kasus suap pejabat publik nan banyak menyita perhatian publik. Hal ini sebab kasus nan dilakukan pengusaha wanita ini menyeret beberapa nama nan berlatar belakang sebagai penegak hukum.

Di antaranya terdapat nama jaksa Urip Tri Gunawan nan akhirnya juga turut divonis penjara sebab dugaan menerima suap dari Artalita.

Kasus korupsi Artalita pada awalnya berawal dari pengusutan kasus penyalahgunaan dana Donasi Likuiditas Bank Indonesia nan dilakukan oleh Samsul Nursalim. Samsul nan disangkakan menggelapkan dana masyarakat tersebut, melarikan diri ke luar negeri namun kasusnya tetap diusut oleh Kejaksaan melalui sebuah tim penyelidik nan dipimpin oleh jaksa Urip Tri Gunawan.

Kasus korupsi Artalita meledak, setelah terjadi penangkapan Jaksa Urip oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), usai sang jaksa menerima uang suap senilai 6 miliar dari Artalita. Penangkapan itu nan kemudian melebar hingga Artalita pun pada akhirnya dijerat dengan sangkaan melakukan penyuapan.



Suap Dalam Pemerintahan

Suap melibatkan menawarkan atau menerima sesuatu nan bernilai dalam situasi di mana orang nan menerima suap diharapkan buat melakukan layanan nan melampaui nya atau pelukisan pekerjaan normal.

Misalnya, pengendara motor nan ditilang buat parkir di loka nan salah mungkin menawarkan suap kepada polisi buat meminta dia buat merobek tiket tilang. Nah nan itu niscaya sudah sering Anda dengar, atau Anda alami sendiri, begitupun dengan penulis, sehingga ketika ada ‘operasi’ di jalan, pilihannya ada hanya dua, dua nan dimaksud dua puluh ribu rupiah.

Dan kadang ada anekdot dari rakyat nan merasa suap itu sudah budaya, kepala mereka mau kuliah lagi, atau ada mitra mereka (polisi) nan ingin menikah... lagi.

Meskpun di banyak daerah di dunia, suap dianggap kejahatan, dan bisa dihukum berat. Di daerah lain, suap lebih diterima secara sosial, nan bisa menempatkan beban berat pada orang-orang di jajaran bawah masyarakat, sebab mereka tak mampu buat menyuap pejabat dalam gaya nan mereka sudah saking terbiasanya jadi pasrah.

Banyak hal nan bisa digunakan sebagai suap. Sementara uang suap klasik, suap juga dapat lebih berwujud, dan mereka mungkin mencakup hal-hal seperti menawarkan real estate, benda-benda berharga, atau janji buat melakukan layanan eksklusif di masa depan.

Agar dianggap suap, nilai objek harus ditawarkan dan diterima dengan pemahaman bahwa orang nan menerima suap akan melakukan sesuatu sebagai balasannya. Ini membedakan suap dari hadiah nan ditawarkan dalam niat baik nan tulus, dan juga membedakan suap dari tipping, praktek di mana hadiah nan ditawarkan sebagai imbalan atas pelayanan nan baik.



Grease Money

Di daerah di mana para pejabat nya sahih benar sangat korup, mereka mungkin mengharapkan proses nan dinamakan "grease money" atau nan kita kenal sebagai pelicin, hanya buat sekedar melakukan tugas nan sebetulnya merupakan bagian dari pelukisan pekerjaan mereka, seperti meninjau pelaksanaan visa atau bahan nan dibawa nan diperiksa melalui bea cukai.

Dalam hal ini, orang-orang dari daerah-daerah di mana penyuapan ialah ilegal mungkin diperbolehkan buat menawarkan ‘uang minyak’, dengan pengertian bahwa jika tidak, tugas ini tak akan terwujud lancar, akan dihambat para pejabat, sebab mereka tak profesional, mereka hanya mau berkerja kecuali ada fee di luar gaji pemerintahan, nan diberikan kepada penawar tertinggi.

Suap dapat berada di garis sangat tipis, dan disparitas budaya kadang-kadang bisa menyebabkan kebingungan. Dalam beberapa budaya, misalnya, menawarkan tip bisa dianggap suap, sementara di lain, kegagalan buat memberi tip akan ditafsirkan sebagai ofensif.

