Kitab Kuning - Kitab Fiqh di Pesantren

Kitab Kuning - Kitab Fiqh di Pesantren

Istilah Kitab Kuning niscaya tak asing bagi Anda umat Islam. Saya masih belum mengerti mengapa suatu kitab nan merupakan interpretasi ajaran agama dapat menjadikan orang-orang berubah. Entah menjadi sangat baik hati, berakhlak mulia, di suatu sisi dan menjadi kejam, jahat, tidak berperi humanisme pada sisi lainnya.

Inilah imbas peradaban ada nan mempelajari wilayah klasik, menafsirkannya dengan suatu tujuan tertentu. Bila tujuannya kepada kebaikan maka kebaikanlah nan diperoleh. Bila tujuannya buat menghancurkan dan kerusakan maka kerusakanlah nan diperoleh begitu pula kisah-kisah nan tercantum dalam Kitab Kuning.

Kitab Kuning secara anekdot selama ini dipahami sebagai kitab Arab gundul. Yang dijual di toko khusus, berbarengan dengan dijualnya segala sesuatu nan berbau tanah Arab, misalnya tasbih, kurma kering, minyak misik, cangkir dan teko gaya padang pasir, surban, permadani, celak mata, bahkan tenda Arab.

Jika menjual Kitab Kuning saja itu jauh lebih di pahami. Oleh sebab Kitab Kuning itu merupakan alat paling afdal dalam pembelajaran di pesantren agama Islam.



Kitab Kuning dan Cerita Mula

Awalnya, Kitab Kuning ialah istilah nan agak menghina padahal makna asalnya ialah buku literatur klasik Islam dalam bahasa Arab nan kebetulan pula disebut klasik. Dituliskannya melalui cara klasik ofset.

Warna kertas kuning buram pada Kitab Kuning nan dipilihnya merupakan kertas khas paypir Arab nan memang kertas kualitas bagus. Warnanya kuning dan tahan lama, tak mudah didekati rayap atau kecoak.

Kitab Kuning banyak dibaca dan dikaji di pesantren salaf. Sejak kapan istilah ini dibuat tak ada nan mau mengaku sebagai penyebutnya. Padahal istilah lain nan lebih familiar dikenal di kalangan internal pesantren ialah kitab gundul atau kitab ulama klasik (masa Sahabat, atau masa Thabiin).



Membaca Kitab Kuning

Membaca Kitab Kuning itu gampang-gampang susah dan lebih baik dibuat sangat susah sebab bagi nan tak memiliki dasar membaca tulisan Arab. Namun, terlalu banyak kisah buruk di grup chating internet nan para lulusan sekolah generik nan memegang Kitab Kuning saja tak pernah tapi sanggup berfatwa bagai dewanya para kyai.

Modalnya ialah buletin jumat dan majalah Islam, barangkali sebagian ilmu itu diperoleh ketika mendengar pada saat pengajian dan ada pula terjemahan Kitab Kuning nan beredar di toko buku. Kitab Kuning memang harus dibuat susah dibaca.

Ada juga kisah lain dari Kitab Kuning yaitu, bagi para lulusan pesantren terkadang melihat Kitab Kuning sebagai bilah-bilah sembilu yang pilu nan kelak memberikan mereka ingatan akan selempang rotan nan dilepaskan oleh para kyai dan ustadz pada saat mengaji berlangsung.

Jika salah membaca harokat pada Kitab Kuning rotan itu melayang! Salah memberi tafsiran pada Kitab Kuning, dipukul lagi! Salah menyebut catatan kaki, pukul lagi! Bahkan menyalahkan isi suatu Kitab Kuning sebagai tafsiran terhadap Kitab Kuning nan tengah dibaca niscaya juga akan dihujani pukulan dari rotan! Oleh sebab itulah walau populer di kalangan santri, Kitab Kuning itu tak selalu mengesankan.

Belajar Kitab Kuning juga sekaligus mempelajari bahasa Arab, serta tata bahasanya. Sehingga mempelajari Kitab Kuning terkadang pula mempelajari keanggunan serta kehebatan sang penulisnya dalam sastra Arab.

Beberapa Kitab Kuning berkaitan dengan sastra sering kali digunakan sebagai baku mempelajari bahasa Arab. Dibawah ini Kitab Kuning baku nan harus dipelajari para santri nan tengah menimba ilmu di pesantren :

Beberapa kitab klasik primer atau Kitab Kuning dalam bidang pembelajaran Agama dan kebangsaan

  1. Mukhtasor Hidayatul Hiyari
  2. Al Fasl fil Milal wa an-Nihal
  3. Milal wan-Nihal
  4. Al Munadzomat Al Yahudiyah
  5. Al Radd alan Nashara

Kitab Kuning nan berkaitan dengan pentingnya dakwah Islam

  1. Asy-Syauri
  2. Al Usul al-Ilmiyah lida'wati as-Salafiyah
  3. Ad-Durus al-Muhimmah
  4. Al Aqabat
  5. Al Washaya Al Ashr

