Perkembangan Islam di Afrika - Keragaman Islam

Perkembangan Islam di Afrika - Keragaman Islam

Awal perkembangan Islam di Afrika bisa dilacak sejak abad ke-7 M ketika Nabi Muhammad SAW menyarankan sejumlah sahabat buat menghindari penindasan kaum kafir Mekkah dengan hijrah menyebrangi Bahari Merah ke Kerajaan Kristen Abisinia (saat ini Ethiopia) nan diperintah oleh al-Najashi. Perjalan tersebut menjadi awal mula cerita perkembangan Islam di Afrika.

Islam bukan hanya milik masyarakat nan tinggal di Benua Asia saja. Islam juga berkembang dan diyakini oleh masyarakat nan datang dari luar Benua Asia. Sebut saja dengan lantang masyarakat nan tinggal di Benua Afrika. Sejarah berbicara bahwa perkembangan Islam di Afrika juga terjadi.

Apa nan tak mungkin bagi Allah Swt? Tidak ada. Bagi Allah semua mungkin. Termasuk "memilih" umatnya. Masyarakat Afrika nan memeluk Islam dan menjadi tokoh dalam perkembangan Islam di Afrika ialah mereka nan dipilih Allah.

Dalam tradisi Islam, peristiwa ini disebut hijrah pertama. Afrika menjadi loka berlindung pertama bagi kaum muslimin dan loka pertama bagi tumbuhnya Islam di luar Semenanjung Arab. Perkembangan Islam di Afrika pun dimulai pada cerita ini.

Perkembangan Islam di Afrika maupun di negara-negara lain niscaya tak lepas dari cerita sejarah nan dibawa oleh para sahabat nabi. Perkembangan Islam di Afrika menyuguhkan cerita nan berbeda. Berbeda dengan perkembangan Islam di kawasan Asia dan juga Eropa.



Perkembangan Islam di Afrika Awal

Perkembangan Islam di Afrika dimulai sejak beberapa ratus tahun nan lalu. Tujuh tahun setelah Nabi Muhammad SAW mati (639 M), bangsa Arab bergerak menuju Afrika. Dalam dua generasi, Islam telah menyebar di Afrika Utara dan seluruh wilayah Maghribi Tengah.

Pada abad berikutnya, perkembangan Islam di Afrika dimudahkan dengan adanya konsolidasi jaringan perdagangan muslim nan berkaitan dengan garis keturunan, perniagaan, dan persaudaraan sufi, telah sedemikian kuat di Afrika Barat sehingga pengaruh politik dan kekuasaan kaum muslimin begitu besar.

Pada masa pemerintahan Umar II, Gubernur Afrika saat itu, Ismail ibnu Abdullah, dapat menarik orang Berber ke dalam Islam dengan pemerintahannya nan adil. Perkembangan Islam di Afrika mendapat dukungan dari pihak pemerintahan saat itu. Sebelumnya, Abdallah ibnu Yasin telah merintis dakwah Islam nan dapat merangkul ribuan orang Berber ke dalam Islam.



Perkembangan Islam di Afrika - Kerajaan-Kerajaan Islam

Perkembangan Islam di Afrika kemudian berlanjut pada abad-abad berikutnya. Pada pertengahan abad ke-11, Kerajaan Kanem nan pengaruhnya menyebar hingga Sudan beralih ke Islam. Sementara di Afrika Barat, penguasa Kerajaan Bornu juga memeluk Islam. Selanjutnya, penduduk kerajaan-kerajaan tersebut dengan patuh mengikuti para penguasanya.

Perkembangan Islam di Afrika tergolong cepat dan membahagiakan. Ibnu Batutah, penjelajah termasyhur dari abad ke-14, bahkan memuji kesalehan umat Islam Afrika dengan mengatakan bahwa masjid-masjid penuh dengan jamaah pada hari Jumat sehingga orang nan tak datang lebih awal tak akan kebagian loka duduk. Pada abad ke-16, penguasa Kerajaan Quaddai dan Kerajaan Kano memeluk Islam.

Pada abad ke-18, Kekhalifahan Sokoto di Nigeria, nan dipimpin Usman dan Fodio, berperan besar dalam menyebarkan Islam. Tokoh tersebut menjadi tokoh dalam perkembangan Islam di Afrika . Saat ini, Islam merupakan agama mayoritas di Afrika, terutama di Afrika Utara dan Timur Laut, juga di daerah Sahel. Islam menjadi bagian dari keragaman budaya, adat, dan hukum di berbagai bagian Benua Afrika.



