Adab Berdzikir

Adab Berdzikir

Kita sering melihat orang nan lupa berdzikir setelah menunaikan shalat. Padahal, walaupun tak termasuk bagian dari ibadah fardhu, dzikir juga memiliki keutamaan. Dzikir dilakukan Rasulullah Saw. dan diajarkan kepada para sahabat. Mengenai dzikir atau mengingat Allah, dijelaskan dalam banyak ayat, di antaranya:

“Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku pasti Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah [2]:152).
Rasulullah bersabda, “Permisalan orang nan berdzikir kepada Allah dengan orang nan tak berdzikir kepada Allah ialah seperti orang nan hayati dan mati.” (HR. Bukhari, no.6407 dan Muslim 1/539 no.779).



Fadhilah Dzikir

Dzikir memiliki banyak keutamaan nan disebutkan juga dalam Al-Quran dan Sunah. Menurut Ustadz Zainal Abidi, beberapa di antara keutamaan dzikir ialah sebagai berikut.

  1. Dzikir ialah wahana buat mendapatkan ketenangan hati dan melepaskan diri dari perasaan negatif.
  2. Dzikir menjadi nur (cahaya) bagi para pelakunya.
  3. Dzikir merupakan pembatas manusia dari perbuatan keji dan mungkar.
  4. Dzikir akan melindungi kita dari berbagai macam godaan setan.
  5. Dzikir akan membuat kita dimudahkan dalam setiap kesulitan nan datang.
  6. Dzikir akan memperkuat ketakwaan kepada Allah Swt.


Keutamaan Dzikir setelah Shalat

Satu kepastian bahwa dzikir dan do’a ialah sebaik-baik amalan nan mendekatkan diri seorang muslim kepada Rabbnya, bahkan ia merupakan kunci semua kebaikan nan diinginkan seorang hamba disunia dan akhirat.

Kapan saja nan Allah Ta’ala berikan kunci ini pada seorang hamba maka Allah Ta’ala inginkan ia membukanya dan jika Allah menyesatkannya maja pintu kebaikan tersisa jauh darinya, sehingga hatinya gundah gulana, bingung, pikiran kalut, depresi dan lemah semangat dan keinginannya. Apabila ia menjaga dzikir dan do’a serta terus berlindung kepada Allah maka hatinya akan tenang, sebagaiman firman Allah Swt:

(yaitu) orang-orang nan beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram .” (QS. Arra’du :28)

Allah Swt berfirman menjelaskan arti krusial dan kedudukan dzikir dalam banyak ayatnya, di antaranya:

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan nan muslim, laki-laki dan perempuan nan mu’min, laki-laki dan perempuan nan tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan nan benar, laki-laki dan perempuan nan sabar, laki-laki dan perempuan nan khusyu’, laki-laki dan perempuan nan bersedekah, laki-laki dan perempuan nan berpuasa, laki-laki dan perempuan nan memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan nan banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan buat mereka ampunan dan pahala nan besar. ” (QS. Al Ahzaab. :35)

Hai orang-orang nan beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir nan sebanyak-banyaknya. ” (QS. Al Ahzaab :41)

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (denga menyebut) Allah, sebagimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang nan mendo’a:”Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. ” (QS. Al Baqorah :200).

Demikian juga Rasulullah Saw telah menjelaskan secara gamblang arti krusial dan kedudukan dzikir pada diri seorang muslim dalam banyak haditsnya, diantaranya:

Dari Abu Musa , beliau berkata: telah bersabda Nabi n : “permisalan orang nan berdzikir kepada Allah dan nan tak berdzikir seperti orang nan hayati dan mati ”. (HR. Bukhori dalam Shohihnya, kitab Ad Da’awaat , Bab Fadhlu Dzikrullah , No. 6407).

Dari Abu Hurairoh, beliau berkata: “Al Mufarridun telah mendahului” mereka bertanya: ‘Siapakah Al Mufarridun wahai Rasululloh?’ beliau menjawab: “Laki-laki dan perempuan Yang banyak berdzikir” ” (HR. Muslim dalam shohihnya, kitab Ad Du’a wa Dzikir wa Taubah wal Istighfar , bab Al Hats Ala Dzikr , no. 2676).