Kitab Kuning buat Pengkajian Aqidah Islam

  1. Al-Ibthal
  2. Al Qadhaya al-Kulliyyah
  3. Al-Qaul al-Mukhtar fi Hukmil Isti'anah bil Kuffar
  4. Al Wala' wal Barra' fil Islam
  5. As'ilah wa Ajwibah

Kitab Kuning, kitab tafsir buat Alquran. Kita tafsir ini ditujukan sebagai pembanding antara suatu pemikiran dan intepretasi Alquran dari satu ulama kepada ulama lainnya. Yang bermanfaat kepada pembelajaran wilayah kontroversial dalam ajaran Islam misalnya, permasalahan furu ibadah syariah, di antara nan populer :

  1. Tafsir Al Jalalain
  2. Tafsir Ibnu Katsir
  3. Tafsir Al Qurtubi
  4. Tafsir Al Baghawi
  5. Tafsir Al Baidhawi

Selain permasalahan itu, sebenarnya terdapat ratusan permasalahan bab tersendiri nan dipelajari dalam pesantren. Kitab Kuning nya saja tak terhitung, namun di sini dapat diuraikan permasalahan apa saja nan dipelajari di pesantren. Yaitu :

  1. Ushul Tafsir
  2. Muhkam Dan Mutasyabih
  3. Hukum Dalam Quran
  4. Ilmu Tajwid Dan Qira'at
  5. Bahasa Quran Dan I'rabnya
  6. Nasikh Mansukh
  7. Keutamaan Al Quran dan Adabnya
  8. Kajian Al Quran
  9. Hadits dan Ilmu Hadits
  10. Fiqh dan Ilmu Fiqh


Kitab Kuning - Kitab Fiqh di Pesantren

Berkaitan ilmu fiqh, barangkali inilah bidang nan paling diseriusi di pesantren. Karena bidang fiqh inilah nan menjadi tolok ukur keberhasilan suatu pesantren mengemban misinya, yakni menyebarluaskan ajaran Islam di masyarakat dalam fungsi normatifnya. Ilmu Fiqh menjadi bagian dari Kitab Kuning .

Setiap calon ustadz (laki-laki) dan asatidz (perempuan) keluaran pesantren harus mampu memahami apa saja perbandingan fiqh mazhab antara satu dengan lainnya agar bisa diterapkan secara praktis di masyarakat. Berikut di bawah ini lampiran Kitab Kuning nan wajib dipelajari seorang santri.

Dan sebab di Indonesia itu sebagian besarnya ialah Ahlussunah wal Jamaah, maka Kitab Kuning nan dipelajari ialah Kitab Kuning dari para Imam Fiqh nan empat, yaitu Imam Syafii, Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam Hanafi. Tidak menutup kemungkinan di luar Imam nan empat sebagai perbandingan saja.

Daftar nama kitab-kitab fiqh madzhab Hanafi klasik antara lain sebagai berikut:

  1. Majma' al-Anhar
  2. Al Ikhtiyar lita'lil al-Mukhtar
  3. Al Jauharah an Nayyirah
  4. Nurul Idhah
  5. Al Ghrratul Munifah
  6. Al Bahr al-Ra'iq
  7. Al Mukhtar

Daftar nama kitab-kitab fiqh madzhab Maliki klasik antara lain sebagai berikut:

  1. Bidayatul Mujtahid
  2. At Talqin fil Fiqh al Maliki
  3. Adz Dzakhirah fil Malikiyyah
  4. Al Kafi
  5. Al Mudawwanah

Daftar nama kitab-kitab fiqh madzhab Syafii klasik antara lain sebagai berikut:

  1. Al Umm
  2. Raudhah at Thalibin wa Umdah al-Muftin
  3. Mugni al Muhtaj ila Makrifati Ma'ani Alfadzi al Minhaj
  4. Minhajut Thalibin wa Umdatul Muttaqin
  5. Allubab fi Fiqh al-Syafi'i
  6. Matnu Abi Syuja'
  7. Ghayatul Bayan
  8. Mukhtasor Al Muzanni
  9. Al Bayan fi Madzhab al Imam As-Syafi'i
  10. Nihayatul Matlab
  11. Umdatus Salik
  12. Syarh al-Mahalli ala al-Minhaj
  13. Ghayatu Talkhis al Murad

Daftar nama kitab-kitab fiqh madzhab Hambali klasik antara lain sebagai berikut:

  1. Al Kafi
  2. Al Inshaf
  3. Syarh Muntaha al-Iradat
  4. Mandzumat al-Mufrodat
  5. Al Mughni

Dari hamparan judul Kitab Kuning di atas, sebenarnya ada pula terbit di Indonesia dan dijual bebas di berbagai toko buku, Kitab Kuning hasil terjemahan alias kitab tak lagi kuning. Tafsir Jalalain misalnya sudah ada buku terjemahannya.

Dan sekali lagi di tegaskan, memang lebih baik mempelajari Kitab Kuning di pesantren, dibandingkan sekadar membaca terjemahannya saja. Karena mempelajari terjemahan dapat membuat Anda lost in translation artinya galat memahami, sementara itu tak ada selewang rotan nan akan memperbaiki kekeliruan Anda.