Perkembangan Islam di Afrika - Keragaman Islam

Perkembangan Islam di Afrika tak tidak aktif dan terus terbentuk kembali oleh perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan politik. Islam Afrika memiliki dimensi lokal dan global. Di taraf lokal, kaum muslimin (termasuk muslimin Afrika) menjalankan agamanya secara otonom dan tak memiliki organisasi internasional nan mengatur praktik keagamaan mereka. Fenomena ini menyebabkan disparitas dan keragaman praktik keagamaan Islam di Benua Afrika.

Bagaimanapun, di taraf global, kaum muslimin Afrika merupakan bagian dari umat, komunitas Islam dunia, dan dengan antusias mengikuti perkembangan isu-isu serta peristiwa terbaru nan mempengaruhi global Islam. Perkembangan Islam di Afrika pun mengikuti perkembangan Islam di belahan global lain. Dengan adanya globalisasi dan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi informasi, kaum muslimin Afrika kian berkembang dan menjaga kedekatan mereka dengan global Islam nan lebih luas.

Kaum muslimin Afrika, seperti kaum muslimin lain di Asia, Timur Tengah, dan di seluruh dunia, tampaknya sedang berjuang menentukan arah Islam di masa depan. Pada akhirnya perkembangan Islam di Afrika melahirkan banyak hal.

Inti perjuangan tersebut berkaitan dengan masalah jalan nan harus ditempuh umat Islam dalam menjalankan agamanya. Mayoritas umat Islam tampaknya memilih berada di jalur moderat nan toleran. Namun, sebagian lagi, nan jumlahnya nisbi kecil tetapi terus bertambah, menginginkan bentuk keagamaan nan lebih ketat, nan mendikte dan mengontrol semua aspek dalam masyarakat. Cerita seperti itupun mewarnai perkembangan Islam di Afrika.



1. Perkembangan Islam di Afrika - Golongan Sufisme

Perkembangan Islam di Afrika juga melahirkan golongan Sufisme di kalangan masyarakat. Sufime memiliki banyak pengikut di Afrika Barat dan Sudan. Di wilayah ini, terdapat berbagai genre sufi. Tarekat Muridiyah memiliki jutaan pengikut di Senegal dan Gambia.

Dalam perkembangan Islam di Afrika, Genre ini didirikan oleh Amadou Bamba. Tarekat Tijaniyah memiliki banyak pengikut di Afrika Barat, yakni di Mauritania, Mali, Niger, Senegal, dan Gambia. Genre tarekat ini sebenarnya berasal dari Afrika Utara. Sidi Ahmad al-Tijani (1737-1815 M), nan lahir di Aljazair dan mati di Maroko mendirikan Tarekat Tijaniyah pada 1781 M.



2. Perkembangan Islam di Afrikan - Golongan Syariah

Syariah juga menjadi golongan muslim nan ada dan diakui dalam perjalanan perkembangan Islam di Afrika. Sebagian besar negara Afrika membatasi penerapan syariah hanya buat masalah-masalah "hukum status pribadi", seperti pernikahan, perceraian, warisan, dan hak asuh anak. Kecuali di Nigeria dan Somalia, sekularisme tak mendapat tentangan serius di Afrika. Di sebagian besar wilayah, Muslim dan nonmuslim hayati berdampingan secara damai.

Perkembangan Islam di Afrika benar-benar menyebar ke berbagai wilayah Afrika. Populasi umat Islam terbesar di Afrika Sub-Sahara tinggal di Nigeria. Pada 1999, negara-negara bagian di Nigeria bagian utara menerapkan syariah. Sementara Mesir, salah satu negara nan populasi umat Islamnya paling besar di Afrika, menyatakan syariah sebagai sumber primer hukum di negara tersebut. Namun, hukum pidana dan perdata di Mesir sebagian besar berasal dari hukum Prancis.



Perkembangan Islam di Afrika Terbaru

Arab Saudi dan Iran merupakan dua negara nan bisa dikatakan sedang berebut pengaruh dalam perkembangan Islam di Afrika. Lembaga-lembaga dari Arab Saudi membangun masjid-masjid dan islamic center di Afrika. Masjid-masjid dan islamic center tersebut dikelola oleh orang-orang orisinil Afrika nan telah dididik di Timur Tengah.

Sementara itu, Iran tak hanya menyebarkan Islam versi mereka (syiah), tetapi memperluas perdagangan dengan negara-negara Afrika. Perdagangan juga nyatanya berperan krusial dalam perkembangan Islam di Afrika. Negara-negara Islam Afrika nan menjadi tujuan ekspor Iran, antara lain Sudan, Libia, dan Tunisia. Iran juga mengimpor bahan mentah dan pupuk dari Maroko, Tunisia, dan Senegal.