Adab Berdzikir

Berdzikir memiliki adab-adab nan perlu diperhatikan dan diamalkan, diantaranya:

  1. Ikhlas dalam berdzikir mengharap ridho Allah.
  1. Berdzikir dengan dzikir dan wirid nan telah dicontohkan Rasululloh, sebab dzikir ialah ibadah. Telah lalu klarifikasi Ibnu Taimiyah tentang hal tersebut.
  1. Memahami makna dan penunjukkannya dan khusu’ dalam melakukannya. Ibnul Qayim berkata: ‘Dzikir nan paling primer dan kegunaan ialah nan sinkron lisan dengan hati dan merupakan dzikir nan telah dicontohkan Rasululloh serta orang nan berdzikir memahami makna dan tujuan kandungannya (Dinukil dari Fiqh Al Ad’iyah wal Azkar hal. 9).
  1. Memperhatikan tujuh adab nan telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya:

Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang nan lalai. ” (Surat Al A’raf:205)

Ayat nan mulia ini menunjukkan tujuh adab krusial dalam berdzikir, yaitu:

  1. Dzikir dilakukan dalam hati, sebab hal itu lebih dekat kepada ikhlas.
  1. Dilakukan dengan merendahkan diri agar terwujud sikap penyembahan nan paripurna kepada Allah Swt.
  1. Dilakukan dengan rasa takut dari siksaan Allah dampak kelalaian dalam beramal dan tak diterimanay dzikir tersebut. Oleh sebab itulah Allah mensifati kaum mukminin dengan firman-Nya:

Dan orang-orang nan memberikan apa nan telah mereka berikan, dengan hati nan takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. ” (Surat Al Mu’minun:60)

  1. Dilakukan tanpa mengeraskan suara, sebab hal itu lebih dekat kepada tafakkur nan baik.
  1. Dilakukan dengan lisan dan hati.
  1. Dilakukan diwaktu pagi dan petang. Memang dua waktu ini memiliki keistimewaan, sehingga Allah sebut dalam ayat ini, ditambah lagi keistimewaan lainnya yaitu keistimewaan nan disampaikan rasulullah dalam sabdanya:

Bergantian pada kalian malaikat di malam dan malaikat di waktu siang. Mereka bertemu diwaktu sholat fajr dan ashr kemudian naiklah malaikat nan mendatangi kalian dan Rabb merreka menanyakan mereka dan Allah lebih tahu dengan mereka: “Bagaimana keadaan hambaKu ketika kamu tinggalkan?” mereka menjawab: ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami datangi mereka dalam keadaan sholat’ “[Hadits riwayat Al Bukhori dalam shohihnya kitab Mawaaqit Ash Sholat bab Fadl Sholat AL Ashr no.522 dan Muslim dalam shohihnya kitab Al Masaajid wa Mawadi’ Al Sholat bab Fadl Sholat Al Fajr wal Ashr wa Muhafadztu ‘Alaihima no. 632).

  1. Larangan lalai dari dzikrullah.


Dzikir Setelah Shalat

Dzikir akan menguatkan seorang muslim dalam ibadah, hati akan terasa tenang dan mudah mendapatkan pertolongan Allah Swt. Dzikir setelah shalat ialah di antara dzikir nan mesti kita amalkan. Seusai shalat tak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar dan bacaan dzikir lainnya.

Dzikir ialah ibadah nan paling mudah namun paling agung dan utama, sebab gerakan lisan ialah gerakan anggota tubuh nan paling ringan dan mudah. Seandainya satu anggota tubuh manusia setiap hari semalam bergerak seukuran gerakan lisannya, tentulah hal itu sangat menyusahkannya sekali, bahkan tak mampu.

Dzikir menghasilkan pahala, keutamaan dan karunia Allah nan tak dihasilkan selainnya, padahal sangat mudah mengamalkannya, sebab gerakan lisan lebih mudah dari gerakan anggota tubuh lainnya. Setelah mengetahui kegunaan dari berdzikir, lalu apa sajakah bacaannya?

Kita sering kali mendengar dzikir dengan bacaan nan berbeda-beda. Berbeda bukan berarti nan satu sahih lalu nan lain salah sebab pada intinya, berdzikir ialah mengingat Allah Swt.

Berikut ini ialah bacaan dzikir setelah shalat . Dimulai dengan membaca istighfar (3 kali). Disambung dengan bacaan-bacaan berikut:

  1. Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraami.
  2. Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syain qadiir.
  3. Allahumma laa maani’a limaa ‘a’thaita walaa mu’thia limaa mana’ta walaa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.
  4. Subhanallah (33 kali)
  5. Alhamdulillah (33 kali)
  6. Allahu Akbar (33 kali)
  7. Laa ilaha illallahu wahdahu laa syariikalahu. Lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli sya’in qodiir
  8. Membaca doa: Allahumma inni a’udzu bika minal bukhli wa a’udzu bika minal jubni wa a’udzu bika min an uradda ilaa ardzalil umri wa a’udzu bika min fitnatid dunya wa a’udzu bika min adzaabil qabri. Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika.
  9. Membaca ayat Kursi (QS. Al-Baqarah ayat 255).

Demikianlah pembahasan singkat mengenai dzikir setelah shalat, semoga kita senantiasa menjadi umat nan tak pernah meninggalkan dzikir setelah shalat. Aamiin.