Sogokan jenis ini termasuk tradisi Kompleks asal Timur Tengah ialah contoh dari situasi nan membingungkan, sogok tak dipandang sebagai suap di Timur Tengah, dan bahkan sistem mapan suap ada di beberapa negara Timur Tengah, dan itu sepenuhnya dibedakan dari sogok oleh warga setempat.

Barangkali alam pikiran di Timur Tengah itu mirip mirip di Indonesia, dalam bentuk kadeudeuh atau saweran. Kadeudeuh ialah konsep Sunda di mana orang nan dihormati oleh warga akan menerima konsep terima kasih, secara bersama sama, entah di buatkan rumah oleh warga, di berikan fasilitas buat berkerja dsj, oleh sebab itulah pesepakbola tim Persib Bandung pada masa semi pro, di janjikan berkerja di instansi pemerintahan sebagai bentuk kadeudeuh.

Tergantung pada peraturan daerah, suap bisa dituntut dan dihukum dengan denda, penjara, atau kompensasi. Terutama di negara-negara nan didasarkan pada cita-cita egaliter, suap sering dipandang sebagai terutama ofensif, sebab menghapus delusi bahwa semua anggota masyarakat nan sama ketika seseorang pada dasarnya bisa membeli nikmat atau keterampilan orang lain dengan suap nan tepat.

Contohnya Bank Global memperkirakan bahwa lebih dari $ 1 triliun dolar AS (USD) nan dibayarkan setiap tahun di dalam bentuk suap - nan hampir sama dengan produk domestik bruto India. Negara-negara di mana korupsi paling generik terlibat suap ialah Somalia, Myanmar, Irak, Haiti dan Afghanistan.



Lebih banyak fakta tentang korupsi:
  1. Negara-negara di mana perusahaan besar nan paling mungkin buat menawarkan suap kepada pejabat senior di negara lain ialah Rusia, Cina, Taiwan dan Australia.
  2. Denmark, Selandia Baru, Swedia dan Singapura menempati peringkat sebagai negara paling higienis dari korupsi di dunia.
  3. Setidaknya satu dari empat orang di global membayar beberapa bentuk suap setiap tahun.


Kasus Korupsi Lainnya

Kasus korupsi Artalita bukan satu-satunya kasus pencurian uang rakyat nan terjadi di Indonesia. Masih banyak kasus lain nan nilainya tidak kalah besar dari nilai uang nan disangkakakan pada Artalita dan kroninya.

Kasus nan sudah masuk ke termin persidangan ialah kasus defleksi pajak nan menjerat tersangka Gayus Tambunan. Mantan pegawai direktorat pajak departemen keuangan nan terakhir memiliki jabatan golongan III A ini, diduga menerima uang suap hingga ratusan miliar. Pemberinya ialah para wajib pajak nan dibantu oleh Gayus buat menurunkan nilai pajak sebenarnya nan harus dibayarkan.

Dan Gayus tak sendirian di direktorat perpajakan. Salah satu mantan pejabat di direktorat tersebut pun diduga memiliki keterlibatan dalam penggelapan pajak. Nilainya pun tak tanggung-tanggung, mendekati angka 1 triliun.

Pelakunya ialah mantan kepala kantor pajak pratama, yakni Bahasyim. Modus nan dilakukan pun serupa dengan apa nan dilakukan oleh gayus, yakni menggelapkan nilai pajak dari para wajib pajak. Dan dari para wajib pajak nan nilainya diturunkan kewajibannya, Bahasyim pun menerima uang terima kasih sebagaimana nan diterima oleh mantan anak buahnya, Gayus Tambunan.

Kasus kasus korupsi tersebut menunjukkan bahwa pejabat di Indonesia masih banyak nan rakus terhadap uang. Untuk itu, tindakan nan tegas kiranya perlu dilakukan. Seperti nan pernah dilakukan oleh pemerintahan China, nan menghukum wafat para koruptor di negeri tersebut. Tak peduli berapa besar nilai nan dikorupsi, semua akan dihukum mati.

Dan dampaknya pun sangat jelas, nilai korupsi dan budaya korupsi di negeri komunis tersebut pada saat ini turun drastis dan negeri tersebut berkembang pesat sebagai salah satu pusat kekuatan ekonomi dunia. Indonesia, tidak ada salahnya meniru.